Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Siasat Bisnis

FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK (JENIS KELAMIN, USIA, STATUS PERNIKAHAN, DUKUNGAN DOMESTIK) PENENTU KONFLIK PEKERJAAN DAN KELUARGA DAN INTENSI KELUAR KARYAWAN: STUDI PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Gugup Kismono; Reni Rosari; John Suprihanto
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 17 No. 2 (2013)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jsb.vol17.iss2.art6

Abstract

AbstractInvolvement in both work and family domain, by men and womesn, may create work and family conflict that induce voluntary turnover. Unfortunately, most studies relating to both voluntary turnover and work and family conflict has been conducted in Western context. This research aims to examine the impact of demographic variables (gender, age, marital status and domestic support) on work and family conflict and turnover intention, undertaken in Indonesia, a country with high score of collectivism and patriarchal culture. The participants (N = 1.122) of this research are employees of the Indonesian banking industry which were drawn conviniently. Regression method was utilized to test hypotheses. Results showed that only marital status significantly affect both work to family conflict and family to work conflict. However, marital status did not significantly influence turnover intention. Age significantly, but in opposite direction, influenced turnover intention. This result was unexpected. Theoretical explanation was discussed.Keywords: turnover intention, work to family conflict, family to work conflict, demographic variables.AbstrakKeterlibatan laki-laki dan perempuan di dunia kerja dan rumah tangga dapat mungkin menimbulkan masalah serius, yaitu konflik pekerjaan dan rumah tangga yang mendorong terjadinya perputaran karyawan secara sukarela. Sayangnya, kebanyakan riset dilakukan menggunakan latar belakang budaya individualistik. Riset ini bertujuan untuk menganalisis dampak variabel demografik (jenis kelamin, usia, status pernikahan dan dukungan domestik) pada konflik pekerjaan dan rumah tangga dan keinginan keluar dari organisasi/perusahaan. Riset dilakukan di Indonesia, negara dengan budaya patriarkal dan kolektivistik. Partisipan riset ini adalah karyawan bank-bank berjumlah 1.122 orang yang penyampelannya dilakukan secara tidak acak. Analisis regresi dilakukan untuk mengetes hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya status pernikahan yang berpengaruh signifikan pada dua jenis konflik: konflik pekerjaan ke rumah tangga dan konflik rumah tangga ke pekerjaan. Status pernikahan berpengaruh tidak signifikan pada intensi keluar karyawan. Umur berpengaruh signifikan, namun berlawanan arah dari hipotesis, pada intensi keluar karyawan. Penjelasan hasil penelitian secara teoritis didiskusikan di artikel ini.Kata kunci: intensi keluar, konflik pekerjaan ke rumah tangga, konflik rumah tangga ke pekerjaan, variabel demografik.
Hubungan kepemilikan psikologikal pada konteks budaya jawa dengan anteseden dan konsekuensinya Reni Rosari
Jurnal Siasat Bisnis Vol 21, No 1 (2017)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jsb.vol21.iss1.art3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kepemilikan psikologikal pada konteks budaya Jawa, yaitu rumongso melu handarbeni (kepemilikan psikologikal berorientasi sosial) dan rumongso melu handuweni (kepemilikan psikologikal berorientasi individu) dengan anteseden (kepemimpinan transformasional) dan konsekuensinya (komitmen organisasional afektif dan perilaku kewargaan organisasional). Hipotesis diuji dengan menggunakan survei data yang dikumpulkan dari 586 pekerja dari berbagai bidang yang memiliki latar belakang lahir dan atau besar dan bekerja di Jawa (Jawa Tengah atau Daerah Istimewa Yogyakarta). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan rumongso melu handarbeni memiliki konsekuensi positif terhadap sikap (komitmen afektif) dan perilaku (perilaku kewargaan organisasional) karyawan. Sementara, keberadaan rumongso melu handuweni memiliki konsekuensi negatif (tidak signifikan) terhadap sikap (komitmen afektif) dan perilaku (perilaku kewargaan organisasional) karyawan. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa semakin rumongso melu handarbeni karyawan terhadap organisasi, maka semakin baik hasil akhirnya bagi organisasi. Sebaliknya, semakin rumongso melu handuweni karyawan terhadap organisasi, maka semakin tidak diinginkan hasil akhirnya bagi organisasi.
The impact of burnout toward affective commitment and turnover intention Daffa Rashad Mahmod; Reni Rosari
Jurnal Siasat Bisnis Vol 24, No 1 (2020)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jsb.vol24.iss1.art2

Abstract

This study aims to examine the influence of burnout components which consist of exhaustion, cynicism and reduced professional efficacy toward affective commitment and turnover intention on the study of supporting division employees in PT. XYZ. This research uses quantitative research design with survey method and use questionnaire as research instrument. Multiple linear regression method is used to test the hypothesis in this research. The results show that although the burnout components of cynicism and reduced professional efficacy have significant and negative effect on affective commitment, the exhaustion component has no effect on affective commitment. The results also proved that exhaustion, cynicism and reduced professional efficacy have significant and positive effect on turnover intention.