Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Acta Pharmaceutica Indonesia

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL AKAR, BUNGA, DAN DAUN TURI (SESBANIA GRANDIFLORA L. POIR) Kurniati, Neng Fisheri; Garmana, Afrillia Nuryanti; Aziz, Nur
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 42, No 1 (2017)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.428 KB)

Abstract

ABSTRAKPada masa kini semakin banyak ditemukan kasus infeksi terhadap bakteri dan jamur termasuk terhadap mikroba yang resisten. Pengembangan agen antimikroba baru perlu dilakukan dan salah satunya dapat berasal dari bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan antijamur ekstrak etanol akar, bunga, dan daun turi (Sesbania grandiflora L. Poir) terhadap mikroba uji, di antaranya Staphylococcus aureus, Methicilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Candida albicans. Aktivitas antibakteri dan antijamur ditentukan dengan metode mikrodilusi untuk mendapatkan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) masing-masing ekstrak terhadap mikroba uji. Selanjutnya dilakukan penentuan sifat kombinasi dari ekstrak yang potensial sebagai antimikroba dengan obat sintetik seperti vankomisin atau meropenem dengan metode difusi agar menggunakan pita kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga ekstrak etanol bagian tanaman turi, hanya bagian daun yang memiliki aktivitas antimikroba, yaitu terhadap S. aureus, MRSA, dan C. albicans. Aktivitas ekstrak etanol daun turi terhadap MRSA memiliki KHM dan KBM yang paling rendah secara berturut-turut yaitu 64 dan 2048 μg/mL. Kombinasi ekstrak etanol daun turi dengan vankomisin atau meropenem terhadap MRSA bersifat aditif.Kata kunci: Antibakteri, Antijamur, Sesbania grandiflora L. Poir, KHM, KBMANTIBACTERIAL AND ANTIFUNGAL ACTIVITIES OF ETHANOL EXTRACT OF THE ROOTS, FLOWERS, AND LEAVES OF TURI (SESBANIA GRANDIFLORA L. POIR)ABSTRACTNowadays, the cases of infection by bacteria and fungi including resistant microbes are increasing. The development of new antimicrobial agents needs to be done and one of them can be derived from natural sources. This study aims to determine antibacterial and antifungal activity of ethanol extract of the roots, flowers, and leaves of turi (Sesbania grandiflora L. Poir) against some microbes including Staphylococcus aureus, Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans. Antibacterial and antifungal activity was determined by microdilution method to obtain the value of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal/Fungicidal Concentration (MBC) of each extract against tested microbes. Furthermore, the determination of the extract with potential activity in combination with synthetic drugs (i.e. vancomycin or meropenem) using agar diffusion method by using paper strips. Of the three ethanol extracts of different part of turi, only the leaves part have a potential antimicrobial activity against S. aureus, MRSA, and C. albicans. The lowest values of MIC and MBC were showed in the ethanol extract of turi leaves against MRSA which were 64 dan 2048 μg/mL, respectively. The combination of the ethanolextract of turi leaves with vancomycin or meropenem against MRSA showed an additive interaction.Keywords: Antibacterial, Antifungal, Sesbania grandiflora L. Poir, MIC, MBC
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL AKAR, BUNGA, DAN DAUN TURI (SESBANIA GRANDIFLORA L. POIR) Neng Fisheri Kurniati; Afrillia Nuryanti Garmana; Nur Aziz
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 42 No. 1 (2017)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPada masa kini semakin banyak ditemukan kasus infeksi terhadap bakteri dan jamur termasuk terhadap mikroba yang resisten. Pengembangan agen antimikroba baru perlu dilakukan dan salah satunya dapat berasal dari bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan antijamur ekstrak etanol akar, bunga, dan daun turi (Sesbania grandiflora L. Poir) terhadap mikroba uji, di antaranya Staphylococcus aureus, Methicilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Candida albicans. Aktivitas antibakteri dan antijamur ditentukan dengan metode mikrodilusi untuk mendapatkan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) masing-masing ekstrak terhadap mikroba uji. Selanjutnya dilakukan penentuan sifat kombinasi dari ekstrak yang potensial sebagai antimikroba dengan obat sintetik seperti vankomisin atau meropenem dengan metode difusi agar menggunakan pita kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga ekstrak etanol bagian tanaman turi, hanya bagian daun yang memiliki aktivitas antimikroba, yaitu terhadap S. aureus, MRSA, dan C. albicans. Aktivitas ekstrak etanol daun turi terhadap MRSA memiliki KHM dan KBM yang paling rendah secara berturut-turut yaitu 64 dan 2048 μg/mL. Kombinasi ekstrak etanol daun turi dengan vankomisin atau meropenem terhadap MRSA bersifat aditif.Kata kunci: Antibakteri, Antijamur, Sesbania grandiflora L. Poir, KHM, KBMANTIBACTERIAL AND ANTIFUNGAL ACTIVITIES OF ETHANOL EXTRACT OF THE ROOTS, FLOWERS, AND LEAVES OF TURI (SESBANIA GRANDIFLORA L. POIR)ABSTRACTNowadays, the cases of infection by bacteria and fungi including resistant microbes are increasing. The development of new antimicrobial agents needs to be done and one of them can be derived from natural sources. This study aims to determine antibacterial and antifungal activity of ethanol extract of the roots, flowers, and leaves of turi (Sesbania grandiflora L. Poir) against some microbes including Staphylococcus aureus, Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans. Antibacterial and antifungal activity was determined by microdilution method to obtain the value of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal/Fungicidal Concentration (MBC) of each extract against tested microbes. Furthermore, the determination of the extract with potential activity in combination with synthetic drugs (i.e. vancomycin or meropenem) using agar diffusion method by using paper strips. Of the three ethanol extracts of different part of turi, only the leaves part have a potential antimicrobial activity against S. aureus, MRSA, and C. albicans. The lowest values of MIC and MBC were showed in the ethanol extract of turi leaves against MRSA which were 64 dan 2048 μg/mL, respectively. The combination of the ethanolextract of turi leaves with vancomycin or meropenem against MRSA showed an additive interaction.Keywords: Antibacterial, Antifungal, Sesbania grandiflora L. Poir, MIC, MBC
PENGARUH THE HIJAU DAN THE HITAM DALAM MINUMAN THE KEJU TERHADAP BOBOT BADAN DAN RISIKO DIABETES MELITUS PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Neng Fisheri Kurniati; Rosyadi Amelia Try Yuliani
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 47 No. 1 (2022)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/api.v47i1.17043

Abstract

Cheese tea contains two main ingredients, tea, and dairy products. Green tea, black tea, and dairy products in the cheese tea have been shown to have beneficial effects on both body weight and blood glucose. However, there is no evidence that this benefit also applies to cheese tea. Moreover, cheese tea drinks which are sold in the market may be added with sugar to enhance flavor. This study aims to identify the effect of green tea and black tea in cheese tea on body weight and the risk of diabetes mellitus. The research was conducted with experiments on 32 male Swiss Webster mice which were divided into eight groups, namely the negative control (water), positive control (dextrose), and treatment group consisting of cheese green tea or cheese black tea groups with different compositions of sugar. The test drinks were administered once a day orally for 21 days. The results of this study showed that cheese green tea or cheese black tea affected blood glucose, but not body weight. Consumption of normal sugar cheese black tea and half sugar cheese black tea showed a significant increase in blood glucose compared to negative control, so there is a risk of developing diabetes mellitus. Meanwhile, consumption of unsweetened cheese tea and half-sugar cheese green tea did not increase blood glucose levels significantly compared to negative control. In conclusion,  consumption of cheese tea with green tea shows a better effect on blood glucose.
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI INFUSA BAWANG PUTIH SEGAR DAN BAWANG HITAM (Allium sativum L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.)YANG DIINDUKSI KARAGENAN Deden Winda Suwandi; Siti Imaroh; Neng Fisheri Kurniati
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 47 No. 2 (2022)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/api.v47i2.19627

Abstract

Inflamasi merupakan respon perlindungan normal terhadap berbagai kerusakan pada jaringan. Bawang putih (Allium sativum L.) secara tradisional digunakan untuk mengobati diabetes, kolesterol, dan tekanan darah tinggi serta terbukti memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi. Bawang hitam merupakan olahan lain dari bawang putih yang dikembangkan untuk mengurangi rasa dan bau yang tak sedap dari bawang putih segar tanpa menghilangkan aktivitas biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari bawang putih segar dan bawang hitam dengan menggunakan metode pembengkakan telapak kaki tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi lambda karagenan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa infusa bawang putih segar dan bawang hitam dosis 100 dan 300 mg/kg BB menunjukkan aktivitas sebagai antiinflamasi. Infusa bawang putih segar dosis 100 dan 300 mg/kg BB dapat menurunkan volume radang telapak kaki tikus dengan persen inhibisi radang masing-masing sebesar 33,97% dan 37,21%. Infusa bawang hitam dosis 100 dan 300 mg/kg BB juga memiliki aktivitas yang relatif sama yang ditandai dengan persen inhibisi radang masing-masing sebesar 35,08% dan 42,38%. Meskipun tidak ada perbedaan aktivitas antiinflamasi secara statistik antara infusa bawang putih dengan infusa bawang hitam, namun infusa bawang hitam menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang lebih cepat dan menunjukkan peningkatan aktivitas dengan peningkatan dosis.