Penelitian ini mengkaji peran media sosial dalam meningkatkan literasi kesehatan santri di Pondok Pesantren Hilmatul Madani melalui pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Tujuan penelitian adalah menganalisis frekuensi penggunaan media sosial, persepsi kepercayaan terhadap informasi kesehatan, dan dampaknya pada perubahan perilaku hidup sehat. Melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan platform seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan aplikasi Halodoc menjadi sumber informasi kesehatan yang efektif bagi santri. Media sosial berkontribusi signifikan dalam transformasi pengetahuan kesehatan, memungkinkan santri mengadopsi informasi kesehatan meskipun masih menghadapi kendala verifikasi informasi dan keterbatasan fasilitas. Literasi kesehatan pada era digital menjadi sangat penting karena arus informasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan penyebaran informasi yang tidak akurat. Literasi kesehatan mencakup kemampuan untuk menemukan, memahami, dan menggunakan informasi kesehatan secara efektif, yang sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dan menerapkan perilaku sehat. Sosialisasi literasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran santri agar memiliki kemampuan dalam menyaring informasi kesehatan sebelum disebarkan kepada orang lain, dengan harapan santri mampu dan mau menyaring informasi kesehatan. Media sosial berpotensi meningkatkan literasi kesehatan dengan mempermudah akses informasi dan memungkinkan interaksi antar pengguna untuk berdiskusi tentang informasi kesehatan. Kesimpulan penelitian menegaskan pentingnya media sosial dalam meningkatkan literasi kesehatan santri, namun perlu pendampingan berkelanjutan untuk memastikan keakuratan dan implementasi informasi kesehatan yang diperoleh.