Sejak jaman dahulu tato merupakan sebuah bentuk kepercayaan, doa dan simbol. Namun, seiring berjalannya waktu, tato di Indonesia membentuk stigma dan pandangan masyarakat menjadi negatif. Namun, seorang tokoh revolusioner tato atau Presiden Tato, Bob Sick, berhasil mencapai keberhasilannya dalam berkarya dengan hasil seni lukisan kontemporer. Penulis memakai teori identitas diri, kreativitas, konsep seni, komunikasi, ideologi, dan stigma sosial. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara terhadap narasumber Ajenk&Munir, Sebastian Lesmana mengenai sejarah karir Bob Sick dan juga komunikasi ideologi Bob Sick melalui tato di sekujur tubuhnya. Penulis menggunakan metode studi kasus. Atas dasar ideologi dari komunikasi Bob Sick melalui tato di sekujur tubuhnya, membuktikan bahwa tato bukanlah stigma negatif, akan tetapi tato merupakan seni dan dapat membuat seseorang lebih ekspresif atau percaya diri.