Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Surakarta adalah lembaga dakwah, pendidikan dan sosial yang berdiri sejak tahun 1970. Saat ini, Majlis Tafsir Al-Qur’an memiliki 132 perwakilan dan 471 cabang di Indonesia. Meski mengalami pertumbuhan yang signifikan, MTA juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk penolakan dari kalangan sebagian masyarakat yang tidak sejalan dengan paham puritanisme yang dianut MTA. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi komunikasi para da’i MTA dalam mempertahankan paham puritanisme beragama. Penelitian ini menggunakan teori strategi komunikasi dari Anwar Arifin (1994) yang terdapat empat aspek penting dalam dakwah, yakni mengenal khalayak, menyusun pesan, memilih metode dan media yang tepat. Hail penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi da’i di MTA terbukti efektif dalam menjaga eksistensinya. Para da’i menggunakan pendekatan personal, media sosial, serta tafsir yang kontekstual untuk menyampaikan pesan dakwah. Majlis Tafsir Al-Qur’an juga aktif dalam memanfaatkan media massa seperti radio dan televisi guna untuk memperluas jangkauan dakwah. Kesimpulannya, komunikasi yang dibangun seorang da’i berhasil dalam menumbuhkan kepercayaan jamaah dan dapat memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai Islam yang diyakini. Penelitian ini menegaskan bahwa strategi komunikasi yang tepat dapat berperan penting dalam mempertahankan paham keagamaan di tengah-tengah perubahan sosial yang dinamis.