Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : jurnal abdimas saintika

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ARTHRITIS GOUT DI PUSKESMAS DADOK TUNGGUL HITAM PADANG Vino Rika Nofia; Emira Apriyeni; Fani Prigawuni
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 1 (2021): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i1.1108

Abstract

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, kasus arthritis gout adalah 1.134 kasus dan terbanyak pertama di Puskesmas Dadok Tunggul Hitam.Timbulnya penyakit arthritis gout lebih disebabkan oleh faktor usia, makan makanan tinggi purin dan konsumsi alkohol. Tujuan Pengabmas ini adalah untuk mengetahui penatalaksaan yang berhubungan dengan kejadian Arthritis Gout. Dengan melakukan pengabdian untuk penatlaksaan artritis gout ini maka diharapkan masyarakat mamapu untuk mengatasi dan mengeanli tanda gejala gout secara dini sebelum datang kepelayanan kesehatan. Diharapkan kepada Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan penderita arthritis gout mengenai makanan tinggi purin dan konsumsi alkohol yang harus di hindari melalui pendidikan kesehatan berupa penyuluhan.
LATIHAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN PNEUMONIA DI RSUD SAWAHLUNTO Weni Sartiwi; Vino Rika Nofia; Indah Komala Sari
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 1 (2021): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i1.1124

Abstract

Pneumonia merupakan peradangan dari parenkim paru, pada asinus berisi cairan radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga interstisium. Penyakit ini ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak. Sesak napas yang tidak diatasi dengan cepat dapat mengakibatkan gagal nafas dan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu perlu penanganan secara suportif yang salah satunya adalah latihan batuk efektif. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Rawat Inap RSUD Sawahlunto bulan September 2019. Kegiatan diawali dengan pengukuran frekuensi napas, kemudian dilakukan pemberian terapi latihan batuk efektif sehingga frekuensi napas dalam batas normal dengan cara demontrasi, diakhiri dengan posttest yaitu mengukur frekuensi napas pasien pneumonia. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat sebelum dilakukan latihan batuk efektif didapatkan  16 orang pasien dengan pneumonia mengalami frekuensi napas yang tinggi (lebih dari 25 kali/menit), kemudian setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi latihan batuk efektif terdapat 11 pasien pneumonia orang yang mengalami frekuensi napas dalam batas normal yaitu 23-25 kali/menit, dan 5 orang lainnya frekuensi napas yang tinggi (lebih dari 25 kali/menit). Dapat disimpulkan adanya peningkatan frekuensi setelah diberikan latihan batuk efektif. Diharapkan kegiatan pemberian latihan batuk efektif ini dapat diterapkan dan dapat dijadikan sebagai intervensi oleh perawat tentang latihan batuk efektif pada pasien pneumonia.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENATALAKSANAAN HIPERTENSI TERHADAPTINGKAT PENGETAHUANLANSIAHIPERTENSI DI WILAYAHKERJA PUSKESMASKUMUNDEBAI Vino Rika Nofia; Silvi Zaimy; Priska Sebdarini
Jurnal Abdimas Saintika Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v1i1.481

Abstract

Penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sedang dialami oleh seluruh dunia, hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terbesar penyebab morbiditas dan mortalitas pada penyakit kardiovaskular, penyakit hipertensi dapat mengakibatkan infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan hipertensi terhadaptingkat pengetahuanlansiahipertensi.Pengabdian ini mengunakan Pre Exsperiment designone group  pretest and posttest design. Pengabdiandilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kumun Debai.Dengan jumlah peserta 16 orang. Hasil analisis menunjukkan rerata tingkat pengetahuan sebelum pemberian pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan hipertensi adalah 8.56, sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah 13.31.Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan hipertensi dengan p value 0.000.Dapat disimpulkan terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang penatalaksanaan hipertensi setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN GUNUNG SARIAK Siska Sakti Angraini; Honesty Diana Morika; Vino Rika Nofia; Rhona Sandra
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1807

Abstract

ABSTRAK Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing. Dimana di wilyah kerja ini terdiri dari 17 desa yang terdapat penderita DM tipe II. Kelurahan gunung sariak memiliki jumlah  penderita  DM tipe  II terbanyak  terlihat  dari jumlah kunjungannya yaitu 93 orang. Peningkatan kasus DM tipe II paling banyak  dialami  oleh penduduk  di  dunia yang disebabkan oleh terganggunya sekresi insulin dan resistensi insulin. Faktor yang terkait dengan  risiko diabetes adalah memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau PAD (Peripheral Arterial Diseases), konsumsi alkohol, faktor stress, kebiasan merokok, jenis kelamin, konsumsi kafein, dan pengetahuan rendah tentang pengelolaan Diabetes Melitus. Tujuan dari kegiatan pengabmas ini adalah Peningkatan pengetahuan tentang pencegahan diabetes melitus dengan membentuk perawatan   secara   mandiri   untuk  mempertahankan  kesehatan  dan  kesejahteraan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat yang menderita DM tipe II di kelurahan Gunung Sariak. Waktu pelaksanaan edukasi hanya 1 hari di bulan Desember 2022. Hasil dari pengabmas ini diperoleh dari 16 penderita DM tipe II terdapat hampir semua mengerti dan mengetahui cara pencegahan dan Penangaann Penyakit DM yaitu 16 orang (80%).  Berdasarkan hasil kegiatan tersebut yang telah dilakukan, ternyata Diabetes   Self   Management   Education (DSME) sangatlah penting untuk membantu orang dengan pre-diabetes atau diabetes dalam menerapkan dan mempertahankan perilaku yang diperlukan untuk mengelola kondisi secara terus menerus didalam atau diluar dengan tujuan dapat menunda terjadinya komplikasi. Disarankan hasil dari kegiatan ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Belimbing dan dapat dilaksanakan ke sasaran masyarakat dalam memberikan bantuan kepada pasien dalam bentuk Supportive-Educative dalam memberikan pendidikan  kesehatan agar pasien   mampu   melakukan   perawatan   secara   mandiri   sehingga   tercapai kemampuan  untuk  mempertahankan  kesehatan  dan  kesejahteraannya.Kata kunci: Diabetes self management education, DM tipe II                                                                                                                    ABSTRACTGunung Sarik Village is the working area of the Belimbing Health Center. Where in this working area there are 17 villages that have type II DM sufferers. Gunung Sariak Village has the highest number of type II DM sufferers, as seen from the number of visits, namely 93 people. The increase in cases of type II DM is most experienced by the world's population which is caused by impaired insulin secretion and insulin resistance. Factors associated with diabetes risk are having a history of cardiovascular disease such as stroke, CHD, or PAD (Peripheral Arterial Diseases), alcohol consumption, stress factors, smoking habits, gender, caffeine consumption, and low knowledge about the management of Diabetes Mellitus. The purpose of this community service activity is to increase knowledge about the prevention of diabetes mellitus by forming independent treatments to maintain health and well-being. The method of implementing this activity is by providing health education to people who suffer from type II DM in the Gunung Sariak sub-district. The time for implementing the education was only 1 day in December 2022. The results of this community service were obtained from 16 type II DM sufferers, almost all of whom understood and knew how to prevent and treat DM disease, namely 16 people (80%). Based on the results of these activities that have been carried out, it turns out that Diabetes Self Management Education (DSME) is very important to help people with pre-diabetes or diabetes in implementing and maintaining the behaviors needed to manage the condition continuously inside or outside with the aim of delaying the occurrence of complications. It is recommended that the results of this activity serve as a reference for health workers at the Belimbing Health Center and can be implemented to target the community in providing assistance to patients in the form of Supportive-Educative in providing health education so that patients are able to carry out care independently so as to achieve the ability to maintain their health and well-being.Keyword : Diabetes self management education, DM tipe II
SOSIALISASI MITIGASI DAN GEMPA BUMI PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING Vino Rika Nofia; Honesty Diana Morika; Siska Sakti Anggraini; Andika Herlina
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1858

Abstract

Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing. Dimana di wilyah kerja initerdiri dari 17 desa yang didominasi oleh penduduk pribumi. Stimulasi mitigasi bencana gempa bumimerupakan suatu usaha untuk meminimalkan dampak buruk dari bencana gempa bumi melalui kegiatan-kegiatan yang terencana dan berkelanjutan. Abstrak ini akan membahas tentang stimulasi mitigasi bencanagempa bumi, termasuk upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapanmasyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangkastimulasi mitigasi bencana gempa bumi antara lain adalah pembangunan gedung-gedung yang tahan gempa,penyediaan informasi yang akurat tentang gempa bumi, pembentukan kelompok-kelompok tanggap bencana,dan pelatihan keterampilan dalam penanganan bencana.Pembangunan gedung-gedung yang tahan gempamerupakan salah satu upaya penting dalam mitigasi bencana gempa bumi, karena dapat mengurangi risikokehancuran bangunan dan kerugian manusia akibat gempa bumi. Selain itu, penyediaan informasi yang akurattentang gempa bumi dan pembentukan kelompok-kelompok tanggap bencana dapat membantu masyarakatuntuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan mereka dalam menghadapi bencana gempa bumi. Pelatihanketerampilan dalam penanganan bencana juga penting dilakukan, sehingga masyarakat dapat memilikiketerampilan dasar untuk bertindak dengan cepat dan efektif dalam situasi darurat. Upaya-upaya ini dapatdilakukan secara terencana dan berkelanjutan, sehingga masyarakat dapat memiliki kesiapan dan ketahananyang baik dalam menghadapi bencana gempa bumi. Dalam keseluruhan, stimulasi mitigasi bencana gempabumi merupakan suatu upaya penting untuk meminimalkan dampak buruk dari bencana gempa bumi. Denganupaya-upaya yang terencana dan berkelanjutan, masyarakat dapat memiliki kesadaran dan kesiapan yang baikdalam menghadapi bencana gempa bumi, sehingga kerugian manusia dan kerusakan bangunan dapatdiminimalkan.Kata kunci: simulasi bencana, gempa
EDUKASI TATALAKSANA KEDARURATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING KOTA PADANG Roza Marlinda; Rhona Sandra; Vino Rika Nofia; Siska Sakti Angraini; Andika Herlina MP
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2149

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri koroner akibat pengendapan lemak dan kolestrol sehingga aliran darah ke jantung menjadi terhambat. Salah satu permasalahan pada perawatan pasien dengan PJK adalah rendahnya tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan dan tatalaksana kedaruratan PJK terutama di lingkungan keluarga. Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan terapi PJK. Pada studi pendahuluan ditemukan masih banyaknya pasien dan keluarga yang belum memahami perawatan dan tatalaksana kadaruratan PJK. Upaya dalam mengatasi masalah yang ada adalah memberikan penyuluhan Kesehatan tentang tatalaksana kedaruratan dan perawatan PJK meliputi definisi, penyebab, penatalaksanaan, cara pencegahan dan perawatan serta tatalaksana kedaruratan PJK pada pasien dan keluarga. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. Penerapan metode kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya sosialisasi, diskusi dan evaluasi kegiatan. Sejumlah 18 orang pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan ini dengan penerapan protokol kesehatan selama kegiatan berlangsung. Terdapat perbedaan signifikan pada pengetahuan responden pada sebelum (pretest) dan setelah (posttest) kegiatan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin sebagai upaya peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga di masyarakat.