Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology)

PENGGUNAAN NAUNGAN DAN TIPE SUBSTRAT YANG BERBEDA PADA PERIODE AKLIMATISASI EX VITRO PHALAENOPSIS HIBRID Fauziah, Ade Arisma; Prahasti, Nurullita; Setiari, Nintya; Saptiningsih, Endang
Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.%p

Abstract

Produksi bibit anggrek Phalaenopsis Hibrid secara umum dilakukan secara in vitro melalui teknik kultur jaringan. Periode selanjutnya adalah tahap aklimatisasi yaitu adaptasi plantlet di lingkungan ex vitro sehingga dapat tumbuh, bertahan hidup dan memproduksi bunga yang optimal. Penggunaan naungan dan tipe substrat berperan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup plantlet selama periode awal aklimatisasi. Penelitian bertujuan untuk mengkaji peran naungan dan tipe substrat yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup plantlet Phalaenopsis Hibrid selama periode awal aklimatisasi ex vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimental dalam lingkungan greenhouse menggunakan plantlet Phalaenopsis Hibrid dalam botol, naungan paranet dan perlakuan tipe substrat yaitu serabut kelapa, akar kadaka dan spagnum. Penelitian dilakukan selama 5 minggu di greenhouse Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matemetika, UNDIP, Semarang. Plantlet tumbuh dan mampu bertahan hidup pada semua substrat dan naungan paranet secara bertahap. Pembentukan pori yang besar pada substrat serabut kelapa dan akar kadaka mampu meningkatkan jumlah dan panjang akar. Kemampuan menjerap air tinggi pada spagnum dapat meningkatkan berat segar plantlet. Penutupan paranet secara bertahap dan penggunaan substrat serabut kelapa, akar kadaka serta spagnum dapat mempertahankan kelangsungan hidup plantlet selama periode awal aklimatisasi ex vitro.   Kata kunci: aklimatisasi, anggrek, Phalaenopsis Hibrid, substrat, naungan
Naungan dan Tipe Substrat Berbeda pada Periode Aklimatisasi Ex-vitro Phalaenopsis Hibrid Ade Arisma Fauziah; Nurullita Prahasti; Nintya Setiari; Endang Saptiningsih
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.60-66

Abstract

Produksi bibit Phalaenopsis Hibrid umumnya dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Tahap selanjutnya adalah aklimatisasi plantlet di lingkungan ex-vitro. Penggunaan naungan dan tipe substrat berperan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup plantlet selama periode awal aklimatisasi. Penelitian ini mengkaji peran naungan dan tipe substrat yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup plantlet Phalaenopsis Hibrid selama periode awal aklimatisasi di greenhouse. Penelitian menggunakan plantlet Phalaenopsis Hibrid dalam botol dan naungan paranet. Plantlet diberi 3 tipe substrat yaitu serabut kelapa, akar paku kadaka, sphagnum serta semua perlakuan dinaungi paranet secara bertahap. Parameter penelitian yang diukur meliputi: jumlah akar, total panjang akar, panjang daun, berat segar dan persentase kematian plantlet. Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor dan 3 ulangan digunakan dalam penelitian ini. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji LSD pada taraf signifikansi 95% (P < 0,05). Penelitian dilakukan selama 5 minggu di greenhouse Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matemetika, UNDIP. Plantlet tumbuh dan mampu bertahan hidup pada semua substrat dan naungan paranet secara bertahap. Pembentukan pori besar pada substrat serabut kelapa dan akar kadaka meningkatkan jumlah dan panjang akar. Kemampuan menjerap air tinggi pada spagnum meningkatkan berat segar plantlet. Penutupan paranet secara bertahap dan penggunaan substrat serabut kelapa, akar kadaka serta spagnum mempertahankan kelangsungan hidup plantlet selama periode awal aklimatisasi ex-vitro.   Kata kunci:aklimatisasi, Phalaenopsis Hibrid, serabut kelapa, akar kadaka, sphagnum
Respon Eksplan Batang Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Perlakuan Konsentrasi Thidiazuron (TDZ) pada Media MS secara In Vitro Jefri Saputro; Nintya Setiari; Yulita Nurchayati; Munifatul Izzati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.147-156

Abstract

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang berpotensi dalam diversifikasi pangan, namun perbanyakan bibit dengan umbi tidak efektif untuk persediaan bibit nasional. Solusi dari permasalahan tersebut adalah perbanyakan dengan kultur jaringan melalui teknik organogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis eksplan dan konsentrasi TDZ yang tepat untuk meningkatkan respon viabilitas dan organogenesis eksplan. Metode yang digunakan adalah induksi organogenesis. Eksplan batang dipotong melintang dan diinisiasi dalam media MS dengan konsentrasi TDZ berbeda. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x4. Faktor pertama adalah jenis eksplan (batang tanpa tunas atau B0 dan batang bertunas atau B1), dan faktor kedua adalah konsentrasi TDZ (0ppm atau T0, 4,5ppm atau T4,5, 6ppm atau T6 dan 7,5ppm atau T7,5). Parameter yang diamati adalah persentase eksplan steril, persentase eksplan hidup, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis eksplan batang bertunas cenderung meningkatkan viabilitas dan persentase eksplan hidup daripada jenis eksplan batang tanpa tunas, sedangkan peningkatan konsentrasi TDZ cenderung menurunkan viabilitas dan persentase eksplan hidup. Jenis eksplan dan konsentrasi TDZ mempengaruhi secara nyata jumlah tunas, daun dan akar. Peningkatan konsentrasi TDZ sampai 4,5ppm merupakan konsentrasi optimal dalam  meningkatkan jumlah tunas dan daun. Kata kunci : Solanum tuberosum, TDZ, jenis eksplan, , viabilitas,  organogenesis
Mikropropagasi Tunas Alfalfa (Medicago sativa L.) pada Kombinasi Benzil amino purin (BAP) dan Thidiazuron (TDZ) Diah Nurmaningrum; Yulita Nurchayati; Nintya Setiari
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.211-217

Abstract

Teknologi kultur jaringan menjadi alternatif teknologi yang mampu menyediakan bibit secara massal, seragam dan relatif cepat. Multiplikasi tunas dari kultur pucuk merupakan tahap untuk mendukung pembentukan planlet dengan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh ZPT  Benzil Aminopurin (BAP) dan  thidiazuron (TDZ)  terhadap pembentukan tunas alfalfa pada media kultur serta mengetahui konsentrasi kedua ZPT dalam membentuk tunas secara optimal. Kultur pucuk diperoleh dari kecambah aseptik berumur 10 hari, dan ditumbuhkan di dalam medium Murashige&Skoog (MS). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kombinasi dari 2 faktor berupa 2 macam sitokinin. Faktor pertama adalah BAP dengan konsentrasi 0; 0,3; 0,6: 0,9 mg/L dan faktor kedua adalah TDZ dengan konsentrasi  0; 0,9; 0,6; 0,3 mg/L. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA, dan  dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu inisiasi tercepat (2,33 hari) terdapat pada perlakuan kombinasi BAP 0,3 mg/L dan TDZ 0,9 mg/L, sedangkan jumlah tunas terbanyak (8,00) diperoleh pada perlakuan kombinasi BAP 0,9 mg/L dan TDZ 0,3  mg/L. Tunas terpanjang terdapat pada media tanpa ZPT (kontrol). Kesimpulannya kombinasi BAP dan TDZ di dalam media MS efektif mempercepat waktu inisiasi dan meningkatkan pertumbuhan tunas alfalfa. Kata kunci : alfalfa (Medicago sativa); induksi pertunasan; BAP; TDZ
Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Varietas Servo pada Frekuensi Penyiraman yang Berbeda Sulistyowati Sulistyowati; Yulita Nurchayati; Nintya Setiari
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.26-34

Abstract

Tomat merupakan tanaman familia Solanaceae yang memiliki nilai ekonomis. Penyediaan air yang cukup selama budidaya mempengaruhi pertumbuhan dan produksi buah tomat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan produksi buah tomat. Penelitian dilakukan di rumah percobaan dan Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Departemen Biologi FSM UNDIP. Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu frekuensi penyiraman setiap hari, frekuensi penyiraman dua hari sekali, dan frekuensi penyiraman tiga hari sekali. Percobaan dilakukan dengan lima ulangan. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyiraman berpengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot segar tanaman, waktu muncul bunga, jumlah buah, berat buah dan kandungan karotenoid buah tomat. Semakin sering frekuensi penyiraman dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah tetapi semakin berkurang frekuensi penyiraman maka berdampak pada kandungan karotenoid buahnya.
Rendemen Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) dengan Metode Pengeringan yang Dikombinasi dengan Kain Penutup Wiraputra, Muhammad Dwijunianto; Nurchayati, Yulita; Hastuti, Endah Dwi; Setiari, Nintya
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 9, Nomor 1, Tahun 2024
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.9.1.2024.66-74

Abstract

Kualitas jahe merah ditentukan oleh kandungan minyak atsiri yang mudah menguap. Kombinasi cabinet solar dryer (CSD) sebagai alat pengering yang dikombinasikan dengan kain penutup dapat mempengaruhi rendemen minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi metode pengeringan dengan penambahan kain penutup terhadap rendemen minyak atsiri jahe merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pengeringan dengan cabinet solar dryer dan metode terbuka tanpa alat. Faktor kedua adalah tanpa kain, 1 lapis kain dan 2 lapis kain penutup. Parameter yang diamati adalah volume minyak atsiri, rendemen minyak atsiri, kadar air, susut bobot, suhu pengeringan, kelembaban udara, dan morfologi jahe. Metode yang digunakan adalah pengeringan rimpang jahe, yang telah diiris dengan ketebalan 5 mm. Rendemen minyak atsiri dianalisis dengan metode destilasi uap dan air. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara metode pengeringan dan kain penutup terhadap rendemen minyak atsiri. Rendemen tertinggi (0,98%) diperoleh dengan metode pengeringan matahari langsung dengan 1 lapis kain penutup. Kadar air terendah dan susut bobot tertinggi terdapat pada perlakuan matahari langsung tanpa kain penutup sebesar 13,04% dan 79,93%. Perlakuan optimal dalam meningkatkan volume dan rendemen minyak atsiri diperoleh pada metode pengeringan matahari terbuka dengan 1 lapis kain penutup. Metode pengeringan dengan alat CSD tanpa kain penutup menghasilkan minyak atsiri yang tinggi sebesar 0,6%. The quality of red ginger is determined by its volatile essential oil content.  A cabinet solar dryer (CSD) combined with a cloth cover can affect the yield of ginger essential oil. This study aims the effect of the drying method combined with cover cloth on the yield of red ginger essential oil. This study used a completely randomized design (CRD) factorial pattern 2 x 3 with 3 repetitions. The parameters observed were essential oil volume and yield, water content, weight loss, drying temperature, drying humidity, and ginger morphology. The method used was dried rhizome chopped with a thickness of 5 mm. The essential oils were analyzed by steam and water distillation. The results showed that there was an interaction between the two treatments for essential oil yields. The highest essential oil yield (0.98%) was obtained from direct sunlight with 1 layer of cloth. The lowest water content and highest weight loss were found in direct sun without covering cloth at 13.04% and 79.93%. Optimal treatment in increasing oil volume and essential oil yield was obtained by drying in the open sun with 1 layer of cloth cover. Drying with a CSD without a cover cloth produces a high essential oil.  
Kandungan Vitamin C dan Morfometri Buah Jambu Kristal (Psidium guajava L. cv. ‘Kristal’) pada Pengemasan yang Berbeda Putra, Agita Christyaji; Nurchayati, Yulita; Hastuti, Endah Dwi; Setiari, Nintya
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 8, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.8.2.2023.146-153

Abstract

Jambu kristal (Psidium guajava L. cv. ‘Kristal’) memiliki daging buah berwarna putih, tekstur renyah, tidak memiliki banyak biji serta memiliki banyak kandungan gizi, salah satunya vitamin C. Buah jambu yang sudah dipanen umumnya dikemas sebelum didistribusikan dengan tujuan untuk meminimalisir kerusakan maupun degradasi kandungan vitamin C selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pengemas yang berbeda terhadap kandungan vitamin C dan morfometri buah jambu kristal. Buah dipanen pada umur 100 HSA (Hari Setelah Antesis), berdasarkan rentang ukuran dan bobot yang sama. Buah yang telah dikemas kemudian disimpan dalam lemari pendingin pada suhu ±10oC selama 3 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan empat perlakuan, yaitu tanpa pengemas, plastik wrapping, besek, dan styrofoam. Tiap perlakuan dengan tiga ulangan. Analisis kandungan vitamin C dilakukan dengan metode spektrofotometri. Pengamatan morfometri dengan mengukur tingkat kekerasan buah, tingkat memar buah, dan warna kulit buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada jenis pengemas menggunakan styrofoam sebesar 12.297 ppm dan terendah pada perlakuan plastik wrapping sebesar 8.960 ppm. Perbedaan jenis pengemas berupa plastik wrapping, besek, dan styrofoam mempengaruhi kandungan vitamin C dan morfometri buah jambu kristal. Morfometri buah seperti susut diameter, susut bobot, tingkat kekerasan, dan tingkat memar buah yang paling baik diperoleh dari jenis pengemas styrofoam.  Crystal guava (Psidium guajava L. cv. 'Kristal') has white flesh, crunchy texture, low seed content and contains high vitamin C. Harvested guava are generally packaged before distribution to minimize degradation of vitamin C content during storage. This study aims to determine the effect of different types of packages on vitamin C content and morphometry of crystal guava fruit. Fruits are harvested at 100 days after anthesis based on the same size range and weight. The packed fruit was stored in the refrigerator at ±10oC for 3 days. The study was conducted using a single factor Completely Randomized Design (CRD) with four treatments, including without packaging, plastic wrap, besek (bamboo bucket), and styrofoam. Each treatment was repeated 3 times. Analysis of vitamin C content was carried out by spectrophotometric method. The results showed that the highest vitamin C content was found in the styrofoam treatment at 12,297 ppm and the lowest in the plastic wrap treatment at 8,960 ppm. Different types of packaging in the form of plastic wrap, besek, and styrofoam affect the vitamin C content and morphometry of crystal guava fruit. The best fruit morphometry such as diameter loss, weight loss, hardness level, and bruising level was obtained from styrofoam.