Produktivitas tangkapan lobster di Teluk Palabuhanratu cenderung menurun. Kondisi ini diduga sebagai akibat keterbatasan informasi zona potensial penangkapan ikan. Pihak pengelola perikanan lobster dan nelayan sebagai pelaku penangkapan membutuhkan informasi yang lengkap dan akurat terkait dengan kriteria zona potensial penangkapan ikan. Indikator penentu zona potensial ini tidak hanya mempertimbangkan aspek produktivitas tetapi juga aspek bio-ekologi karena usaha penangkapan yang hanya berorientasi pada peningkatan produksi semata dapat menyebabkan degradasi sumber daya lobster dan penurunan potensi daerah penangkapan lobster. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik daerah penangkapan lobster berdasarkan aspek bio-ekologi dan memetakan zona potensial penangkapan lobster. Data yang dibutuhkan meliputi produksi lobster, jenis lobster, ukuran berat dan panjang karapas, dan titik lokasi penangkapan lobster. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara terhadap responden, dan studi literatur. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan studi komparatif. Panjang karapas lobster pasir, lobster mutiara dan lobster bambu yang dominan tertangkap masing-masing berkisar 60-85 mm, 60-111 mm, dan 60-111 mm. Persentase jumlah tangkapan lobster antara ukuran layak tangkap dengan layak tangkap untuk lobster pasir, lobster mutiara dan lobster bambu masing-masing 80:20, 60:40, dan 68:32. Daerah penangkapan lobster kategori potensial terdapat sekitar kawasan Cimaja, Samudera Beach Hotel, dan PPN Palabuhanratu, sedangkan kategori tidak potensial terdapat di sekitar Sungai Citepus, Pantai Batu Bintang dan Pantai Loji.