Pendidikan anti korupsi merupakan pendekatan strategis dalam membangun karakter dan integritas generasi muda sejak jenjang sekolah menengah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru SMA mengenai konsep dan implementasi pendidikan antikorupsi melalui kegiatan sosialisasi interaktif. Metode yang digunakan adalah desain one-group pretest-posttest dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Peserta kegiatan adalah guru SMA di wilayah Surakarta yang mengikuti pelatihan yang melibatkan ceramah interaktif, studi kasus, dan pemanfaatan teknologi seperti chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) sebagai media evaluasi. Hasil pre-test menunjukkan bahwa sebagian besar guru berada pada kategori belum memahami atau kurang memahami. Setelah kegiatan, terjadi peningkatan signifikan: kategori “sangat memahami” naik dari 10% menjadi 53%, sementara kategori “tidak memahami” turun dari 33% menjadi 7%. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif yang disertai teknologi dan diskusi etis dapat mendorong pemahaman yang lebih baik. Kegiatan ini memperkuat urgensi penguatan kapasitas guru sebagai agen pembentukan nilai, sejalan dengan tujuan Indonesia Emas 2045 dan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 16 tentang institusi yang adil dan berintegritas.