Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi dan sering dijadikan sebagai bahan pangan, namun banyak permasalahan yang terjadi dalam pengadaan benih kedelai tersebut yaitu mutu fisiologis benih kedelai mudah rusak selama penyimpanan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kadar air benih saat disimpan tinggi, penggunaan jenis kemasan yang kurang tepat atau serangan hama gudang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh interaksi kadar air awal dan jenis kemasan terhadap populasi hama Callosobruchus maculatus F., viabilitas dan vigor benih kedelai. Percobaan dilakukan dari bulan April 2014 hingga Juli 2014 di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan empat ulangan. Faktor pertama adalah kadar air awal yang terdiri dari kadar air awal ⤠11 % dan > 11 %. Faktor ke dua adalah jenis kemasan yang terdiri dari kemasan alumunium foil, botol kaca, plastik polietilen dan karung terigu. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara kadar air awal dan jenis kemasan terhadap kadar air benih 1 bulan setelah penyimpanan (BSP) tetapi tidak terdapat pengaruh interaksi terhadap variabel lain yang diamati. Kadar air awal 10,20 % dan jenis kemasan alumunium foil serta botol kaca memberikan hasil yang baik terhadap peubah daya berkecambah dan indeks vigor benih meskipun terjadi peningkatan populasi hama Callosobruchus maculatus F., kerusakan benih dan kadar air benih kedelai (Glycine max (L.) Merr.) setelah penyimpanan tiga bulan dibandingkan dengan kadar air awal 12,56 % dan jenis kemasan plastik polietilen serta kain terigu.Kata kunci    : Hama Callosobruchus maculatus F., Jenis Kemasan, Kadar Air Awal, Kedelai.