Wijopriono Wijopriono
Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia

PARAMETER BIOMETRIK HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI LAUT JAWA TERKAIT DENGAN KERAGAAN SELEKTIVITAS Wijopriono Wijopriono; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 3 (2008): (September 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.75 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.3.2008.285-293

Abstract

Pukat cincin merupakan alat tangkap utama perikanan pelagis di Laut Jawa dengan sasaran kelompok ikan pelagis kecil. Nelayan menggunakan mata jaring ukuran 19 mm (bagian kantong) dan 25 mm (bagian badan dan sayap). Sementara itu, pemerintah telah menetapkan ukuran mata jaring minimal 25 mm (bagian kantong) dan 51 mm (bagian sayap). Penelitian terhadap pukat cincin telah dilakukan untuk mengevaluasi selektivitas alat tangkap tersebut dan resistensi nelayan dalam menerapkan regulasi yang telah ditetapkan. Evaluasi selektivitas dilakukan melalui pendekatan karakteristik biometrik. Wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah resistensi nelayan terhadap regulasi. Berdasarkan pada perbandingan antara hubungan fungsional parameter biometrik ikan sasaran tangkap dan bukaan mata jaring, rentang ukuran panjang ikan yang terjerat telah diestimasi. Diketahui bahwa pada ukuran mata jaring yang sama, ikan dapat terjerat pada ukuran panjang cagak (FL) yang berbeda tergantung dari morfologi. Hasil estimasi maupun aktual ikan yang terjerat menunjukkan kecenderungan yang sama, di mana rata-rata ukuran D. russelli dan S. crumenophthalmus yang terjerat lebih kecil dari D. macrosoma maupun R. kanagurta. Fakta bahwa aktual rentang ukuran ikan yang terjerat 25% lebih kecil dan 13% lebih besar dari hasil estimasi. Hal ini, membuktikan ada pengaruh faktor konstruksi jaring, khususnya hanging ratio, dan perilaku ikan terhadap, selain ukuran mata jaring yang berpengaruh terhadap selektivitas. Masalah resistensi nelayan terhadap regulasi dibahas dalam tulisan ini. Purse seine is the main fishing gear for pelagic fisheries in Java Sea with target species of small pelagic fish. The fishers applied mesh size of 19 mm at the bunt and 25 mm at the body and wing. While, the government has established to use mesh size of not less than 25 mm for the bunt and 51 mm for the wing. Research on the purse seine was done to evaluate its selectivity and to identify technical problems related to the resistence of the fishers in applying mesh regulation issued. Selectivity was evaluated using biometric characteristic approach, while the technical problems were identified through interviews. Based on the comparison of functional relationships among biometric parameters of the target species against mesh opening, the ranges of fish size enmeshed were estimated. It was found that for the same mesh size, fishes can be enmeshed at different fork length (FL) depending on their morphology. Both estimated and actual fish enmeshed showed the same tendency, where average sizes of D. russelli and S. crumenophthalmus enmeshed were smaller than those of D. macrosoma and R. kanagurta. The fact that range of actual size was 25% smaller and 13% larger than that of estimated size. This result revealed the existing of factors other than mesh size that influenced the selectivity. These factors considered as net construction, especially hanging ratio, and fish behaviour. Technical problems related to the resistence of fishers to the mesh regulation issue were discussed in this paper.
ESTIMASI HAMBUR BALIK DASAR PERAIRAN DAN SUMBER DAYA IKAN DEMERSAL MENGGUNAKAN METODE HIDROAKUSTIK Sri Pujiyati; Wijopriono Wijopriono; Mahiswara Nahiswara; Bonar P. Pasaribu; Indra Jaya; Djisman Manurung
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.738 KB) | DOI: 10.15578/jppi.13.2.2007.145-155

Abstract

Survei hidroakustik dilakukan pada bulan Oktober 2002 dengan menggunakan kapal penelitian Mutiara IV (115,19 GT) milik Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta. Alat hidroakustik yang digunakan adalah echosounder EY-500 dengan program pengolahan data EP-500, menu analisis expanded bottom dan bottom layer. Data yang diperoleh adalah nilai back scattering volume dari dasar perairan yang selanjutnya disebut dengan hambur balik dasar perairan, target strength dan densitas ikan demersal dilengkapi dengan data trawl untuk verifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai hambur balik dasar perairan, dan penyebaran ikan demersal secara hidroakustik. Penyebaran nilai hambur balik dasar perairan sepanjang lintasan penelitian yang diperoleh berkisar antara -38,29 sampai dengan -20,02 dB, dengan rata-rata -28,09 dB. Kisaran nilai target strength dari –51,00 sampai dengan –24,01 dB, dengan rata-rata -41,11 dB, adapun nilai densitas ikan berkisar 0,001 sampai dengan 1,640 g m-3 dengan rata-rata 0,342g m-3. Hydroacoustic survey was conducted in October 2002 by using research vessel Mutiara IV (115,19 GT) owned by Marine Fishery Research Institute, Ministry of Marine Affairs and Fisheries. The hydroacoustic apparatus used echousounder EY-500, used software EP-500 for data processing with menu for analyzing the expanded bottom and bottom layer. The obtained data were backscattering volume as sea bottom reflection, target strength and density of demersal fish. The research objectives are to analyze the sea bottom reflection and to explore demersal fish resources by hydroacoustic method. The distribution of sea bottom reflection along cruising area ranges between -38,29 to -20,02 dB, with average value of -28,09 dB. The range of target strength values is distributed between -51,00 and -24,01 dB, with and the average of target strength -41,11 dB. The density of fish ranges between 0,00 dB until 1,64 g m-3 with 0,33 g m 3 in average.