Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan

Analisis Pengaruh Kepuasan Atas Pelayanan Dokter Terhadap Minat Kunjungan Ulang (Studi Pada Pasien Umum Di Instalasi Rawat Jalan RSUD A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung) Nita Sahara
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2016): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.021 KB) | DOI: 10.33024/.v3i2.739

Abstract

Background: a number of patient with personal payment was only 10% of overall visitation in 2014. Pre survey of 33 respondents in Rsud A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung in may 2015, showed that 60% of patients did not interest to re-visit and 65% of them were not satisfied with the doctor services. The aim of this research was to obtain the influence of satisfaction with doctor services to revisit interest in ambulatory care of Rsud A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung 2015.Methods: quantitative analytic with cross sectional approach. The study was conducted at the ambulatory care patients. Sample of the research was 178 people taken by using accidental sampling based on the inclusion and exclusion criteria. The data analysed with univariate, bivariate by chi square test, and multivariate by logistic regression test.Results: the percentage of patients most satisfied with the technical medical doctors (57.9%), attitude of doctors (54.5%), the delivery of information by doctor (51.7%), timeliness of care doctor (52.8%), and availability time consulting doctor (55.1%) and 56.7% interest in visiting again. There were influence from satisfaction for services provided doctor to patient revisit interest in ambulatory care of rsud a dadi tjokrodipo bandar lampung 2015, with variable satisfaction of attitude doctor most influence to patient revisit interest (OR = 2.759). Suggestion: the management called on doctors to cultivate smiles, greetings and arrive on time in providing services and facilitate the training of the doctor-patient personality.
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN 2 JAM POSTPRANDIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. H. ABDOEL MOELOEK Rina Kriswiatiny; Nita Sahara
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 4 (2014): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.692 KB) | DOI: 10.33024/.v1i4.685

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok metabolik dengan karakteristik hiperglikemiayang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penyakit jantung koroner adalahpenyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner, pada umumnya disebabkan olehproses aterosklerosis (98%), sisanya oleh spasme koroner (2%). Kurang lebih 75% pasien diabetes akhirnyameninggal akibat penyakit jantung. Angka kejadian penyakit jantung koroner pada diabetes melitus berkisarantara 45% - 70%. Aterosklerosis koroner ditemukan pada 50-70% penderita diabetes. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandialpada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian penyakit jantung koroner.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan menggunakan pendekatan casecontrol study. Populasi penelitian adalah seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. H. AbdoelMoeloek pada bulan Januari – Desember 2012 sebanyak 525 orang. Sampel sejumlah 100 orang. Pengumpulandata menggunakan data sekunder yaitu rekam medis. Analisa data univariat menggunakan persentase danpengolahan data bivariat dengan chi square.Hasil: Penderita diabetes melitus tipe 2 memiliki yang kadar glukosa darah puasa baik (80-<100) adalah14responden, 25 responden memiliki kadar glukosa darah puasa sedang (100-125) dan 61 responden memilikikadar glukosa darah puasa buruk (≥126). Penderita diabetes melitus tipe 2 yang memiliki kadar glukosa darah 2jam postprandial baik (80-144) adalah 2 responden, 23 responden memiliki kadar glukosa darah 2 jampostprandial sedang (145-179) dan 75 responden memiliki kadar glukosa darah 2 jam postprandial buruk(≥180).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengankejadian penyakit jantung koroner (p-value 0,03) dan juga terdapat hubungan antara glukosa darah 2 jampostprandial pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian penyakit jantung koroner (p-value 0,009).
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DOKTER TERHADAP KEPUASAN PASIEN BPJS DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 Elitha M Utari; Nita Sahara
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 3 (2015): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.373 KB) | DOI: 10.33024/.v2i3.709

Abstract

Salah satu bentuk pelayanan yang mempengaruhi kepuasanpasien di rumah sakit adalah pelayanan dokter. Kemampuan rumah sakit dalammemenuhi kebutuhan pasien dapat diukur dari tingkat kepuasan pasien.Penelitianini bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan dokter terhadapkepuasan pasien BPJS di Ruang rawat Inap Bedah RSUD Dr. H. Abdul MoeloekProvinsi Lampung tahun 2015.Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenispenelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional.Subjek padapenelitian ini adalah seluruh pasien Ruang rawat Inap Bedah RSUD Dr. H. AbdulMoeloek Provinsi Lampung. Sampel dalam penelitian ini menggunakan totalpopulasi sebesar 318 orang. Pengumpulan data dengan menggunakankuesioner.Analisa data yang digunakan adalah uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan daya tanggap pelayanan dokter dalamkategori baik 155 orang (48,7%), Jaminan pelayanan dokter dalam kategori baik192 orang (60,4%), Kehandalan pelayanan dokter dalam kategori baik 173 orang(54,4%), Empati dokter dalam kategori baik 181 orang (56,9%), bukti fisikpelayanan dokter dalam kategori baik 189 orang (59,4%), responden, yang puasdengan pelayanan dokter 123 orang (38.7%),Kesimpulan: Ada hubungan daya tanggap (p value 0,000 OR 5,8), jaminan (pvalue 0,000 OR 5,7), kehandalan (p value 0,000 OR 10,9), empati (p value 0,000OR 2,8), bukti fisik (p value 0,000 OR 11,2) pelayanan dokter terhadap kepuasanpasien BPJS di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD dr. H .Abdul Moeloek ProvinsiLampung tahun 2015. Saran bagi rumah sakit agar dapat meningkat mutupelayanan kesehatan terutama di poliklinik penyakit dalam, dari setiap aspekterutama bagian yang dianggap pasien kurang baik.
GAMBARAN KLINIS KANKER PROSTAT DAN BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA (BPH) PADA PASIEN RETENSI URIN DI RSUD DR. H ABDUL MOELOEK – BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Andi Siswandi; Nita Sahara
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2015): Volume 2 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.307 KB) | DOI: 10.33024/.v2i2.701

Abstract

Prostate cancer and benign prostate hyperplasia (BPH) include in world health problemsdue to incidence and mortality. Urine retention is symptom of. Clinical overview ofprostate cancer and benign prostate hyperplasia is needed to identify causes of urineretention. The objective of the study was to know the clinical overview of prostate cancerand benign prostate hyperplasia at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital of BandarLampung in 2014.This was a descriptive study done on patients of prostate cancer and benign prostatehyperplasia at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital of Bandar Lampung in 2014.There were 162 respondents consisting 156 (96.3%) BPH cases and 6 (3.7%) prostatecancer. Urine retention was found on either BPH or prostate cancer. The findingrevealed that 60 to 69 year age group had the highest incidences, 3 cases (66.6%), whichclinical overviews were straining (100%), low urine flow (50%), intermittency (66.7%),unreleased (50%), nocturia (66.7%), urgency (50%) and hematuria (66.7%). On theother side, BPH patients in 60 to 69 age group were amounting to 55 cases (35.2%)which clinical overviews were straining (70.5%), low flow urine (64.1%), intermittency(60.9%), unreleased (55.1%), nocturia (57%), urgency (55.8%) and hematuria (50.7%).
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSI S PARU DENGAN TINGKAT KEPATUH AN MEMINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKES MAS KERTAMUKTI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT TAHUN 2016 Ade Utia Detty; Nita Sahara; Genoneva Gesta m
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 3 (2016): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.476 KB) | DOI: 10.33024/.v3i3.748

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis menular yang di sebabkan olehmycobacterium tuberculosis, bakteri ini mempunyai basil yang sangat tipis berukuran 3x0,4 mm,bakteri ini mempunyai basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untukmengobatinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Tingkat PengetahuanTentang Penyaki Tuberkulosis Paru Dengan Tingkat Kepatuhan Meminum Obat Pada PasienTuberkulosis Paru .Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectionalPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TB Paru Puskesmas Kertamukti. Analisis datadilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji korelasi spearman) dengan jumlah sampel115 menetapkan kriteria inklusi dan eksklusiHasil : Hasil Uji Univariat menunjukan disribusi frekuensi karakteristik responden lebih banyakberjenis kelamin perempuan (54,8%), berusia > 60 tahun (49,6%), memiliki pendidikan terakhirsmp/setara (40%) dengan pekerjaan swasta (36,5%). Uji Bivariat menunjukan hubungan yangsignifikan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan meminum obat TB Paru di Puskesmas Hasil inisesuai dengan hipotesis awal peneliti berupa HA diterima HO ditolak. Sebagian responden sudahmemiliki tingkat pengetahuan yang baik diikuti pula dengan perilaku yang positif berupa kepatuhandan menjalankan minum obat, namun sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuancukup dinyatakan tidak patuh dalam menjalankan obat.Kesimpulan : Simpulan pada penelitian ini yaitu bahwa ada hubungan Tingkat PengetahuanTentang Penyaki Tuberkulosis Paru Dengan Tingkat Kepatuhan Meminum Obat Pada PasienTuberkulosis Paru. Dengan nilai p=<0,05 dan kekuatan korelasi (0.611)