ABSTRAK Ketahanan nasional menghadapi tantangan baru seiring dengan meningkatnya ancaman radikalisme dan terorisme di Indonesia. Dalam konteks ini, kearifan lokal berpotensi menjadi modal sosial yang efektif dalam memperkuat strategi pencegahan terorisme berbasis sosial-budaya. Penelitian ini menganalisis peran kearifan lokal dalam membangun ketahanan nasional melalui mekanisme preventif dan adaptif terhadap radikalisme. Menggunakan metode studi literatur sistematis dengan pendekatan kualitatif, studi ini mengidentifikasi nilai-nilai lokal seperti gotong royong , siri' na pacce , dan pela gandong yang berkontribusi dalam memperkuat ketahanan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi kearifan lokal ke dalam kebijakan keamanan menciptakan sinergi antara pemerintah, lembaga keamanan, dan masyarakat, serta pergeseran paradigma keamanan dari yang berorientasi negara (state -centric ) menjadi berbasis masyarakat ( society-centric ). Selain itu, kearifan lokal berperan sebagai fondasi cultural resilience dengan memperkuat kohesi sosial dan identitas inklusif. Namun, pendekatan implementasi ini menghadapi beberapa tantangan, seperti resistensi generasi muda, politisasi identitas, dan bias gender. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan penguatan kelembagaan adat, pengembangan indeks ketahanan budaya, serta adaptasi kreatif melalui digitalisasi konten lokal. Dengan demikian, pendekatan berbasis budaya dapat menjadi strategi transformatif dalam mewujudkan keamanan berkelanjutan (sustainable security).