Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 43 Sijunjung pada tanggal 7 Januari 2025, diperoleh informasi bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan, khususnya pada soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Kesulitan ini tercermin dari ketidakmampuan peserta didik dalam memahami isi soal, yang ditandai dengan tidak dituliskannya informasi tentang apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, serta tidak adanya perencanaan dalam menyelesaikan soal tersebut. Wawancara dengan pendidik mata pelajaran matematika kelas VIII di sekolah tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta didik belum mampu menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan sebelum menerapkan model Problem Based Learning (PBL) pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Sijunjung. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre eksperimen. Subjek penelitian dipilih secara total sampling yaitu kelas VIII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk soal uraian. Tes ini dilakukan pada dua tahap yaitu tahap pretest dan posttest. Rata-rata nilai pretest adalah 44,59 dan rata-rata nilai posttest adalah 47,91. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji paired sample t test. Hasil perhitungan uji paired sample t test untuk menghitung kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan bantuan minitab versi 20 diperoleh nilai p-value sebesar 0,022. Karena nilai p-value < maka Hâ‚€ ditolak, yang berarti kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sesudah menerapkan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan sebelum menerapkan model Problem Based Learning (PBL). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat memberikan dampak positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.