Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK MINIHYDRO SISTEM TRANSMISI AIR BAKU PDAB UNIT BREGAS Rezagama, Arya; Hadiwidodo, Mochtar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.658 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i1.28-33

Abstract

Distribusi pelayanan listrik di Indonesia hingga kini masih belum merata. Banyak desa-desa di pegunungan  yang  masih  terbatas  dalam  mengakses pasokan  listrik.  Salah  satu  alternatif solusinya  ialah  dengan  memanfaatkan beda  ketinggian  sistem  perpipaan  transmisi  air  baku. Jaringan  transmisi PDAB  Tirta  Utama  Jateng  Unit  Bregas  teridiri  atas  tiga  jalur perpipaan meliputi  jalur  Eksisting,  Bregas  I,  dan  Bregas  II  memiliki  34 Bak  Pelepas  Tekan  yang  bisa ditanamkan Pembangkit Listrik Minihydro. Survei lapangan dilakukan dari mata air hingga lokasi Reservoir  Yamansari menggunakan  GPS.  Pengukuran  debit  aliran  pipa  menggunakan alat Ultrasonik  Flowmeter.  Analisis  hidrolika  perpipaan  dihitung  dengan formula  Hazen-Williams. Alternatif lokasi terbaik yang akan dimanfaatkan potensinya sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro/minihidro adalah ruas perpipaan BPT III A – BPT III B pada jalur Bregas I dengan potensi daya yang dihasilkan 434,24 kW, kemudian ruas perpipaan Chamber Kalibakung – BPT III A pada jalur Bregas I dengan potensi daya yang dihasilkan 303,71 kW. Kondisi jalur Bergas II  masih  belum  optimal  dimana  debit  yang  beroperasi sekarang  hanya  150  l/det  dapat ditingkatkan  menjadi  250  l/det.  Ruas perpipaan  BPT  6  –  BPT  7  pada  jalur  Bregas  II  dengan potensi  daya yang dihasilkan  227  kW.  Sedangkan  sistem  Bergas  Eksisting tidak direkomendasikan  untuk  PLTM  karena  kondisi  pipa  yang  sudah  buruk dan  kehandalan  debit yang kurang baik dari sumbernya.
PENERAPAN TEKNOLOGI BIODRYING DALAM PENGOLAHAN SAMPAH HIGH WATER CONTENT MENUJU ZERO LEACHATE Purwono, Purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Rezagama, Arya
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 13, No 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.179 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v13i2.75-80

Abstract

Pada tahun 2025, Indonesia diperkirakan akan menghasilkan sampah sebanyak 130.000 ton/hari. Sebagian besar sampah masih menjadi sumber penyebab polusi dan berpotensi mengurangi sumber air bersih. Jumlah limbah makanan relatif tinggi (> 60%) dan lainnya merupakan sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, gelas, dan logam. Tetapi limbah makanan tidak dapat dilakukan daur ulang maupun sortir karena mengandung kadar air sangat tinggi hingga 74,5%. Limbah ini sangat berpotensi menghasilkan pencemar berupa lindi (leachate). Biodrying pengolahan sampah diharapkan mampu mengurangi volume lindi. Penambahan aerasi pada proses biodrying hanya menghasilkan lindi sebesar 1.279,5 ml dengan debit 3 liter/menit sedangkan tanpa aerasi menghasilakn lindi lebih banyak sebesar 1.607,5 ml. Suhu kompos tertinggi terjadi pada hari kedua mencapai 34 oC. Setelah hari keenam semua reaktor menunjukkan grafik kenaikan dan penurunan suhu sampah yang realtif seragam. Nilai pH berkisaran antara 6,09-8,88 dan nilai COD akhir pada reaktor kontrol tanpa aerasi sebesar 14.116,67 mg/l sedangkan COD paling rendah sebesar 13.360 mg/l yang dihasilkan dari reaktor dengan debit 2 l/m. Tujuan mencapai zero lechate belum tercapai tetapi proses biodrying mampu mengurangi volume lindi yang dihasilkan.
PENGOLAHAN AIR LINDI TPA JATIBARANG MENGGUNAKAN FENTON (H2O2 – Fe) Rezagama, Arya; purwono, purwono; Hadiwidodo, Mochtar; Yustika, Mia; Prabowo, Zuhda Nur
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 14, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.856 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v14i1.30-36

Abstract

Pembuangan lindi ini berpotensi mencemari lingkungan dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Air lindi TPA Jatibarang dikategorikan sebagai lindi tua karena telah berusia lebih dari 10 tahun dengan nilai COD sebesar 4000 mg/l. Pengolahan lindi menggunakan proses fenton bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan kadar BOD, COD, warna di dalam lindi.  Variasi penelitian meliputi jumlah penambahan H2O2, dan Fe2O3. Reaksi penelitian menggunakan kolom batch yang diaduk menggunakan stirer. Pengolahan air lindi menggunakan fenton menunjukkaan hasil yang cukup baik dalam munurunkan beban limbah organik. Hal ini nampak secara jelas dari penguraian warna berkurang dari 3800 ptco dan 750 ptco. Pada pengolahan fenton Pada dosis Fe/H2O2 sebesar 1,14 gr dan 3,8 ml, penurunan warna yang paling signifikan mencapai 82% sebesar 140 ptco pada waktu proses 2 jam. fluktuasi penyisihan pada penurunan nilai COD. Proses fenton menunjukkan bahwa waktu pengolahan cukup mempengaruhi efisiensi penurunan parameter COD. Pada proses fenton terjadi presentase penurunan hingga 56 % pada 240 menit pada variasi 0,38 gr FeSO4 dan 3,8 ml H2O2. Beban organik yang ditunjukan dengan COD pada lindi awal berkisar 3800 mg/l kemudian di koagulasi flokulasi menjadi 2700 mg/l dan ketika di lakukan proses fenton berakhir pada 1000 mg/l untuk hasil terbaik Fluktuasi penurunan COD pada menit 60 hingga 180. Hasil pengolahan belum dapat memenuhi baku mutu air lindi pada yang terlampir pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor: 5 Tahun 2012. Namun, penguraian beban organik dan peningkatan rasio BOD/COD pada proses fenton dapat mengoptimalakan pengolahan biologi IPL eksisting berupa kolam oksidasi dapat berjalan dengan baik.
ANALISIS PENGOLAHAN AIR TERPRODUKSI DI WATER TREATING PLANT PERUSAHAAN EKSPLOITASI MINYAK BUMI (STUDI KASUS: PT XYZ) Andarani, Pertiwi; Rezagama, Arya
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 12, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.333 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v12i2.78-85

Abstract

The exploration and production process of oil and its supporting operations always generates wasteas by-product. If they are uncontrolled, it might decrease the environmental quality. Thus, it isnecessary to manage and treat the waste in order to meet the regulation standard of quality andquantity. PT XYZ is an energy company, particularly oil and gas production, which its productionactivity generate a large amount of waste as well as produced water. Thus, PT XYZ must havefacilities or produced water handling plant which could minimize pollution caused by produced water.PT XYZ already has a system of produced water handling with recycling principle. After oil and waterseparation including water treating at Water Treating Plant (WTP), produced water will be used forsteam injection. This is the part of enhanced oil recovery by steam flooding in Duri Field. Besides,produced water could be used as backwash water at WTP, that is Oil Removal Filter (ORF) and WaterSoftener, which is called brine water. If the produced water and brine water is over load the capacity ofoil enhanced recovery injection, it might be disposed through injection to Disposal Well and there arecertain condition that produced water should be discharged into canal. The objective f this study is toanalyze the performance of a water treating plant in PT XYZ. Water Treating Plant is a facility fortreating produced water. Basically, WTP is on good condition and each unit has high efficiency forseparating oil and water (60-99%). Horizontal velocity at pit #A of API Separator was larger than thedesign criteria. In addition, Water Softeners have efficiency until 99% for the hardness.
PENENTUAN VARIASI RASIO C/N OPTIMUM SAMPAH CAMPURAN (DEDAUNAN DAN SISA MAKANAN) TERHADAP KINERJA COMPOST SOLID PHASE MICROBIAL FUEL CELLS (CSMFC) Lucitawati, Erika; Rezagama, Arya; Samudro, Ganjar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.859 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i2.100-105

Abstract

Rasio C/N merupakan salah satu faktor penting pada proses pengomposan dan produksi listrik dalam compost solid phase microbial fuel cells (CSMFC). Rasio C/N menggambarkan nutrisi yang tersedia bagi mikroorganisme dalam CSMFC. Besarnya nilai rasio C/N yang terdapat dalam substrat yang digunakan mempengaruhi kinerja CSMFC. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai rasio C/N yang optimum terhadap kinerja CSMFC. Variasi nilai rasio C/N yang digunakan yaitu 30:1, 40:1 dan 50:1. Kadar air diatur pada 60 %. Penelitian dilakukan secara batch selama 23 hari. Parameter yang diujikan berupa suhu, pH, kadar C Organik, N total, P total, K total, rasio C/N, power density, dan Coulombic efficiency. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja CSMFC yang optimum terdapat dalam reaktor dengan rasio C/N 30:1 dengan nilai suhu, pH, kadar C Organik, N total, P total, K total, power density, dan Coulombic efficiency secara berturut-turut sebesar 7,1, 27,5 OC, 20,31%, 1,63%, 0,19%, 0,21%, 12,47, 48,02 mW/m2 dan 0,19%.
Pemodelan Beban Pencemar Non-Point Source Sungai Premulung Segmen Kota Surakarta Rezagama, Arya; N, Arief Laila; A, Affifah Nadya; Setiawati, Lia
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.27 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i1.36-45

Abstract

Sungai Premulung Kota Surakarta mendapatkan beban pencemaran dari sumber pencemaran tidak terpusat seperti limbah domestik dan limbah UKM limbah batik. Kualitas air sangat di pengaruhi oleh kondisi daerah aliran sungai di mana penelitian hubungan antara tata guna lahan dan kualitas sungai masih jarang di aplikasikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengenalisa besaran beban pencemaran serta membandingkan secara spasial antara wilayah DAS premulung segmen Kota Surakarta. Survei kualitas air dilakukan dengan melakukan sampling 10 titik sepanjang sungai. Analisa spasial penggunaan lahan hasil dijitasi GIS citra Surakarta diolah dalam model BASIN-PLOAD. Berdasarkan hasil uji laboratorium nilai COD, Nitart, Fosfat maupun tembaga, hampir keseluruhan segmen sungai masih dibawah baku mutu Kelas IV menurut  PP no. 82 tahun 2001. Hasil model munjukkan penataan ruang memiliki korelasi yang sangat erat terhadap jumlah beban pencemaran yang masuk menuju sungai. Beban pencemar sumber bukan terpusat akan berhubungan lurus dengan luas wilayah dan area terbagun. Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan memempati urutan teratas dalam jumlah sumber pencemar dengan nilai 95 kg/tahun untuk CU, 1.097 kg/tahun untuk phosphat, 534 kg/tahun untuk nitrat dan 2.042 kg/tahun untuk COD kemudian diikuti Kelurahan Sondakan, Karangasem, dan Purwosari. Prioritas pengelolaan lingkungan Kota Surakarta dapat dibuat berdasarkan nilai beban pencemarannya.
STUDI OPTIMASI TAKAKURA DENGAN PENAMBAHAN SEKAM DAN BEKATUL Rezagama, Arya; Samudro, Ganjar
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 12, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.958 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v12i2.66-70

Abstract

Teknik pengomposan keranjang takakura telah banyak digunakan oleh rumahtangga di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Pada sisi operasional terdapat kendalameliputi menurunnya efektifitas kinerja penguraian sampah organik sehingga seringterjadi kegagalan proses. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara sederhana dalammeningkatkan kinerja porses pengomposan metode takakura. Secara garis besar,tahapan penelitian dibagi menjadi tahap persiapan, tahap pengomposan, dan tahappengolahan data. Penambahan sekam dan bekatul divariasikan ke dalam lima kotakkeranjang. Inokulum dalam komposter yang digunakan diambil dari keranjang milikmayarakat. Hasil penelitian menunjukkan penambahan sekam dan bekatul pada variasi3. 4, dan 5 belum menunjukkan hasil signifikan dalam meningkatkan kinerja inokulumseperti kotak 1. Temperatur inokulum baru masih di atas temperatur variasi/kotak yanglain. Hal ini disebabkan pada inokulum baru dimungkinkan masih terdapatmikroorganisme aktif serta sisa makanan dan sirkulasi udara yang baik. Namun jikadibandingkan satu persatu, penambahan sekam dan bekatul mampu menaikkantemperatur pada awal penelitian dibanding kotak 2 pada rata-rata proses. Penambahanbekatul dan sekam menyebabkan peningkatan rasio C/N. Namun, peningkatan rasio C/Ntidak serta merta membuat kotak 2, 3, dan 4 memiliki proses degradasi yang lebih baikdaripada inokulum baru yang ditandai dengan temperatur. Kandungan Karbon, Nitrogen,Phospor, dan Rasio C/N keseluruhan kompos matang telah memenuhi standar dalamSNI 19-7030-2004, standar internasional, dan Departemen Pertanian, tetapi masih belumsesuai dengan standar Departemen Pertanian dan PT. PUSRI