ABSTRAK Penulisan ini mengangkat tentang fenomena populernya kembali musik lawas Indonesia 1977—1980, khususnya musik dari Gank Pegangsaan. Kelompok Alunan Nusantara sebagai agen yang berperan dalam mempopulerkan kembali musik lawas Indonesia menjadi objek dari Penulisan ini. Selanjutnya, kelompok ini disesuaikan dengan konsep habitus, disertai analisis berdasarkan teori nostalgia. Penulisan ini merupakan Penulisan kualitatif dengan metode observasi partisipasi, wawancara, dan studi pustaka. Penulisan ini menghasilkan simpulan bahwa: 1) Alunan Nusantara menularkan selera musik Indonesia 1977—1980 lewat konten instagram yang menarik, 2) orang tua dari masing- masing aktor Alunan Nusantara berperan penting dalam membagikan nostalgia, 3) musik Indonesia 1977—1980, yaitu Gank Pegangsaan, merupakan puncak kreativitas musik Indonesia. Hal ini dapat diketahui lewat syair dan aransemen musiknya yang berbeda dari musik Indonesia pada umumnya saat itu serta banyak terpengaruh dari elemen musik rok progresif. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi aktor Alunan Nusantara. Kata kunci: Alunan Nusantara, Nostalgia, Selera Musik, Rok Progresif, Habitus Selera ABSTRACT This research talks about the phenomenon of the re-popularity of 1977—1980 Indonesian music, especially the music of Gank Pegangsaan. The Alunan Nusantara group as an agent that plays a role in the re-popularization of this music is the main object of this research. Afterwards, this group is adjusted to the concept of habitus, and analyzed with nostalgia theory. This research is a qualitative research with some method, such as participatory observation, interview, and literature study. The concludes from this research is: 1) Alunan Nusantara introduce 1977—1980 Indonesian musical tastes through interesting Instagram content, 2) the parents of each Alunan Nusantara’s actor played an important role in sharing their nostalgia, 3) Indonesian music from 1977—1980, namely Gank Pegangsaan, is the peak of creativity of Indonesian musi. This can be seen through the lyrics and musical arrangements, which are different from Indonesian musics in general at that time and are heavily influenced by progressive rock’s element. This is the main attraction for Alunan Nusantara actors Key words: Alunan Nusantara, Nostalgia, Musical Taste, Progressive Rock, Taste Habitus