This Author published in this journals
All Journal Spektrum Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN MIMBA (AZADIRACHTA INDICA) SEBAGAI BAHAN ALAMI PENGAWET BAMBU DENGAN METODE GRAVITASI: The use of Neem (Azadirachta Indica) Leaves Extract as the Natural Bamboo Preservation with Gravitation Method Dimas Primasatya; I Wayan Sugiartha; Aryani Rofaida
Spektrum Sipil Vol 3 No 1 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kelemahan bambu dalam pemanfaatannya sebagai bahan konstruksi adalah bambu tidak tahan terhadap serangan perusak biologis seperti kumbang bubuk, rayap, dan jamur. Karena itu berbagai upaya pengawetan bambu telah dilakukan baik yang bersifat tradisional maupun modern menggunakan bahan kimai yang mahal dan berbahaya. Oleh karena itu untuk mendapatkan bahan pengawet yang tidak hanya murah dan mudah mendapatkannya tetapi juga ramah terhadap lingkungan, maka penelitian bahan pengawet perlu dikembangkan. Salah satu bahan alami yang dapat dikembangkan adalah tanaman mimba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai retensi dan penetrasi ekstrak daun mimba pada bambu petung dengan berbagai variasi konsentrasi, serta konsentrasi yang efektif dari ekstrak daun mimba sebagai bahan pengawet bambu. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Fakultas Teknik dan Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mataram. Pelaksanaan penelitian didahului dengan melakukan pengujian pendahuluan berupa pengujian kadar air untuk bambu dan pengujian kandungan kimia ekstrak daun mimba. Selanjutnya mengekstrak daun mimba dengan cara diblender dan ditambahkan air untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan yaitu 0%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15%. Pemasukan masing-masing ekstrak daun mimba ke dalam bambu dilakukan dengan metode gravitasi. Beberapa parameter yang diamati pada penelitian ini adalah retensi, penetrasi, moralitas rayap dan derajat serangan rayap kayu kering. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin besar tingkat konsentrasi ekstraksi maka nilai retensi dan penetrasi cenderung bertambah. Hasil pengujian retensi dan penetrasi berturut-turut untuk konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, dan 15% adalah 2,458 kg/m³, 4,291 kg/m³, 7,172 kg/m³, 9,860 kg/m³ dan 11,370 kg/m³ untuk pengujian nilai retensi, sedangkan untuk nilai penetrasi adalah berkisar 20%, 26%, 30%, 34%, dan 37%. Demikian juga dengan pengujian efektifitas, semakin besar konsentrasi ekstraksi semakin baik daya tahan bambu terhadap serangan rayap. Hasil pengujian moralitas rayap berturut-turut untuk konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, dan 15% adalah berkisar 37%, 57%, 80%, 93%, dan 100% dan kehilangan berat sampel berturut-turut untuk konsentrasi 0%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, dan 15% adalah berkisar 30%, 16%, 11%, 6%, 5%, dan 2%.
KINERJA KOLOM KAYU HOLLOW LAMINASI PADA BERBAGAI VARIASI LUAS LUBANG: Performance of Hollow Laminated Timber Columns at Various Opening Area Arrijal Saputra; I Wayan Sugiartha; Aryani Rofaida
Spektrum Sipil Vol 2 No 2 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterbatasan ukuran kayu saat ini menyebabkan masalah tersendiri dalam hal memenuhi kayu sebagai bahan struktural. Pemanfaatan kayu laminasi dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan kayu solid dengan dimensi besar sebagai bahan struktural. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau kapasitas tekan kolom kayu hollow sejajar arah serat dengan memvariasikan luas lubang dan menyamakan momen inersia pada jenis kolom pendek. Pengujian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanis kayu yakni pengujian kadar air, berat jenis, kuat tekan sejajar serat, dan kuat lekat. Adapun variasi luas lubang kolom kayu hollow yang digunakan dalam pengujian yakni 40%, 30%, 20%, dan solid dengan dimensi 15/15 cm. Kemudian pengujian kolom kayu dilakukan menggunakan alat Hidraulic jack dengan kapasitas 50 ton. Pembebanan menggunakan jenis beban statis jangka pendek dan sejajar serat batang dengan asumsi perletakan sendi-sendi. Pembacaan pembebanan dilakukan secara mekanis dan dilakukan setiap kenaikan 1 ton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil persentase luas lubang maka semakin besar kapasitas pembebanan yang diterima oleh kolom dengan nilai rata-rata setiap prosentase luas lubang 40%, 30%, 20% dan solid berturut-turut yakni 266,667 KN, 303,333 KN, 350,00 KN, dan 376,667 KN. Pola keruntuhan yang terjadi pada kolom kayu hollow dan solid adalah keruntuhan tekan atau keruntuhan material (crushimg failure).
INVESTIGASI KOLOM DENGAN PENAMPANG BERLUBANG BERBASIS KAYU LOKAL: Investigation of Short Hollow Column of Local Timber Aryani Rofaida; I Wayan Sugiartha; Rangga Saputra
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam yang dapat diperbaharui secara alami. Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh keindahannya. Keterbatasan ukuran kayu saat ini menyebabkan masalah tersendiri dalam hal memenuhi kayu sebagai bahan struktural. Pemanfaatan kayu laminasi dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan kayu solid dengan dimensi besar sebagai bahan struktural. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas tahanan penampang kolom kayu hollow dan mengetahui pola keruntuhannya kayu hollow. Penelitian pendahuluan yang dilakukan berupa pengujian sifat fisik dan sifat mekanik kayu.Selanjutnya dilakukan kegiatan utama secara bertahap yaitu pembuatan benda uji kolom kayu hollow dengan dimensi 12,5 cm x 12,5 cm dan tebal 2,5 cm. Pengujian kolom kayu hollow dilakukan dengan pembebanan statis jangka pendek yang ditempatkan secara sentris.. Hasil Investigasi menunjukkan bahwa Kapasitas tahanan tekan rata – rata penampang kolom’sebesar 34,566 MPa.. Sedangkan Pola keruntuhan yang terjadi pada kolom kayu hollow yakni keruntuhan tekan atau keruntuhan material (crushing failure).
TINJAUAN KUAT ACUAN KAYU LOKAL BERDASARKAN ATAS PEMILAHAN SECARA MEKANIK: Review of Reference Wood Strong Local Sorting Based on the Mechanical Aryani Rofaida; I Wayan Sugiartha; Pathurahman Pathurahman; Buan Anshari
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecenderungan pemakaian kayu akan terus meningkat, baik untuk keperluan struktural maupun industri. Hal ini perlu diimbangi dengan pengetahuan jenis kayu, sifat dan cara pengolahan kayu agar kayu dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan kayu yang semakin meningkat dimasa yang akan datang dan untuk memperoleh nilai manfaat kayu yang sebesar-besarnya dari hutan saat ini tidak dapat lagi dipisahkan dari perhatian terhadap pemanfaatan jenis kayu dari jenis pohon kurang dikenal. Namun sebelum menggunakan kayu dari jenis pohon kurang dikenal untuk tujuan tertentu, terlebih dulu perlu dilakukan penelitian mengenai sifat dasar dan kemungkinan pemanfaatan kayu dari jenis pohon tersebut. Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak dijumpai, sering dipakai dan relatif mudah untuk mendapatkannya. Berat jenis kayu lebih ringan bila dibanding baja ataupun beton, selain itu kayu juga mudah dalam pengerjaannya. Ketepatan pemilihan jenis kayu untuk sesuatu pemakaian memerlukan pengetahuan tentang sifat dasarnya. Sifat dasar tersebut, diantaranya berat jenis, kekuatan dan stabilitas dimensi. Faktor ini dipengaruhi oleh sifat anatomi kayu. Eksperimen pengujian kayu adalah digunakan kayu kayu lokal dari Nusa Tenggara Barat yaitu Kayu Menggaris, Rajumas dan Meranti. Untuk mengetahui mutu kayu dilakukan pengujian sifat fisik diantaranya pengujian kadar air dan berat jenis, sedangkan pengujian sifat mekanis antara lain pengujian Kuat Acuan Tarik, Tekan, Lentur, Geser dan Modulus Elastisitas, masing masing dibuat 6 benda uji dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dari hasil pengujian sifat fisik kayu, kayu Menggaris, Rajumas dan Meranti termasuk ke dalam golongan Kayu dengan berat sedang, bila berat jenis kayu 0,36 – 0,56, dan sifat mekanik kayu dapat dikatakan bahwa Kayu Menggaris ditinjau dari Kuat Acuan Tarik, Tekan dan Lentur termasuk Kode Mutu E23 dan Kuat Acuan Geser termasuk Kode Mutu E12. Kayu Rajumas ditinjau dari Kuat Acuan Tarik dan Tekan masuk ke dalam Kode Mutu E21, untuk Kuat Acuan lentur E10 dan Kuat Acuan Geser E20 dan Kayu Meranti Kuat Acuan Tarik, Tekan dan Lentur dengan Kode Mutu E22- E25, dan Kuat Acuan Geser E26. Dapat dikatakan bahwa perbedaan tersebut diakibatkan tinjauan yang berbeda berdasarkan pengambilan sampel benda uji kayu yang tidak seragam dan dapat dismpulkan juga bahwa apabila mutu kayu E20-E26, maka kayu kayu lokal tersebut cukup kuat dan kaku sebagai bahan struktur bangunan.