Claim Missing Document
Check
Articles

Found 68 Documents
Search
Journal : Jurnal Kata: Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya

KATA BERIMBUHAN DALAM LAPORAN PRAKERIN SISWA SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Rian Andri Prasetya; Mulyanto Widodo; Nurlaksana Eko Rusminto
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.688 KB)

Abstract

The problem of this research discussed on concerning the affix in the praktik kerja industri (prakerin) report of SMK Negeri 2 Bandar Lampung. The aim of this research were to describe the uses of affix in prakerin report. This research was qualitative descriptive as the research method. The data of this research were the 20 prakerin reports of students. The result of this research showed that the uses of affix in prakerin report were found 2.932 words that consisted of prefix, konfix, simulfix and suffix. The uses of prefix were 1.089 with 6 inaccuracy, the uses of konfix were 628 with 1 inaccuracy, the uses of simulfix were 764 with 28 inaccuracy, the uses of suffix were 451 with 0 inaccuracy.Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah kata berimbuhan dalam laporan praktik kerja industri (prakerin) siswa SMK Negeri 2 Bandar Lampung. Penelitian bertujuan mendeskripsikan penggunaan kata berimbuhan dalam laporan prakerin. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian berupa laporan prakerin siswa yang berjumlah 20 siswa. Hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan kata berimbuhan dalam laporan prakerin ditemukan sebanyak 2.932 kata yang terdiri atas prefiks, konfiks, simulfiks, dan sufiks. Penggunaan prefiks berjumlah 1.089 dengan ketidaktepatan sebanyak 6 kata, penggunaan konfiks berjumlah 628 kata dengan ketidaktepatan sebanyak 1 kata, penggunaan simulfiks berjumlah 764 kata dengan ketidaktepatan sebanyak 28 kata, penggunaan sufiks berjumlah 451 kata dengan ketidaktepatan sebanyak 0 kata.Kata kunci: kata berimbuhan, penggunaan, siswa.
Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Pembelajaran Biologi SMP Negeri 1 Candipuro Fransiska Retno Widiarti; Nurlaksana Eko Rusminto; Edi Suyanto
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 5, No 4 Sep (2017)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.371 KB)

Abstract

The purpose of this research was to describe the politeness of speech act at the learning interaction Biology grade VIII SMP Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan in academic year of 2016/2017. This research used qualitative descriptive method. The data resources were collection data which said tecaher and student in learning interaction. It was found that based of analysis of data (1) Agreement and violation of maxim with agreement maxim was a dominant maxim and generosity maxim was not found in this research, (2) linguistics politeness with ayo and coba were the dominant and tolong and biar was found least in this research,(3) pragmatics politeness with declarative speech as an expression of pragmatics politeness suruhan was dominant, declarative speech as an expression permohonan and interogative speech as an expression ajakan was found least in this research.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam interaksi pembelajaran biologi kelas VIII di SMP Negeri 1 Candipuro Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah kumpulan data yang dituturkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan (1) penaatan dan pelanggaran maksim kesantunan dengan penaatan maksim kesepakatan yang paling dominan ditemukan dan penaatan maksim kedermawanan tidak ditemukan dalam penelitian ini. Pelanggaran maksim pujian paling dominan ditemukan dan pelanggaran maksim kerendahan hati tidak ditemukan dalam penelitian ini, (2) kesantunan linguistik dengan penanda kesantunan ayodancobapaling dominan ditemukan sedangkan tuturan yang menggunakan penanda kesantunan tolongdanbiarpaling sedikit ditemukan dalam penelitian ini, (3) kesantunan pragmatik dengan tuturan deklaratif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik suruhan paling dominan ditemukan dalam penelitian ini, tuturan deklaratif sebagai ekspresi kesantunan pragmatik permohonan dan tuturan interogatif sebagai ekspresi ajakan paling sedikit ditemukan dalam penelitian ini.Kata kunci: kesantunan, interaksi pembelajaran, maksim.
EKSPRESI MAKSIM PRINSIP SOPAN SANTUN DIALOG FILM DIBAWAH LINDUNGAN KA’BAH DAN IMPLIKASINYA Siti Komsiyah; Wini Tarmini; Nurlaksana Eko Rusminto
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problems discussed in this research are the expression of maxims of politeness principle in the dialogue on Di Bawah Lindungan Ka’bah movie By Hanny Saputra and its implications on learning Indonesian language in high School. This study aims to describe the expression of maxims of politeness principle in the dialogue on Di Bawah Lindungan Ka’bah movie By Hanny Saputra and its implications on learning Indonesian language in high School. Research method used in this research is descriptive qualitative. Data source in this study is Di Bawah Lindungan Ka’bah movie By Hanny Saputra, published by MD Pictures with duration 1 hour 53 minutes. Based on the result of research that the sixth maxims of politeness principle can be used in expression. They are the wisdom maxim, generosity maxim, commendatory maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. The expression of maxims of politeness principle which-most frequenty appearcs is modesty maxim and which less appercs is wisdom maxim. The result of this research can be implied with Indonesian Language learning in high school as learning materials particularly in listening and speaking skills.Key words: expression, maxims of politeness principle, movie, implications.
PENERAPAN PRINSIP PERCAKAPAN DALAM TALKSHOW BUKAN EMPAT MATA TRANS7 DAN IMPLIKASINYA Fistin Lidanti; Nurlaksana Eko Rusminto; Wini Tarmini
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.164 KB)

Abstract

A problem in this research is how appliying the conversation principle in talkshow Bukan Empat Mata Trans7. This research aims to describe the conversation principle in the talkshow Bukan Empat Mata Trans7 and its implication on Indonesian Language learning of senior high school students. The method used in the research is descriptive qualitative. The source of the research is the speech between the host and the guest on the talkshow Bukan Empat Trans7. The result shows that the host can communicate well and appliying the principle of the conversation. The application of the conversation principle consists of regulation and transgession of cooperative principle and manner principle. The transgession in the principle of cooperative and manner is done for showing funny impression and conversation implicative. The study of the conversation principle through the learning theory in the concept of speaking skill.Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan prinsip percakapan dalam talkshow Bukan Empat Mata Trans7. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan prinsip percakapan dalam talkshow Bukan Empat Mata Trans7 dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan antara pembawa acara dan bintang tamu dalam talkshow Bukan Empat Mata Trans7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembawa acara mampu berkomunikasi dengan baik dan menerapkan prinsip percakapan. Penerapan prinsip percakapan tediri atas penaatan dan pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun. Pelanggaran dalam prinsip kerja sama dan sopan santun dilakukan untuk menunjukkan kesan lucu dan implikatur percakapan. Kajian prinsip percakapan berimplikasi terhadap materi pembelajaran dalam aspek keterampilan berbahasa.Kata kunci: implikasi, komunikasi dalam talkshow, prinsip percakapan.
Tindak Tutur Asertif dalam Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer dan Implikasinya Indri Arnaselis; Nurlaksana Eko Rusminto; Munaris Munaris
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 5, No 3 Jul (2017)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.719 KB)

Abstract

The purpose of this research were to describe assertive speech acts ward existed in Larasati's novel by Pramoedya Ananta Toer and its implication to Indonesian language learning in junior high school. This study used descriptive qualitative method. The results showed that there are six communicative functions in assertive speech act; speech declaring, informing, suggesting, glorious, complaining, and reporting. The six communicative functions are spoken in various ways in form of direct and indirect speech. The result of this research is implicated in Indonesian language learning in SMP class VIII on drama text material. The data served as an example of drama text dialogue.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tindak tutur asertif dalam roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam fungsi komunikatif tindak tutur asertif yang terdiri atas, tuturan menyatakan, memberitahukan, menyarankan, membanggakan, menggeluhkan, dan melaporkan. Keenam fungsi komunikatif tersebut dituturkan secara beragam dengan tuturan langsung dan tidak langsung. Hasil penelitian ini diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP kelas VIII pada materi teks drama. Data dijadikan sebagai contoh dialog teks drama.Kata kunci : tindak tutur asertif, fungsi komunikatif, dan implikasi.
KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO Yorista Indah Astari; Nurlaksana Eko Rusminto; Munaris Munaris
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 4, No 1 Jan (2016)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.042 KB)

Abstract

The study aimed to describe how the politeness used in the dialogue by the character of Sang Pencerah movie which was made by Hanung Bramantyo and the implementation in bahasa Indonesia learning for Senior High School Students. This research used descriptive qualitative method. The result of this research showed that Sang Pencerah movie used various maxim of politeness such as wisdom maxim, generosity maxim, praise maxim, humility maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Sang Pencerah movie used linguistic politeness form was characterized by various expressions. Sang Pencerah movie used form of linguistic politeness was characterized by expression of markers of politenes such as help, please, come on, pardon, let, thank you, and permission. Sang Pencerah movie was used pragmatic politeness as expression with the variety of speech act with two form of speech, such as interrogative and declarative speech.Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo dan implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesantunan bertutur dalam film Sang Pencerah menggunakan beragam maksim kesantunan, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Film Sang Pencerah menggunakan bentuk kesantunan linguistik yang ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan, yaitu tolong, silakan, mari, maaf, ayo, terimakasih, dan permisi. Film Sang Pencerah menggunakan kesantunan pragmatik sebagai ekspresi berbagai tindak tutur dengan dua bentuk tuturan, yaitu tuturan deklaratif dan tuturan interogatif.Kata kunci: film sang pencerah, kesantunan, linguistik, maksim, pragmatik.
PEMBELAJARAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPTIF (PANTUN) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 METRO Aulia Ika Atika; Nurlaksana Eko Rusminto; Eka Sofia Agustina
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 1, No 9 (2013)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.959 KB)

Abstract

The problem of this research is writing study of descriptive response (poem) at the first year of SMP N 4 Metro.The aim of this research is to describe its learning. The research object is the activities occured in the learning process. This research method is qualitative descriptive by using technique of communication, observation, documentation, and triangulation in data collection.The results showed that the learning plan has been aligned with the 22 indicators from 25 existing indicators. Then for the implementation of learning, teacher and students have carried out 36 indicators of 40 existing indicators.The teacher assessment is to assess the process and assess the result. The conclusions of this research iswriting study of descriptive response (poem) at the first year of SMP N 4 Metro is good.Permasalahan penelitian ini adalah pembelajaran menulis tanggapan deskriptif (pantun) siswa kelas VII SMP Negeri 4 Metro. Tujuan penelitiannya mendeskripsikan pembelajaran tersebut. Objek penelitiannya aktivitas yang ada dalam pembelajaran. Metode penelitiannya, deskriptif kualitatif denganmenggunakan teknikkomunikasi, observasi, dokumentasi, dan triangulasi dalam pengumpulan datanya.Hasil penelitian menunjukkan, perencanaan pembelajaran telah selaras dengan 22 indikator dari 25 indikator yang ada. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran, guru dan peserta didik telah melaksanakan 36 indikator dari 40 indikator yang ada. Penilaian guru yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran menulis tanggapan deskriptif (pantun) siswa kelas VII SMP Negeri 4 Metro sudah baik.Kata kunci: menulis, pantun, pembelajaran, siswa, tanggapan deskriptif.
PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GEDONG TATAAN Anggun Mawar Sari; Nurlaksana Eko Rusminto
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 4, No 3 Jul (2016)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.952 KB)

Abstract

This research aimed to describe the learning of compiling explanation text for 7th grade student at state junior high school 1 Gedong Tataan. The method that was used in this study was qualitative descriptive. The result of this study showed that the teacher had done three stages of learning, including planning, implementation, and learning assessment. Learning plan that was contained in lesson plan that used by teacher using the RPP format in 2013 curriculum. In the implementation of learning it was founded that teachers activity had filled the 2013 curriculum learning concept, such as implementing scientific approach which consisted of observing, questioning, practicing, understanding and communicating. In the learning assessment of compiling explanation text, teacher used authentic assessment to assess affective, cognitive, and psychomotoric competences of students.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran menyusun teks eksplanasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gedong Tataan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah melakukan tiga tahapan dalam pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Perencanaan pembelajaran tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru dengan mengikuti format RPP kurikulum 2013. Pada pelaksanaan pembelajaran ditemukan bahwa kegiatan guru telah memenuhi konsep pembelajaran kurikulum 2013, yakni telah menerapkan pendekatan scientific yang meliputi aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Pada penilaian pembelajaran menyusun teks eksplanasi, guru menggunakan penilaian autentik untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.Kata kunci: eksplanasi, menyusun, pembelajaran.
TUTURAN ASERTIF SISWA KELAS V SD NEGERI I RAJABASA RAYA BANDARLAMPUNG Heri Prihartono; Nurlaksana Eko Rusminto; Mulyanto Widodo
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.119 KB)

Abstract

The problem discussed in this research is the assertive speech learning interaction of the fifth grade in the elementary school 1 in Rajabasa Bandarlampung. The aim of this research is to describe the assertive speech that occured in the teaching learning interaction of the students in 5A, 5B, and 5C grades. The method that is used in this research is the qualitative descriptive method. The source of the data in this research is the speeches of the students and the teachers that occured in the teaching learning interaction in the class. Based on the research's result that is god the assertive speech as the assertive expression, the assertive speech as the directive speech act, and the assertive speech as the expressive speech act. The found of this research in the studying of Indonesian Language can be implicated to the speaking skill.Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah tuturan asertif dalam interaksi belajar kelas 5 SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrispsikan tuturan asertif terjadi pada saat interaksi belajar mengajar siswa kelas 5 A, 5 B dan 5 C. Metode dalam penelitian ini ,menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa tuturan siswa dan guru yang terjadi dalam interaksi belajar mengajar di kelas. Bedasarkan hasil penelitian, diperoleh tuturan asertif sebagai ekspresi asertif, tuturan asertif sebagai ekspresi tindak tutur direktif dan tuturan asertif sebagai ekspresi tindak tutur ekspresif. Temuan penelitian ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diimplikasikan dengan ketrampilan berbicara.Kata kunci: asertif, ekspresi, tuturan.
AFIKS DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR LAMPUNG POST Tika Yuni Arsita; Nurlaksana Eko Rusminto; Muhammad Fuad
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.695 KB)

Abstract

The problem of this research was how the use of affix in newspaper headlines Lampung Post. The purpose of this research was to describe the affix in newspaper headlines Lampung Post and its implications for indonesian learning in high school. This research used a qualitative descriptive method. The data source of this research is newspaper headlines lampung post. Based on the analysis of data, it was found that the use of affixes include prefixes, suffixes, konfiks, and the combination of affixes. The result of this research can also be used as teaching materials of indonesian language learning competencies releated to writing text news.Masalah penelitian ini adalah bagaimana penggunaan afiks dalam berita utama surat kabar Lampung Post. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan afiks dalam berita utama surat kabar Lampung Post dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah berita utama surat kabar Lampung Post. Teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan adalah analisis teks. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan afiks berupa prefiks, sufiks, konfiks, dan kombinasi afiks. Afiks pada kajian ini dapat digunkana sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia di SMA yang berkaitan dengan kompetensi menulis teks berita.Kata kunci: afiks, headline, implikasi bahan ajar.
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Achril Zalmansyah Adi Winata Afriyandi, Afriyandi Ag Bambang Setiyadi Ag. Bambang Setiyadi Agustinus Bambang Setiyadi Ahmad Sarjuni Ali Mustofa Anggun Mawar Sari Ardila, Tria Ari Mahendra Ari Prayogi Ari Rohmawati Arifah Nur Isnaini Arya Dwi Putri Asep Perdiansyah Astuti, Tria Puji Atik Kartika Aulia Ika Atika Ayu Mayasari AYU WANDIRA Badiah Badiah Bambang Riadi Bambang Setiyadi Budi Koestoro Bujang Rahman Burhanudin Burhanudin Candra Pratiwi Chandra Ertikanto Chintiya Dewi, Fadilla Cucu Sutarsyah Daniel Happy Putra Darsono Darsono Dede Putri Delvi Iskandar dery oscar Des Sinta Sari Desembri Desembri Dewi Pujiastuti Dewi Ratna Ningsih Dewi Sri Rezki Dian Puspita Sari Dorlan Evi Yanti DWI YULIANTI Edi Parlindungan Tampubolon Edi Saputro Edi Suyanto Edi Suyanto Een Yayah Haenilah Een Yayah Haenilah Egatri, Dewi Eka Sofia Agustina Elfrida Ratnawati Elvanur Syafitri Emilia Sari Endah Meylinasari Erwin Saputra Esterlina, Dwi Eva Restia farida ariyani Farida Ariyani Farida Ariyani Farida Ariyani Faturrohman, Aji Fistin Lidanti Fitria Asmawati Fransiska Pratiwi Prasakti Fransiska Retno Widiarti Gustia Putri Hapzi Ali Hendra Purnama Hendri Wakaimbang Heri Prihartono Hernaini Hernaini Herpratiwi Herpratiw Heru Prasetyo Hilda Fatah Asih Amrillah I Wayan Ardi Sumarta Indri Arnaselis Iqbal Hilal Ismania Triyanova Janatun Naim Joko Setyo Nugroho Jully Andry Yanto Kahfie Nazaruddin Karomani Karomani Kusbarini Kusbarini Laila Rahmawati Lidya Kandau Lilik Sabdaningtyas Linda Apriyanti Lismayana Lismayana M. Thoha B. Sampurna Jaya Maria Kristiningsih Mario Efendi Maryani Maryani Megawati Megawati Merina Tri Rahma Okta Meyrina Putri Utami Mohammad Mona Adha MUHAMMAD FUAD Muhammad Lukman Rifai Mujiasih Mujiasih Mulyanto Widodo Mulyanto Widodo Munaris . Mustavida Sari Mustofa Abi Hamid Nadya Arizona Nani Gustina Nelly Yustinawati Ni Nyoman Wetty Ni Nyoman Wetty Suliani Ni Peishi Nuraeni, Intan Nurria Mafri Atun Nurudin Nurudin Nurul Hudha Nurwahidin, Muhammad Oriza Pratiwi Pane, Syafitria Rahma Paramitha, Adelia Ayu Pargito Pargito Patar Albert Marpaung Piani, Ririn Tria Pramudiyanti Pramudiyanti Purnawan Wahyu Pratama Puspita Cahya Rivai R. Sapto Hendri Boedi Soesatyo Rahmat Prayogi Rahmat Prayogi, Rahmat Rangga Firdaus Rani Setia Prasanti Rani, Septi Mustika Ratu Farry Alifia Azka Reka Umami Rian Andri Prasetya Riana, Hana Rifany Maulidya Riri Savitri Risky Amelia Risma Margaretha Sinaga Rohmah Tussolekha RR. Ella Evrita Hestiandari Rudi Hermawan Rudi Isbowo Sabilla Mukhtar, Amalia Salmina Salmina Samhati, M.Pd., Dr. Siti Sari, Fenty Tryana Sefty Angraini Semi Amsiah Sepirna Juwita Putri Septi Husnul Khotima Shelvina Elvira Shely Nasya Putri Siska Mega Diana Siti Patmawati Siti Samhati Siti Samhati Siti Sumarlin Soca Anggraini Sudaryo Sudaryo Sugeng Sutiarso Sulistiawati sulistiawati Sumarti Sumarti Sumarti Sunarti, Iing Sundyana Sundyana Sunyono Supu Hernawiah Susi Wahyuti Suwarjo Suwarjo Syukri, Ridwan Tika Qurratun Hasanah Tika Yuni Arsita Tiyas Abror Huda Tri Kuryanti Trie Utami Wini Arwila Wini Tarmini Wisudiana Risyant Insani Yorista Indah Astari Yulinar Yulinar Yulita Anlisia Yunida Fitratun Nisa Yuninda, Dewi Yuningsih Yuningsih Yunita Fitri Yanti Yunita Handiawati Zufaida Zufaida