Agus Sugiyatno
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Produksi Tanaman

PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA PEMATAHAN DORMANSI MATA TUNAS TANAMAN JERUK (Citrus sp.) HASIL OKULASI Trisnawan, Ade Syahrizal; Sugiyatno, Agus; Fajriani, Sisca; Setyobudi, Lilik
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 5 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Jeruk (Citrus sp.) merupakan salah satu tanaman yang buahnya banyak dikonsumsi. Kebutuhan buah jeruk di Indonesia cukup besar, namun kebutuhan tersebut belum mampu dipenuhi oleh petani lokal sehingga harus impor. Perbanyakan Tanaman Jeruk umumnya menggunakan teknik okulasi, namun terdapat hasil okulasi yang tidak tumbuh (Dormansi). Penggunaan zat pengatur tumbuh adalah salah satu cara untuk menghilangkan kondisi dormansi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Zat Pengatur Tumbuh pada pematahan dormansi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2014 di kebun percobaan Punten, BALITJESTRO, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 13 faktor: Kontrol (K), Rootone-F 1 semprot (RFA), Rootone-F 2 semprot (RFB), Rootone-F 3 semprot, GA3 1 semprot (GAA), GA3 2 semprot (GAB), GA3 3 semprot (GAC), Bawang Merah 1 semprot (BMA), Bawang Merah 2 semprot (BMB), Bawang Merah 3 semprot (BMC), Kelapa Muda 1 semprot (KMA), Kelapa Muda 2 semprot (KMB), Kelapa Muda 3 semprot (KMC). Pengamatan yang dilakukan meliputi persentase pecah tunas, kecepatan pecah tunas, tinggi tunas, jumlah daun dan diameter. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata pada persentase pecah tunas umur pengamatan 28 dan 84 Hari Setelah Perlakuan (HSP) dengan perlakuan Kelapa Muda 3 kali semprot menunjukkan hasil paling tinggi. Parameter pengamatan kecepatan pecah tunas, tinggi tunas, jumlah daun dan diameter tunas menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan ZPT.
Pengaruh Posisi Mata Tempel Pada Keberhasilan Okulasi Beberapa Varietas Jeruk Keprok (Citrus reticulate) Musthofa, Mochammad Insan; Sugiyatno, Agus; Wardiyati, Tatik; Roviq, Mochammad
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 5 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman jeruk banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki iklim yang sesuai dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi tanaman jeruk pada tahun 2014 mencapai 1.785.264 ton/tahun, sedangkan pada tahun 2015 produksi tanaman jeruk mengalami penurunan sebesar 40.925 ton/tahun (BPS, 2016). Hal tersebut disebabkan karena serangan hama dan penyakit, dan berkurangnya ketersediaan lahan budidaya tanaman jeruk akibat alih fungsi lahan menjadi bangunan. Salah satu teknik perbanyakan tanaman jeruk yang banyak dilakukan di Indonesia yaitu dengan okulasi. Okulasi yaitu menggabungkan sifat unggul yang terdapat pada batang atas dengan sifat unggul yang terdapat pada batang bawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi mata tempel terbaik pada setiap varietas untuk menghasilkan bibit yang baik, untuk mengetahui perbedaan pada pertumbuhan bibit dengan posisi mata tempel yang berbeda dan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan pada setiap varietas yang ditanam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 hingga Desember 2017 di Kebun Percobaan Tlekung Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) untuk melihat adanya pengaruh perlakuan. Terdiri dari dua faktor, yaitu faktor posisi mata tempel dan faktor varietas jeruk keprok. Variabel pengamatan dalam penelitian yaitu presentase keberhasilan okulasi, kecepatan pecahnya mata tunas, panjang tunas, jumlah daun per tunas, diameter batang tunas, diameter batang bawah. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksiantara perlakuan posisi mata tempel dengan varietas. Keberhasilan okulasi tidak dipengaruhi oleh letak mata tempel pada semua varietas.