Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan

KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SKIN LOTION EKSTRAK ALBUMIN IKAN GABUS (Channa striata) Desya Anjani Hardjata; Romadhon Romadhon; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9638

Abstract

Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang dikenal mengandung protein albumin tinggi. Albumin berperan sebagai bahan pengemulsi dan juga berkontribusi dalam kesehatan kulit. Kemampuan tersebut menjadi dasar penelitian penambahan ekstrak albumin ikan gabus dengan konsentrasi berbeda (0%; 10%; 20%; dan 30%) terhadap formulasi skin lotion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak albumin ikan gabus yang berbeda terhadap karakteristik fisiko-kimia skin lotion dan mengetahui konsentrasi ekstrak albumin ikan gabus terbaik untuk menghasilkan produk skin lotion yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan. Data parametrik (kadar albumin, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, bobot jenis, dan stabilitas emulsi) dianalisa dengan uji ANOVA dan BNJ. Data non-parametrik (hedonik) dianalisa dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney. Ekstrak ikan gabus diperoleh melalui proses pengukusan, pengepressan, dan sentrifugasi memiliki kadar albumin sebesar 3,97 ± 0,53% (mg/ml) dengan nilai rendemen sebesar 20,82 ± 5,15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak albumin ikan gabus dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh (P<0,05) terhadap karakteristik fisiko-kimia skin lotion (kadar albumin, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, bobot jenis, stabilitas emulsi, dan hedonik). Penambahan konsentrasi ekstrak albumin ikan gabus 10% adalah perlakuan terbaik yang menghasilkan karakteristik fisiko-kimia skin lotion yang sesuai mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-4399-1996 dengan nilai hedonik 5,13 ≤ µ ≤ 5,62 (disukai oleh panelis), kadar albumin 1,44 %; pH 7,57; viskositas 4452 cP; daya sebar 5,24-6,22 cm; daya lekat 4,51 s; bobot jenis 0,98 g/ml; dan stabilitas emulsi 100%.
PENAMBAHAN GUM ARAB DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN SENYAWA VOLATIL BUBUK RUSIP IKAN TERI (Stolephorus sp.) Susianti Susianti; Ulfah Amalia; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.8083

Abstract

Rusip merupakan produk fermentasi ikan dengan menggunakan bahan baku ikan yang berukuran kecil seperti ikan teri  dan memiliki aroma manis khas yang berfungsi sebagai bumbu masakan. Pengolahan rusip menjadi bubuk mengakibatkan komponen senyawa volatil dapat hilang sehingga diperlukan bahan untuk melindunginya salah satunya gum arab. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan gum arab terhadap senyawa volatil bubuk rusip dan mengetahui kandungan senyawa volatil yang terdapat pada bubuk rusip. Penelitian ini bersifat experimental laboratories model Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi gum arab yang berbeda yaitu 0%, 2,5%, 5% dan 7,5% dengan 3 kali pengulangan. Data parametrik (kadar asam glutamat, kadar protein dan kadar air) dianalisa menggunakan Anova BNJ, sedangkan data non parametrik (hedonik) menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil Anova BNJ menunjukkan gum arab berpengaruh terhadap bubuk rusip (P<5%) terhadap kadar asam glutamat, kadar protein dan kadar air. Penambahan gum arab terhadap senyawa volatil bubuk rusip berpengaruh terhadap kemunculan puncak dan area terbesar yaitu 62,51%. Senyawa volatil bubuk rusip dengan penambahan gum arab memberikan hasil yang lebih tinggi dengan kandungan senyawa volatil yang berasal dari golongan hidrokarbon, ester dan beberapa golongan lain seperti nitrogen. Hasil pada bubuk rusip dengan penambahan gum arab 5% merupakan perlakuan terbaik dengan kadar asam glutamat 13,44±0,06 mg, kadar protein 27,29±0,28% dan kadar air 8,24±0,03%. Tingkat penerimaan panelis terhadap bubuk rusip paling disukai pada konsentrasi 5% dengan rata-rata 8,10±0,48.
KARAKTERISTIK FISIKO KIMIA BAKSO IKAN RUCAH DENGAN PENAMBAHAN TRANSGLUTAMINASE PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA Herbudhi Cahyo Nugroho; Ulfah Amalia; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6746

Abstract

Banyak industri skala kecil menggunakan daging ikan campuran untuk menekan biaya produksi dalam pembuatan bakso ikan. Penggunaan daging ikan campuran akan menghasilkan kualitas bakso ikan yang bervariasi tergantung pada jenis daging yang digunakan. Penambahan bahan tambahan pangan yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan karakteristik dari bakso ikan yang dihasilkan. Salah satunya adalah penggunaan transglutaminase (TGase). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi transglutaminase terhadap karakteristik fisiko kimia bakso ikan dari ikan rucah. Konsentrasi transglutaminase yang digunakan adalah 0%, 0,3%, 0,6%, dan 0,9%. Pengujian bakso ikan yang dilakukan meliputi uji hedonik, kadar air, kekuatan gel, mikrostruktur bakso ikan, dan sodium dodecyl sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis. Penelitian ini bersifat experimental laboratories dengan model rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan konsentrasi transglutaminase yang berbeda dan dilakukan tiga kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan analysis of variance dan dilakukan uji beda nyata jujur jika ada interaksi antara perbedaan konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik penambahan TGase adalah penambahan TGase 0,9%, menghasilkan bakso ikan yang memiliki kadar air sebesar 64,68% dan paling disukai panelis dengan nilai kekuatan gel yang dihasilkan sebesar 750,734 g.cm. Pengamatan mikrostruktur bakso ikan menunjukkan semakin tingginya konsentrasi trangslutaminase yang ditambahkan, porositas pada bahan semakin berkurang. Pengujian sodium dodecyl sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis menunjukkan protein utama yang terdapat dalam bakso ikan adalah aktin dan Myosin Heavy Chain dengan berat molekul masing-masing 43 kDa dan 205 kDa. Penambahan transglutaminase dengan konsentrasi yang berbeda pada bakso ikan rucah memberikan pengaruh terhadap hedonik, kadar air, mikrostruktur, dan meningkatkan kekuatan gel.
PENAMBAHAN NANOKALSIUM DARI JENIS TULANG IKAN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS ANALOG DARI TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinacea) DAN TEPUNG Gracilaria verrucosa Saela Rohmah; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6741

Abstract

Tulang ikan merupakan limbah perikanan dengan jumlah yang mencapai 15% dari berat tubuh ikan. Tulang ikan mengandung unsur penyusun tulang berupa kalsium, dan fosfor. Kalsium hanya dapat terabsorpsi dengan baik apabila diubah dalam bentuk mikro. Tulang ikan sebagai sumber kalsium dapat diubah menjadi nanokalsium agar penyerapan pada tubuh menjadi maksimal. Penambahan nanokalsium dapat dilakukan pada beras analog sebagai salah satu pangan fungsional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penambahan nanokalsium dari jenis tulang ikan yang berbeda terhadap kandungan kalsium pada beras analog. Proses pembuatan beras analog dilakukan dengan penambahan nanokalsium dari tulang ikan swanggi, bawal, mujair, kemudian ditambahkan tepung umbi garut dan tepung Gracilaria verrucosa yang dapat menambah kadar serat pada beras analog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan nanokalsium tulang ikan bawal (5%) mempunyai kadar kalsium tertinggi sebesar 1,68 ± 0.03 %, kadar air terendah, 9,73 ± 0.01%, kadar protein tertinggi 1,64 ± 0.01 %, kadar lemak terendah 0,26 ± 0.03 %, dan kandungan asam amino terbanyak pada asam glutamat dan asam aspartat. Uji hedonik yang diperoleh dengan selang kepercayaan 95% adalah 4.36 < μ < 4.61 sehingga dapat disimpulkan bahwa nasi analog yang dihasilkan disukai panelis dengan karakteristik warna nasi cokelat, bau spesifik, tekstur pulen, dan rasanya hambar.
PENGARUH PENGEMASAN VAKUM DAN NON VAKUM TERHADAP KUALITAS BEKASAM INSTAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Novita Nur Wahyuni; Laras Rianingsih; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.11445

Abstract

Bekasam merupakan hasil fermentasi secara tradisional dari ikan air tawar yang ditambahkan garam dan karbohidrat. Bekasam harus segera diolah dan dikonsumsi karena memiliki masa simpan yang cukup pendek. Bekasam instan merupakan inovasi bekasam yang diolah dengan cara pengovenan sehingga lebih tahan lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengemasan secara vakum dan non vakum terhadap kualitas bekasam instan ikan mas selama penyimpanan suhu ruang. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Perlakuan meliputi pengemasan secara vakum dan non vakum serta lama penyimpanan (minggu ke- 0, 1, 2, 3) tiga kali ulangan. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan jika sig < 0,05 dilanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekasam dengan kemasan non vakum  sudah tidak layak konsumsi pada minggu ke-2 dengan  nilai hedonik 5,68 ± 0,47; kadar air 50,86 ± 1,55; kadar protein 32,13 ± 2,14; pH 5,4 ± 0,05; TVBN 66,63 ± 2,21; TPC (log CFU/g)  7,32 ± 0,09. Bekasam dengan kemasan vakum sudah tidak layak konsumsi pada minggu ke-3 dengan nilai hedonik 5,56 ± 0,47; kadar air 43,68 ± 0,34; kadar protein 33,13 ± 0,77; pH 5,25 ± 0,05; TVBN 64,15 ± 1,37; TPC (log CFU/g) 6,84 ± 0,09.
PENAMBAHAN ANTI KEMPAL MAGNESIUM KARBONAT (MgCO3) TERHADAP KARAKTERISTIK FLAVOR LEMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) Fina Aprelya Nur Fajri; Sumardianto Sumardianto; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13148

Abstract

Rajungan merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Peningkatan jumlah pengolahan rajungan mengakibatkan terjadinya peningkatan limbah salah satunya lemi. Lemi memiliki jumlah protein yaitu 15,65% yang tersusun dari asam amino. Satu asam amino tersebut yaitu asam glutamat yang memberikan rasa umami dalam flavor makanan. Flavor bubuk memiliki sifat higroskopis sehingga mudah mengalami penggumpalan. Salah satu cara untuk mencegah penggumpalan dengan penambahan anti kempal. Anti kempal adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah mengempalnya produk pangan yang ditambahkan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan anti kempal magnesium karbonat terhadap karakteristik flavor lemi rajungan. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratoris menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penambahan anti kempal magnesium karbonat yaitu 0%, 0,5%, 1% dan 1,5% dengan 3 kali ulangan. Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan penambahan anti kempal magnesium karbonat berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar protein, kadar asam glutamat dan kelarutan pada flavor bubuk lemi rajungan. Penambahan anti kempal magnesium karbonat 1,5% memberikan hasil terbaik untuk rendemen 33,03%, nilai asam glutamat 28,80%, nilai kadar protein 57,03%, dan nilai kadar air 7,33%. Konsentrasi anti kempal magnesium karbonat 0% menghasilkan nilai kelarutan terbaik 73,20% dan bubuk flavor lemi rajungan ini memiliki aroma, rasa, kenampakan dan tekstur yang disukai panelis dengan selang kepercayaan 8,13 < μ < 8,35.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT DARI PEDA DENGAN JENIS IKAN BERBEDA TERHADAP E. coli DAN S. aureus Mukti Nur Hamidah; Laras Rianingsih; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6742

Abstract

Peda adalah produk fermentasi setengah basah berbahan baku ikan dengan penambahan garam. Peda bisa dibuat dari berbagai jenis ikan yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Bakteri Asam Laktat yang tumbuh pada peda memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam produk perikanan yaitu E. coli dan S. aureus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi BAL dari peda dengan jenis ikan berbeda dan mengetahui aktivitas antibakterinya terhadap E. coli dan S. aureus. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan yaitu dengan perbedaan bahan baku dengan tiga kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan uji sidik ragam (ANOVA), apabila hasilnya berbeda nyata maka dilanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji TPC peda ikan Layang 4,29×102 CFU/g; peda ikan Petek 1,21×104 CFU/g; dan peda ikan Buntal 2,57×103 CFU/g. Hasil uji morfologi, uji pewarnaan gram bakteri dan uji katalse yang dihasilkan dari 15 isolat BAL adalah 14 isolat berbentuk bulat, bewarna ungu (positif), katalase negatif, sedangkan satu isolat berbentuk bulat, bewarna merah (negatif), katalase positif. Hasil zona hambat yang dihasilkan dari isolat BAL peda ikan Layang, Petek, dan ikan Buntal terhadap bakteri E. coli berkisar 2,68±0,23 mm sampai dengan 4,35±0,22 mm sedangkan S. aureus 2,52±0,20 mm sampai dengan 5,92±0,43 mm. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan bahan baku pada pembuatan peda tidak berpengaruh nyata terhadap hasil zona hambat bakteri E. coli dan S. aureus.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA TERHADAP LEMAK PADA TERASI UDANG REBON (Acetes sp.) DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA Putri Islami; Laras Rianingsih; Sumardianto Sumardianto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.12873

Abstract

Shrimp paste atau terasi merupakan salah satu produk olahan tradisional yang terbuat dari udang yang difermentasi. Salah satu masalah pada penurunan mutu produk terasi adalah terjadinya oksidasi lemak. Penambahan gula pada fermentasi diharapkan dapat meningkatkan senyawa antioksidan yang dihasilkan dari reaksi Maillard. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gula terhadap perubahan lemak selama penyimpanan pada terasi udang rebon. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental laboratories dengan pola percobaan faktorial 2x3 dan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan penambahan konsentrasi gula (0% dan 10%) dan lama fermentasi (0 hari, 30 hari, dan 90 hari). Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Berdasarkan hasil yang diperoleh konsentrasi gula 10% memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air dan angka iod, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar lemak dan fenol. Lama fermentasi memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air dan fenol, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar lemak. Hasil menunjukan bahwa uji kadar air terbaik pada perlakuan gula 10% dengan lama fermentasi 0 hari sebesar 44,06%; uji kadar lemak terbaik pada perlakuan gula 10% dengan lama fermentasi 30 hari sebesar 7,10%; uji kadar fenol terbaik pada gula 0% dengan lama fermentasi 90 hari sebesar 1,36%; dan angka iod terbaik pada gula 0% dengan lama penyimpanan 30 hari sebesar 10,14 mg/g.
OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PENGERINGAN NORI BERBAHAN BAKU Ulva lactuca DAN Gelidium sp. DENGAN PENAMBAHAN PERISA BUBUK KEPALA UDANG MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Putra Aldi Pramudya; Akhmad Suhaeli Fahmi; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13708

Abstract

Nori adalah produk pangan olahan rumput laut berupa lembaran tipis yang dikeringkan. Proses pengolahan nori terdiri dari perendaman rumput laut, penghalusan, pemasakan bubur, pencetakan, pengeringan dan disajikan sebagai penyedap makanan, lauk/pauk dan makanan ringan. Umumnya nori dibuat dari rumput laut Phorphyra, akan tetapi Phorphyra tidak banyak ditemukan di Indonesia, sehingga upaya untuk membuat nori dapat digunakan dari rumput laut lain yang tersedia melimpah di Indonesia seperti Ulva lactuca dan Gelidium. Nori berbahan baku Ulva lactuca dan Gelidium sp. tanpa penambahan penyedap rasa menghasilkan rasa nori yang hambar, sehingga ditambahkan perisa bubuk kepala udang untuk meningkatkan rasa nori. Proses pengeringan nori sangat mempengaruhi kualitas nori yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap kualitas nori serta menentukan suhu dan waktu pengeringan optimum menggunakan metode RSM (Response Surface Methodology) dengan rancangan CCD (Central Composite Design). Suhu pengeringan yang digunakan yaitu 60 s.d. 80oC sedangkan waktu pengeringan yang digunakan yaitu 8 s.d. 12 jam. Analisis data yang dilakukan pada proses pengeringan nori ini terdiri dari pengujian asam glutamat, kerenyahan, kadar air, uji hedonik dan uji warna. Data hasil pengujian kemudian dimasukkan pada metode permukan respon. Pengolahan data menggunakan Software Design Expert 11. Hasil solusi suhu dan waktu optimal yang diperoleh dari program yaitu suhu pengeringan 64oC dan waktu pengeringan 12 jam yang menghasilkan asam glutamat 4,49%, kerenyahan 398,56gf, kadar air 11,13%, dengan nilai desirability 0,728. Nori dengan suhu pengeringan 64oC dan waktu pengeringan 12 jam memiliki karakteristik berwarna hijau gelap, tekstur renyah, rasa gurih dan tidak beraroma amis.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TERIMA FISH FLAKES Egidya Safitri; Apri Dwi Anggo; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.15698

Abstract

Flakes merupakan salah satu makanan sarapan (breakfast cereal) siap saji yang mudah disajikan, cepat, praktis dan bergizi untuk mengisi kebutuhan energi. Flakes dibuat melalui proses pencampuran bahan, pemanasan, pencetakan serta pemanggangan, dan pendinginan. Ikan nila sebagai bahan pangan memiliki kandungan gizi yang tinggi salah satunya kandungan protein. Tepung ikan nila dapat digunakan sebagai sumber protein di dalam produk fish flakes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dan daya terima fish flakes dengan penambahan tepung ikan nila, serta menentukan formulasi konsentrasi penambahan tepung ikan nila yang menghasilkan fish flakes terbaik. Penelitian dilakukan di laboratorium, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penelitian adalah penambahan tepung ikan nila dengan konsentrasi berbeda yaitu 0%, 7,5%, 10% dan 12,5%. Data non parametrik hedonik dan parametrik, kadar air, protein, asam amino, tekstur dan analisa warna diolah dengan menggunakan SPSS 16. Analisis profil asam amino dilakukan pada fish flakes dengan perlakuan terbaik. Hasil terbaik didapatkan dengan konsentrasi penambahan tepung ikan 10% dengan nilai kadar air 4,49%, kadar protein 7,95% (BB) dan 8,32% (BK), analisis kerenyahan (crispiness) 605,87 gf, analisis warna 27,53 (L), 19,27 (a*) dan 20,33 (b*) dan rata-rata hasil uji hedonik 7,72 < µ < 7,94. Fish flakes dengan penambahan tepung ikan nila 10% mengandung asam amino baik asam amino esensial maupun asam amino non-esensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penambahan tepung ikan 0% (kontrol). Hasil analisis menunjukkan asam amino yang tertinggi yaitu asam glutamat, asam aspartat, leusin, lisin, alanin dan treonin.
Co-Authors - Sumardianto A Suhaeli Fahmi Abdul Majid Adinda Gadis Sukmawijaya Putri Agustin, Dhita Widya Dyah Ahmad Nur Isnaeni Amalia Rahmi Puspasari Amanda Rahmawaty Amelia Ayu Permatasari AMGT Sekar Briani Annisa Fadhilah P apri dwi anggo ARIF FAUZI Arifin Heraedi Arlina Hidayati Azizah Nuraini Beybidanin, Atrasya Rahwita Cindy Fasusari Delia Arsi Diova Desya Anjani Hardjata Dwicahyani, Tiara Dyah Ayu Purnamasari Egidya Safitri Eka Handayani Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Faya Charla Wicaksana Febriana Putri Rahardiyanti Ferika Kristianawati Fina Aprelya Nur Fajri Fronthea Swastawati Hanggoro Dwi Hutomo, Hanggoro Dwi Herbudhi Cahyo Nugroho Hervitri Ratna Sakanti Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ikhtiar Dian Seni Budiarti, Ikhtiar Dian Seni Ima Wijayanti Indra Aristyan Intan Ayu Permanasari Lukita Purnamayati Ma'ruf, Widodo Farid Marfuah, Isnaini Mela Maini Mukti Nur Hamidah Nidaul Fauziah Novita Nur Wahyuni Novitasari, Dhea Pradhika Nugroho, Happy Is Prastika Anadia Putri Purnamayati, Lukita Putra Aldi Pramudya Putri Islami Putut Har Riyadi Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Retno Ayu Kurniasih Rica Rahmayati Riski Gustiarti Romadhon Romadhon Saela Rohmah Saga Gerlaping Negari Saiful Huda SAPUTRO, DWIYANTO Slamet Suharto, Slamet Sumardianto - Susianti Susianti Syah, Dio Rachman Tika Novia Anggraini Titi Surti Tri Winarni Agustini Ulfah Amalia Widayanti Widayanti Widyaningsih, Nur y S Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yulisa Meiriza, Yulisa Yusuf Satria Pratama Zusuf Adi Putra