Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Biologi, Teknologi dan Kependidikan (Biotik)

PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP KERAGAMAN JENIS RAYAP (ISOPTERA) DI KAWASAN EKOSISTEM SEULAWAH Farid Adytia; Syaukani Syaukani
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 5, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK V 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.047 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v5i1.2127

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap keragaman berbagai jenis rayap di Kawasan Ekosistem Seulawah. Pengoleksian data di lakukan mulai Pebruari-Juli 2017 dengan mengadopsi Standardhized Sampling Protocol. Pengoleksian rayap dilakukan di ketinggian 200, 400, 600, 800, dan 1.000 mdpl. Ditemukan 22 jenis rayap yang terdiri dari 11 genera, dengan 10 jenis ditemukan di lokasi terendah (200mdpl) dan hanya 4 jenis ditemukan dilokasi tertinggi (1.000dpl). Hanya satu jenis rayap, Pericapritermes yang merupakan rayap yang yang merngkonsumsi material tanah, Hospitalitermes yang mengkomnsumsi lumut, serta 20 jenis lainnya yang mengkonsumsi material kayu. Ketinggian dapat menjadi faktor pembatas bagi keragaman jenis rayap di Kawasan Ekosistem Seulawah.
INVENTARISASI JENIS LALAT BUAH (Diptera; Tephritidae) PADA LAHAN KEBUN CABAI MERAH (Capsicum annum) Yeki Yasmin; Syaukani Syaukani; N. Yusiva N. Yusiva
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 3, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK III 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.44 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v3i1.2618

Abstract

Lalat buah merupakan hama yang sangat merusak tanaman holtikultura. Dampak dari lalat buah sangat merugikan baik secara kuantitas maupun kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis lalat buah yang menyerang buah cabai merah. Penelitian dilaksanakan di tiga lokasi yaitu: Kajhu, Pango Deah dan Lamreung mulai Februari sampai Juni 2014. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Zoologi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Metode Perangkap Modifikasi Steiner yang terbuat dari botol kemasan air mineral digunakan dalam penelitian ini. Parameter dalam penelitian ini adalah jumlah dan jenis lalat buah yang terperangkap. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk gambar. Bactrocera dorsalis dan Bactroceraum brosus merupakan dua jenis lalat buah yang ditemukan dalam penelitian ini. Bactroceradorsalis merupakan lalat buah yang paling banyak terperangkap (1128 individu) dari ketiga lahan kebun cabai yang berbeda, sedangkan Bactroceraum brosus hanya terperangkap tiga individu. Sedikitnya jumlah individu Bactroceraum brosus ini karena cabai bukan merupakan tanaman inangnya, lalatbuah ini terperangkap karena tertarik dari aroma Methyl Eugenol.
STRATEGI MENCARI MAKAN DAN BERSARANG RAYAP Longipeditermes longipes (HAVILAND, 1898) (NASUTITERMITINAE) DI EKOSISTEM LEUSER, SUMATERA Syaukani Syaukani
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 5, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK V 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.84 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v5i1.2121

Abstract

Longipeditermes longipes merupakan salah satu jenis rayap yang tidak membutuhkan lorong kembara dalam melakukan aktivitas di lantai hutan. Dimporhism kasta prajurit merupakan ciri penting yang membedakan genus ini dengan Lacessititermes dan Hospitalitermes yang yang mempunayi kemiripan dalam morfologi dan ekologinya. Rayap ini meninggalkan sarang untuk mencari makanan dan kembali ke sarangnya dengan membawa makanan berupa bola-bola kecil dalam suatu iringan yang terdiri dari kasta pekerja dan dikawal oleh prajurit. Jumlah individu untuk dalam suatu iringan berkisar 300.000-500.000 dengan jarak antara sarang dengan sumber makanan mencapai 20 meter. Pemilihan waktu untuk beraktivitas, strategi habitat bersarang, warna kasta pekerja dan prajurit, serta pemanfaatan pergerakan diantara ranting dan serasah di lantai hutan merupakan strategi yang dilakukan untuk menghindari dari pemangsaan oleh predator.