Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Online Tata Busana

Pengaruh Volume Larutan Air Kapur Terhadap Hasil Jadi Pewarnaan Limbah Daun Nangka Pada Kain Polyester Devi, Lisa Sri; Singke, Juhrah
Jurnal Online Tata Busana Vol. 2 No. 3 (2013): Jurnal Online Tata Busana Agustus 2013
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v2i3.3499

Abstract

PENGARUH MASSA MORDAN TUNJUNG TERHADAP HASIL PEWARNAAN DENGAN KULIT BUAH ASAM (SWEETTAMARIND) MENGGUNAKAN TEKNIK TIE DYE ROHMATUN NISA, ANI; SINGKE, JUHRAH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Online Tata Busana Maret 2018
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v7i2.24246

Abstract

Abstrak Tie dye merupakan salah satu bentuk seni tradisional yang pembuatannya dilakukan dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada pewarna. Pembuatan tie dye dapat menggunakan pewarna sintetis atau pewarna alami.penelitian ini menggunakan kulit buah asam sebagai bahan zat warna alami dan mordan tunjung.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil pewarnaan tie dye dan uji lab ketahanan luntur warna.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen variabel bebas penelitian ini adalah massa mordan tunjung 100 gram, 200 gram, dan 300 gram. variabel terikat meliputi aspek ketajaman warna pada (1) hasil pewarnaan tie dye pada permukaan kain; (2) hasil motif tie dye. Pengumpulan data menggunakan observasi yang telah diisi oleh 30 observer.Analisis data menggunakan varians tunggal dengan bantuan SPSS 23 serta dilakukan uji laboratorium.Hasil uji data menyatakan bahwa hasil pewarnaan pada aspek hasil pewarnaan tie dye pada permukaan kain dan hasil motif tie dye dengan massa 100 gram dalam kategori cukup baik, massa 200 gram dalam kategori sangat baik dan massa 300 gram dalam kategori baik. Ada pengaruh terhadap massa mordan 100 gram, 200 gram, dan 300 gram ditinjau dari aspek hasil pewarnaan tie dye pada permukaan kain, dan hasil moti tie dye dengan signifikan P=0,000(>0,05).Hal ini ditunjang hasil uji lab ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun yang dapat dilihat dari perubahan warna asli dari uji dan penilaian penodaan terhadap kain putih, massa mordan tunjung yang digunakan yaitu 100gram, 200gram, dan 300gram menunjukkan nilai sama-sama baik yaitu dapat diartikan bahwa ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun dikategorikan baik. Kata Kunci: Tie Dye, Mordan Tunjung, Kulit Buah Asam Abstract Tie dye is one of the traditional art forms made by tying tightly in some parts of the fabric then dipped into the dye. Making tie dye can use synthetic dyes or natural dyes. This study uses tamarind skin as a natural dyes material and mordant tunjung. Purpose of this study is to know the result of tie dye coloring technique and color fastness lab test. The kind of this study is independent variable experiment research. In this study used mass of mordant tunjung 100 gram, 200 gram, and 300 gram. The dependent variable includes aspects of color sharpness at (1) tie dye results coloring on the fabric surface, (2) result of tie dye motif. Data collection used observations that have been filled by 30 observers. Analysis of data used single variance with the help of SPSS 23 and laboratory tests.The result of the data test showed that the coloring result on the tie dye coloring on the surface of the fabric and the tie dye motif aspects with the mass of 100 grams in the category is pretty good, the mass of 200 grams in very good category and the mass of 300 grams in the good category. There is an effect on mordant mass 100 grams, 200 grams, and 300 grams seen from aspect of tie dye coloring on fabric surface, and result tie dye motif with significant P=0.000 (>0.05). This is supported by the results of the color fastness test lab for laundry soap which can be seen from the original color change from the test and the staining assessment of the white fabric. The mass of mordant tunjung used is 100 grams, 200 grams, and 300 grams shows the same good value which can be interpreted that the color fastness to laundry soap is categorized good. Keywords: Tie Dye, Mordant Tunjung, Tamarind Skin.
PENGARUH JUMLAH MORDAN BAKING SODA TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN KULIT IKAN ETONG (ABALISTES STELLARIS) PADA VAS BUNGA AZIZAH, LATIFATUL; SINGKE, JUHRAH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Online Tata Busana Maret 2018
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v7i2.24636

Abstract

Abstrak Mordan merupakan zat yang berfungsi sebagai bahan penguat dan pembangkit warna. Mordan dalam penelitian ini adalah baking soda. Baking soda merupakan mordan yang berbentuk bubuk kristal putih yang lembut dengan PH 8,4. Penggunaan mordan ini sangat baik untuk pewarnaan pada serat alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil jumlah mordan baking soda, pengaruh jumlah mordan baking soda dan hasil terbaik jumlah mordan terhadap hasil jadi pewarnaan kulit ikan etong (abalistes stellaris) pada vas bunga. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variable bebas pada penelitian ini adalah jumlah mordan baking soda seberat 6 gram, 9 gram dan 12 gram. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil pewarnaan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, yang diolah dengan metode analisis statistic anava tunggal dengan bantuan program SPSS 16 dengan taraf signifikan ? ? 0,05. Hasil analisis data menyatakan bahwa hasil pewarnaan kulit ikan etong (abalistes stellaris) pada aspek daya serap dan ketajaman warna dengan jumlah mordan baking soda 6 gram dalam kategori sangat baik. Pada jumlah mordan baking soda 9 gram pada aspek daya serap dan ketajaman warna dalam kategori baik. Jumlah mordan baking soda 12 gram pada aspek daya serap dan ketajaman warna dalam kategori cukup baik. Sedangkan pada aspek kerataan warna dengan jumlah mordan baking soda 6 gram, 9 gram dan 12 gram dalam kategori baik. Ada pengaruh jumlah mordan baking soda 6 gram, 9 gram dan 12 gram terhadap hasil pewarnaan kulit ikan etong (abalistes stellaris) ditinjau dari aspek daya serap dengan signifikan ?=0,00. Pada aspek kerataan warna dengan signifikan ?=0,04 dan aspek ketajaman warna dengan signifikan ?=0,00. Hasil terbaik jumlah mordan baking soda adalah 6 gram dengan nilai mean 3,22 dari keseluruhan aspek yang diamati. Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil jadi pewarnaan kulit ikan etong (abalistes stellaris) pada vas bunga dengan jumlah mordan baking soda 6 gram pada aspek daya serap dan ketajaman warna sangat baik. Terdapat pengaruh jumlah mordan baking soda terhadap hasil pewarnaan kulit ikan etong (abalistes stellaris) pada vas bunga ditinjau dari daya serap, kerataan warna dan ketajaman warna. Hasil terbaik jumlah mordan baking soda adalah 6 gram dari keseluruhan aspek. Kata Kunci : jumlah mordan, baking soda, pewarnaan, kulit ikan etong (abalistes stellaris), vas bunga Abstract Mordan is a substance used for reinforcing materials and instigator coloring. In this study mordan is natrium bikarbonat. Natrium bikarbonat ia soft white crystalline powder with PH > 8,4. The use of mordan is good for coloring on natural fibers. The purpose of of this study is to know the result on the number of mordan natrium bikarbonat, effect on the number of mordan natrium bikarbonat, and best result for the etong fish skin (abalistes stellaris )coloring on vase. The type of this research is experiment. Independent variable was used in this study consists of variation number of mordan natrium bikarbonat that 6 gram, 9 gram, and 12 gram. In this study, data collection technique using observation, which processed using single anava statistical analysis method with significant level ? ? 0,05 in SPSS 16 program. The result of analysis show etong fish skin (abalistes stellaris) coloring on the aspect of absorption and sharpness of color with the number of mordan natrium bikarbonat 6 grams in verygood category. The number of mordan natrium bikarbonat 9 gram on the aspect of absorption and sharpness of coloring in good category. The number of mordan 12 gram on the aspect of absortion and sharpness of coloring in quite good category. While on the aspect of color spreading with number of mordan natrium bikarbonat 6,9, and 12 grams in good category. The effect number of mordan 6 grams, 9 grams, and 12 grams on etong fish skin (abalistes stellaris) is viewed according absorptive aspect with significant ? = 0,0. On spreading color aspect with significant ? = 0,4 and on sharpness color aspect with significant ? = 0,0. The best result is form the number of mordan natrium bikarbonat 6 gram with mean value 3,22 among all of the aspect observed. Based on the result analysis and discussion can be concluded that effect of the number of mordan natrium bikarbonat for etong fish skin (abalistes stellaris) coloring on vase with 6 gram mordan natrium bikarbonat in the aspect of absorptive and sharpness color in very good category. There is also effect for etong fish skin (abalistes stellaris) coloring on vase based on absortive, spreading, and sharpness color. The best result of the number of mordan natrium bikarbonat is 6 gram among the aspect observed. Keyword: Number of mordan, natrium bikarbonat, coloring, etong fish skin (abalistes stellaris), vase
PENGARUH UKURAN MEDIUM TERHADAP HASIL JADI HANDPAINTING DENGAN CAT ACRYLIC PADA KAIN QUILTING BARIDAH, BARARA; SINGKE, JUHRAH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Online Tata Busana Maret 2018
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v7i2.24699

Abstract

Abstrak Handpainting merupakan salah satu teknik seni melukis diatas kain secara langsung. Penilitian ini menggunakan cat acrylic dengan pelarut medium, dengan tujuan mengetahui pengaruh cairan medium tehadap hasil jadi handpainting yang meliputi ketajaman warna, daya serap warna dan gradasi warna. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Adapun variabel bebas adalah ukuran medium 1:2 (2 gram), 1:3 (3 gram) dan 1:4 (4 gram). Variabel terikat adalah hasil jadi handpainting. Variabel kontrol adalah desain, jenis dan merk cat, jenis pelarut medium, teknik pewarnaan, kain yang digunakan, dan alat melukis. Metode analisis data yang digunakan adalah anava tunggal bantuan program SPSS 16 dengan taraf signifikan ?=<0,05. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pada aspek ketajaman warna ukuran medium 1:2 (2 gram) menghasilkan ketajaman warna yang lebih baik dibandingkan ukuran medium 1:3 (3 gram) dan 1:4 (4 gram). Semakin sedikit medium yang digunakan, intensitas warna cat acrylic akan semakin tajam dan jelas, semakin banyak medium digunakan maka akan semakin pudar warna cat acrylic yang dihasilkan. Pada aspek daya serap warna ukuran medium 1:4 (4 gram) menghasilkan daya serap warna yang lebih baik dibandingkan ukuran medium 1:2 (2 gram) dan 1:3 (3 gram). Semakin banyak ukuran medium yang dicampurkan pada cat acrylic, daya serap semakin tinggi dan baik karena konsentrasi cat lebih cair. Pada aspek gradasi warna ukuran medium 1:4 (4 gram) menghasilkan daya serap warna yang lebih baik dibandingkan ukuran medium 1:2 (2 gram) dan 1:3 (3 gram). Semakin banyak ukuran medium yang dicampurkan pada cat maka konsentrasi cat akan semakin cair dan proses pengeringan pada kain lebih lama, hal ini memudahkan cat untuk dibaurkan dengan warna yang lain. Kata kunci: Handpainting, cat acrylic, medium, quilting. Abstract Handpainting is one of the art techniques of painting on fabric directly. This research uses acrylic paints with medium solvents, with the aim of knowing the effect of liquid medium to finished product of handpainting which includes the sharpness of color, the absorption of color and the color gradation. This research type is experiment. The free variable is medium size 1:2 (2 gram), 1:3 (3 gram) and 1:4 (4 gram). The dependent variable is the result so handpainting. Control variables are design, type and brand of paint, medium type of solvent, staining technique, fabric used, and painting tools. Data analysis method used is single anava aid program SPSS 16 with significant level ? = <0,05. Based on the results of data analysis can be concluded that the aspect of color sharpness medium size 1:2 (2 grams) produced better color sharpness than medium size 1:3 (3 grams) and 1:4 (4 grams). The less medium that is used, the intensity of the paint color of acrylic will be more sharp and clear, the more medium is used it will be more faded color of acrylic paint produced. In the aspect of medium color absorption capacity of 1:4 (4 gram) produced better color absorption than medium size 1:2 (2 gram) and 1:3 (3 gram). The more the size of the medium is mixed in acrylic paint, the higher the absorption and the better because the paint concentration is more fluid. In the medium gradation aspect of 1:4 medium size (4 gram), the color absorption is better than medium size 1:2 (2 gram) and 1:3 (3 gram). The more the size of the medium is mixed in the paint the paint concentration will be more fluid and the drying process on the cloth longer, this makes it easier for paint to be mixed with other colors. Keywords: Handpainting, acrylic paint, medium, quilting.
PERBEDAAN ARAH SERAT MELEBAR DAN MEMANJANG TERHADAP HASIL JADI TEKNIK ANYAMAN TIGA SUMBU PADA SARUNG BANTAL ALFISAHR, ANNISA; SINGKE, JUHRAH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 8 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v8i3.29883

Abstract

Anyaman tiga sumbu dikenal juga sebagai anyaman silang yang tersusun menurut tiga arah. Tujuan penelitian ini 1) Untuk mengetahui hasil jadi anyaman tiga sumbu dengan menggunakan arah serat melebar dan memanjang pada sarung bantal. 2) Untuk mengetahui perbedaan hasil jadi arah serat melebar dan memanjang terhadap hasil jadi teknik anyaman pada sarung bantal ditinjau dari aspek kesesuaian bentuk motif anyaman, hasil jadi anyaman dan ukuran motif anyaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi yang diisi oleh 30 observer terdiri dari 3 dosen tata busana dan 27 mahasiswa tata busana yang menempuh mata kuliah desain tekstil. Teknik analisis data menggunakan uji t dengan program SPSS 20 dengan ? < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil jadi anyaman dengan arah serat melebar mendapatkan nilai mean 3.00 sedangkan arah serat memanjang mendapatkan nilai mean 3.23. Berdasarkan uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan diantara arah serat melebar dan memanjang terhadap hasil jadi anyaman tiga sumbu pada sarung bantal. Dari hasil rata-rata dapat disimpukan hasil jadi anyaman tiga sumbu yang paling baik terdapat pada arah serat memanjang karena arah serat memanjang memiliki sifat serat yang baik dari pada arah serat melebar.
PENGARUH MASSA MORDAN KAPUR TERHADAP HASIL PEWARNAAN VALUE DAUN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES) CANDRA DEV, VERONICHA; SINGKE, JUHRAH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v9i1.31595

Abstract

PENGARUH KONSENTRASI MORDAN SODA ABU TERHADAP HASIL JADI BATIK TULIS MENGGUNAKAN PEWARNA ALAM BIJI PINANG (ARECA CATECHU) Hasanah, Risyalatul; SINGKE, JUHRAH
Jurnal Online Tata Busana Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v9i1.31757

Abstract

AbstrakProses pewarnaan alami perlu melakukan mordanting. Mordan berfungsi sebagai bahan penguat dan pembangkit warna. Jenis-jenis mordan yang digunakan untuk pewarnaan alami juga sangat beragam. Pada penelitian ini pewarna batik tulis alami. Biji pinang (areca catechu) dengan mordan soda abu (Na2CO3) dengan konsentrasi 100 gr/l, 200 gr/l, dan 300 gr/l. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui hasil jadi batik tulis menggunakan pewarna biji pinang dengan konsentrasi mordan soda abu 100 gr/l, 200 gr/l, dan 300 gr/l ditinjau dari aspek kerataan warna, kejelasan motif dan ketajaman warna. (2) Mengetahui pengaruh konsentrasi mordan soda abu 100 gr/l, 200 gr/l, dan 300 gr/l terhadap hasil pewarnaan batik tulis menggunakan biji pinang ditinjau dari aspek kerataan warna, kejelasan motif dan ketajaman warna. (3) Mengetahui hasil pewarnaan biji pinang pada batik tulis menggunakan konsentrasi mordan soda abu 100 gr/l, 200 gr/l dan 300 gr/l yang paling disukai. Metode penelitian ini adalah eksperimen. Dengan lembar observasi (checklist) yang telah diisi oleh 30 observer. 4 observer ahli dan 26 observer semi ahli. Dengan bantuan SPSS 23. Hasil penelitian menunjukan (1) Hasil pewarnaan batik tulis pada aspek kerataan warna biji pinang dengan konsentrasi mordan 300 gr/l dengan mean 2.66 menunjukkan sangat baik, kejelasan motif dengan konsentrasi mordan 100 gr/l dengan mean 2.86 menghasilkan warna sangat baik, untuk ketajaman warna dengan konsentrasi 300 gr/l menghasilkan warna sangat baik dengan mean 1.76. (2) Terdapat pengaruh konsentrasi mordan soda abu terhadap pewarnaan alam biji pinang pada aspek kerataan warna dan kejelasan motif dan tidak ada pengaruh pada aspek ketajaman warna. (3) Hasil pewarnaan biji pinang yang paling disukai menggunakan konsentrasi mordan soda abu 200 gr/l.Kata kunci : Mordan Soda Abu, Konsentrasi Mordan, Biji Pinang (Areca Catechu)AbstractThe natural coloring process needs to do mordanting. Mordan functions as a reinforcement and color generator. The types of mordan used for natural coloring are also very diverse. In this research, natural batik dye. Areca catechu with mordan soda ash (Na2CO3) with concentrations of 100 gr / l, 200 gr / l, and 300 gr / l. The objectives of this study are: (1) Determine the results of finished batik using areca nut coloring with mordan soda ash concentration of 100 gr / l, 200 gr / l, and 300 gr / l in terms of color flatness, clarity of motifs and color sharpness. (2) Determine the effect of mordan soda ash concentration of 100 gr / l, 200 gr / l, and 300 gr / l on the results of coloring batik using areca seeds in terms of color flatness, clarity of motifs and color sharpness. (3) Determine the results of staining of areca nut on batik using mordan soda ash concentration of 100 gr / l, 200 gr / l and 300 gr / l which is most preferred. This research method is experimental. With an observation sheet (checklist) that has been filled by 30 observers. 4 expert observers and 26 semi-expert observers. With the help of SPSS 23. The results showed (1) The results of coloring batik on the aspect of areca seed color evenness with a concentration of 300 gr / l with a mean of 2.66 showed very good, clarity of motives with a mordan concentration of 100 gr / l with a mean of 2.86 producing very color well, for the sharpness of the color with a concentration of 300 gr / l produces very good colors with a mean 1.76. (2) There is an effect of mordan soda ash concentration on the natural coloring of betel nut on the aspect of color flatness and clarity of motifs and there is no effect on the color sharpness aspect. (3) The best preferred betel nut coloring results are mordan soda ash concentration of 200 gr / l.Keywords : mordan soda ash, mordan concentration, pinang seed (areca catechu).