Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : J-Dinamika: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Penyuluhan Dan Pendampingan Kegiatan Pengemasan Produk Tepung Roti Dari Limbah Kulit Kopi Di Desa Kemuning Lor Kabupaten Jember: Counseling and Assistancing in Packaging Activities for Flour Products from Coffee Peel in Kemuning Lor Village, Jember Regency Setyo Andi Nugroho Nugroho; Rizky Nirmala Kusumaningtyas; Suharjono Suharjono; Tirto Wahyu Widodo; Hatmiyarni Tri Handayani
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 3 (2022): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v7i3.3376

Abstract

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Jember adalah salah satu daerah yang terkenal sebagai penghasil kopi, salah satunya adalah di kecamatan Arjasa desa kemuning Lor. Proses pengolahan yang dilakukan berupa, pengolahan basah dan kering. Selama proses pengolahan kopi, dihasilkan limbah berupa kulit kopi yang menimbulkan bau busuk jika didiamkan. Salah satu modifikasi yang dapat digunakan untuk memanfaatkan limbah adalah mengolahnya menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis, yaitu tepung roti. kendala pembuatan tepung roti adalah proses pengemasan agar dikenal masyarakat luas. Produk pengemasan roti salah satunya adalah branding melalui kemasan dan labelling. Tujuan dari kegiatan ini adalah menghasilkan produk yang memiliki daya jual yang tinggi dengan kemasan yang informatif. Hasil menunjukkan pengetahuan ibu-ibu Pengajian Al-Falah Kemuning Lor Kabupaten Jember, saat Pre-test paling memahami tentang syarat Bahan kemas sebanyak 25%, sedangkan paling rendah tentang produk diversivikasi kopi yaitu 0%. Hasil Post-Test tertinggi yaitu 100% pada pemahaman tentang kemasan, labelling, macam-macam pengemasan, dan pentingnya kemasan.  Post-test terendah pada syarat Bahan kemas yaitu 80%. Hasil ini menunjukkan Ibu lebih dari 80% Paham serta bisa mempraktekan tentang proses pengemasan pada produk Tepung Roti.
The INOVASI PRODUK MINUMAN TEH CASCARA DARI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI SOLUSI PENGURANGAN LIMBAH PERTANIAN OLEH TEACHING FACTORY PENGOLAHAN PRODUK KOPI Rosdiana, Eva; Nugroho, Setyo Andi Nugroho; Pujiastuti, Pujiastuti; Nirmala Kusumaningtyas, Rizky; Santika, Putri; Cinantya Anindita, Devina
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 9 No 3 (2024): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v9i3.5496

Abstract

Coffee production from 2020 to 2022 experienced fluctuations. In 2020, coffee production reached 762.38 thousand tons, increasing to 786.19 thousand tons in 2021, or a 3.12% rise. As coffee production increases, the amount of waste produced also rises. Coffee husks make up 48% of physical composition, consisting of 42% fruit skin and 6% bean skin. The proportion of coffee husk generated during processing is quite significant, ranging from 40-45%. Coffee husks contain 10.4% crude protein and 17.2% crude fiber. Coffee husks also contain phenolic compounds with antimicrobial and antioxidant properties. Coffee husk extract can inhibit hyaluronidase, presenting potential to reduce allergies and inflammation. Given its composition and benefits, our service team has developed a cascara tea product. The active compounds in cascara include 1.8-8.56% tannins, 6.5% pectin, 1.3% caffeine, 2.6% chlorogenic acid, 1.6% caffeic acid, and 43% total anthocyanins. The community service program was conducted from June to November 2024. The target audience for the program was the Teaching Factory for Coffee Product Processing. The results showed that knowledge among technicians and students in the pre-test phase was highest (40%) in recognizing coffee waste, environmental impact, and health benefits of cascara tea, while the lowest (30%) was in cascara tea production. Post-test results showed a 100% improvement in cascara tea production skills. These results indicate that more than 70% of technicians and students understood and were able to produce cascara tea