Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis)

EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP KADAR GLUKOSA DALAM DARAH AYAM KAMPUNG SUPER Vidya Batara; Andi Murlina Tasse; Astriana Napirah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 4, No 1 (2017): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.831 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v4i1.2723

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah ayam kampung super yang diberi ransum tersuplementasi minyak kelapa sawit terproteksi. Sebanyak 64 ekor ayam kampung super dibagi dalam 16 petak kandang berdasarkan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dicobakan P0= (60% jagung + RK-24AA+), P1= (P0+ 3% minyak kelapa sawit terproteksi), P2 = (P0+ 6% minyak kelapa sawit), P3= (P0+ 9% minyak kelapa sawit terproteksi).  Ternak percobaan dikelompokkan berdasarkan bobot badan awal yaitu K1= 100 -110 g, K2 = 111-120 g, K3= 121 - 130 g, dan K4= 131 - 140 g. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan analisis ragam. Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak kelapa sawit terproteksi dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar glukosa dalam darah ayam kampung super umur 5 minggu.  Rataan kadar glukosa darah yaitu 317,3±24,6 mg/dl untuk P0, 302,0±28.5 mg/dl untuk P1, 309,0±33,1 mg/dl untuk P2, dan 292,8±25,6 mg/dl untuk P3. Dapat disimpulkan bahwa penambahan minyak kelapa sawit terproteksi dengan taraf 3,6, dan 9% dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar glukosa dalam darah ayam kampung super pada fase pertumbuhan tetapi mampu menghasilkan kadar glukosa dalam kisaran normal.  Kata kunci : Minyak Kelapa Sawit Terproteksi, Kadar Glukosa, Ayam    Kampung   Super.
KERCERNAAN IN VITRO BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SERTA PROTEIN RANSUM BERBASIS PAKAN FERMENTASI Aang Baitul Mizan; Andi Murlina Tasse; Deki Zulkarnain
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 2, No 2 (2015): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.212 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v2i2.3816

Abstract

This study has conducted four weeks in Laboratory of Animal Nutrition Department of Animal Science, Faculty of Animal Science, Haluoleo University, Kendari. The treatments R0 = rations based feed’s non fermented, R1 = rations based 40% rice bran fermented (RBF), R2 = rations based 45% RBF, R3 = rations based 50% RBF, R4 = rations based 55% RBF, R5 = rations based 60% RBF. The experimental design used a randomized block design (RBD) with 5 treatments and 4 groups. The results showed that dry matter digestibility (DMD) of R1, R2, R5 higher than R0 (94,17%, 90,98%, 91,04% vs 88.60%). In contrast, DMD of R3 and R4 lower than R0 (80,90% and 80,89% vs 88,60%). Organic matter digestibility (OMD) of R0 lower than R1, R2, R3, R4 and R5 ( 62,58% vs 90,32%, 90,55%, 90,78%, 91,15% and 90,41%). In contrast, OMD of R4 higher than R1, R2, R3, R5 and R0 (91,41% vs 90,32%, 90,55%, 90,78%, 90,41% and 62,58%). Ammonia (NH3) concentrations of R1, R2, R3, R4 and R5 higher than R0 (8,20 mM, 5,40 mM, 8,67 mM, 7,22 mM and 7,42 mM vs 3,20 mM). The conclusion of this study was FBR based 40%, 45%, 50%, 55% and 60% RBF feasible to ruminant’s feed.Keywords : Feed’s Fermented, Digestibility, Dry Matter, Organic Matter, Ammonia.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengevaluasi kelayakan penggunaan ransum berbasis pakan fermentasi untuk ternak ruminansia berdasarkan kecernaan bahan kering dan bahan orgaik serta protein secara In Vitro. Penelitian ini dilaksanakan selama empat minggu di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo, Kendari. Perlakuan yang dicobakan adalah R0= ransum berbasis pakan non fermentasi (kontrol), R1= ransum berbasis dedak padi fermentasi 40%, R2= ransum berbasis dedak padi fermentasi 45%, R3= ransum berbasis dedak padi fermentasi 50%, R4= ransum berbasis dedak padi fermentasi 55%, R5= ransum berbasis dedak padi fermentasi 60%. Rancangan percobaan yang digunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok. Hasil analisis ragam menunjukkan kecernaan bahan kering ransum berbasi dedak padi fermentasi 40%, 45%, dan 60% lebih tinggi dibanding dengan ransum berbasis pakan non fermentasi (94,17%; 90,98% dan 91,04% dibanding dengan 88,60%). Sebaliknya, ransum berbasis dedak padi fermentasi 50% dan 55% lebih rendah dibanding dengan ransum berbasis pakan non fermentasi (80,90% dan 80,89% dibanding dengan 88,60%). Kecernaan bahan organik ransum berbasis pakan non fermentasi lebih rendah dibanding dengan ransum berbasis dedak padi fermentasi 40%, 45%, 50%, 55% dan 60% (62,58 % dibanding dengan 90,32 %, 90,55 %, 90,78 %, 91,15 % dan 90,41 % ). Sebaliknya kecernaan bahan organik ransum berbasis dedak padi fermentasi 55% lebih tinggi dibanding dengan ransum berbasis dedak padi fermentasi 40%, 45%, 50%, 60% dan kontrol (91,41% dibanding dengan 90,32%, 90,55%, 90,78%, 90,41% dan 62,58%). Konsentrasi amonia ransum berbasis dedak padi fermentasi 40%, 45%, 50%, 55% dan 60% lebih tinggi dibanding dengan ransum berbasis pakan non fermentasi (8,20 mM, 5,40 mM, 8,67 mM, 7,22 mM dan 7,42 mM dibanding dengan 3,20 mM). Kesimpulan bahwa ransum berbasis dedak padi fermentasi 40% hingga 60% layak digunakan untuk pakan ternak ruminansia.Kata kunci: Pakan Fermentasi, Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Bahan Organik, Amonia.
Konsentrasi Asam Lemak Tidak Teresterifikasi (Nonesterified Fatty Acid, NEFA), Albumin, Kalsium dan Fosfor Dalam Plasma Sebagai Indikator Status Nutrisi Sapi Perah Laktasi Andi Murlina Tasse; Fuji Astuty Auza
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 1, No 1 (2014): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.333 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v1i1.363

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi sapi perah laktasi didasarkan pada konsentrasi NEFA (nonesterified Asam Lemak), albumin, kalsium, dan fosfor dalam plasma. Tiga puluh dua sapi perah kepala di periode menyusui kedua digunakan untuk up mengambil plasma darah. Uji t dan regresi sama digunakan untuk berbagai penentu dari konsentrasi. Hasil pengamatan yang berarti dan berbagai konsentrasi NEFA 0.17 mEq.L-1 dan 0,11-0,22 mEq.L-1, albumin 2.69 g% dan 2,51-2,87 g%. Kemudian, mean dan berbagai konsentrasi kalsium plasma 9.39 mg% dan 8,90-9,88 mg%, 8.60 dan 8,10-9,10 mg% dari konsentrasi fosfor plasma. Regresi sama berat plasma NEFA (Y) tubuh (X1), produksi susu (X2) adalah Y = 0,163 X1 + 0,215 X2 (R2 = 11,2%, P> 0,05). Regresi sama plasma albumin (Y), berat badan (X1), produksi susu (X2) adalah Y = 0,197 X1 + 0,006 X2 (R2 = 12,3%, P> 0,05). Regresi sama plasma kalsium (Y), berat badan (X1), produksi susu (X2) adalah Y = -0,099 X1 + 0,389 X2 (R2 = 11,9%, P> 0,05), plasma fosfor (Y), berat badan (X1 ), produksi susu (X2) adalah Y = 0.72 X1 + 0,394 X2 (R2 = 19,2%, P> 0,05). Oleh karena itu, cadangan energi (konsentrasi NEFA), kalsium dan fosfor dalam plasma yang paling persyaratan untuk peningkatan produksi susu. Kata kunci: NEFA, status gizi, laktasi, sapi perah, produksi susu
Diversity of Undergrowth in Teak Forest Areas as a Feed Source Bali Cattle in Watopute District Damhuri, Damhuri; Lili Darlian, Lili; Marnitasari, Marnitasari; Aku, Achmad Selamet; Auza, Fuji Astuty; Zulkarnain, Deki; Tasse, Andi Murlina
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 10, No 2 (2023): JITRO, May
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jitro.v10i2.32420

Abstract

ABSTRACT Indonesia has tropical rainforests that are so vast and have a diversity of plants. The study aimed to identify the diversity of undergrowth in the teak forest area as a source of fodder for Bali cattle in Watopute District, Muna Regency, to be carried out in August–December 2022 with purpose location determination and village surveys using stratified random sampling based on area criteria low, medium, and high. Data collection used the field observation method by exploring and taking samples using a 10x30 m2 transect. The research variables included observations of plant species in the teak forest area and forage plant species in the teak forest area, which were then analyzed using the summed dominance ratio formula. The results of research on plant species in the teak forest area show that there are 17 families with 43 species, and for plant species that can be used as a source of feed for breeders, there are as many as 16 species. From the research, it can be concluded that livestock looking for food in the teak forest area in Watopute District consists of 16 plant species.Keywords: plants, teak forest, bali cattle, watopute
Penampilan Karkas Ayam Kampung Super dengan Pemberian Tepung Kulit Singkong Fermentasi Tasse, Andi Murlina; Pagala, Muh. Amrullah; Has, Hamdan; Isnaeni, Purnaning Dhian; Irma, Irma; Wijaya, Andarias Julias
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.264 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.16297

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung kulit singkong fermentasi (FCPF) terhadap bobot potong, bobot karkas, dan persentase karkas ayam kampung super. Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut adalah T1 (ransum yang mengandung 0% FCPF), T2 (ransum yang mengandung 5% FCPF), T3 (ransum yang mengandung 10% FCPF), dan T4 (ransum yang mengandung 15% FCPF). Parameter penelitan yaitu bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, persentase kulit, persentase daging dan persentase tulang. Analisis data menggunakan analisis varians (ANOVA) dan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung kulit singkong fermentasi dalam ransum berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap bobot potong tetapi tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap bobot karkas, persentase karkas, persentase kulit, persentase daging, dan persentase tulang. Kadar tepung kulit singkong fermentasi kadar 10% menunjukkan tingkat optimal yang dapat direspon baik oleh ayam kampung super, sedangkan FCPF di atas 10% justru menurunkan bobot potong ayam kampung super.Kata kunci: ayam kampung super, tepung singkong fermentasi; tepung, sembelih timbang karkas Super Native Chicken Carcass Qualities FedFermented Cassava Peel FlourABSTRACTThis study aims to evaluate the effect of using fermented cassava peel flour (FCPF) on slaughter weight, carcass weight and carcass percentage of super native chicken. The design used in this study is a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The treatments are T1 (rations containing 0% FCPF), T2 (rations containing 5% FCPF), T3 (rations containing 10% FCPF) and T4 (rations containing 15% FCPF). The parameters observed are slaughter weight, carcass weight, carcass percentage, skin percentage, meat percentage and bone percentage. The data obtained were analyzed by analysis of variance (ANOVA) and Duncan’sMultiple Range Test (DMRT). The results of the study, shows that fermented cassava peel flour in the ration has a significant effect (p<0.05) on slaughter weight but no significant effect (P> 0.05) on carcass weight, carcass percentage, skin percentage, meat percentage and bone percentage. Fermented cassava peel flour on 10% level shows the optimal effect that can be responded well by super native chickens, while FCPF above 10% actually decreases slaughter weight.Keywords: super native chicken, fermented cassava peel flour, slaughter weight, carcass
Quality of Goat's Milk Rich in Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) Pasteurized at Different Heat Temperatures Treatment Fitrianingsih, Fitrianingsih; Tasse, Andi Murlina
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 1 (2022): JITRO, January
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.704 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i1.20203

Abstract

ABSTRACTGoat's milk has superior nutritional content, fat and protein in goat's milk are easier to digest, and the vitamin B1 content is higher than cow's milk. The body can utilize goat's milk containing PUFA n-3 as a functional food that is very beneficial for the body's health. The characteristics of goat's milk are rich in nutrients and contain long-chain saturated fatty acids, making goat's milk easily rancid and prone to microorganism contamination. The first treatment that can prevent goat milk spoilage is heating or pasteurization. The purpose of this research was to determine the quality of goat's milk rich in polyunsaturated fatty Acid (PUFA) pasteurized at different heat temperatures treatment. The goat’s milk was pasteurized at  80°C for 15 minutes   (treatment P1), pasteurized at  90°C for 10 minutes (treatment P4),  pasteurized at 100ºC  for  15 seconds (treatment P4), and raw milk as a control. The variables measured were sensory quality (color, smell, and taste) and chemical content (protein, fat, and lactose). The research was done by completely randomized design, then the data collected were analyzed using analysis of variance followed by Duncan's New Multiple Range Test. The results showed that the protein content in PUFA-rich goat's milk significantly decreased at 100 oC for 5 seconds, while fat content, lactose, color, odor, and the taste did not change.Keywords: Goat’s milk, pasteurization, milk quality.
Potensi Nutrien Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) yang Direndam dalam Ekstrak Kulit Langir (Albizia Saponaria Lour) Sarno, Sarno; Tasse, Andi Murlina; Bain, Ali
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.497 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.16504

Abstract

Umbi gadung (Discorea hispida Dennst) merupakan sumber pangan alternatif dan memiliki kandungan pati sebagai sumber karbohidrat. Tetapi, memiliki kandungan sianida dan dioskorin yang cukup tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi nutrien umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) dalam ekstrak kulit langir (Albizia saponaria Lour). Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) memiliki potensi nutrien yang baik pada level pemberian ekstrak kulit langir 15%, meningkat sampai 15,02%, menurunkan kadar lemak menjadi 0,30% dengan kandungan serat kasar, kadar air, bahan kering, bahan organik dan kadar abu yang dihasilkan masih dalam kategori yang optimal.  Kata Kunci: nutrients, wild yam, excretion langirNutrient Potential of Wild Yam (Dioscorea hispida Dennst) Soaked in Langir Bark Extract (Albizia Saponaria Lour)ABSTRACT Tubers (Discorea hispida Dennst) is an alternative food source and has starch content as a source of carbohydrates. However, it has a fairly high content of cyanide and dioscorin. The research aimed to find out the potential of tuber nutrients (Dioscorea hispida Dennst) soaked in langir skin extract (Albizia saponaria Lour). The research was conducted in the Laboratory of Nutrition Science and Feed Technology Faculty of Animal Husbandry, Halu Oleo University, using a complete randomized design 4 treatments with 4 repeats. The results showed that the tubers (Dioscorea hispida Dennst) have good nutrient potential at the level of giving skin extract langir 15%, increased to 15.02%, lowered fat levels to 0.30% with crude fiber content, water content, dry matter, organic matter and ash content produced still in the optimal compositionKeywords: nutrients, gadung tubers, excretion langir
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Aang Baitul Mizan Achmad Selamet Aku Achmad, Diska Bintayani Afyudi, Bobby Aldri Frinaldi Amiluddin Indi Amiluddin Indi, Amiluddin Amiludin Indi Ananda, Siti Hadrayanti Arjuna, Deni Asma Bio Kimestri Asmawati Asmawati Asnia wati Asri Puspita Wardhani Astriana Napirah Auza, Fuji Astuti Damhuri Damhuri Dedem Sutopo Dedu, La Ode Arfan Deki Zulkarnain Diah Reni Asih Dian Agustina Elvanuddin Elvanuddin Fadli Ma’mun Pancar Fanny Yulia Irawan Firman Nasiu Firman Nasiu Fitrianingsih Fitrianingsih Fitrinaingsih, Fitrinaingsih Fuji Astuty Auza Hairil Adzulyatno Hadini Hamdan Has Hamdan Has Harapin Hafid H. Hery Supratman Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ildayani Indi, Amiludin Irma Irma Isnaeni, Purnaning Dhian Israwati Israwati Jabuddin, La Ode Kimestry, Asma Bio Kuswati Kuswati La Malesi La Ode Arsad Sani La Ode Muhamad Munadi La Ode Nafiu La Ode Sahaba Lili Darlian, Lili M. Aslan, La Ode Mardianto Mardianto Mardin, Mardin Marni Marni Marnitasari, Marnitasari Mashudi Mashudi Melki Marsaban Muh. Rusdin Muhammad Amrullah Pagala Muhammad Idrus Muhammad Iksan Musram Abadi Natsir Sandiah Nur Asni Nur Santy Asminaya Nuraenih Nuraenih Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Pancar, Fadli Ma'mun Pancar, Fadli Ma’mun Purnaning Dhian Isnaeni Purnaning Dhian Isnaeni Putu Nara Kusuma Prasanjaya Rachmita Dewi S. Toba Rahmad Fani Ramadhan Rusdin, Muh. Rusli Badaruddin Sakti, Abdul Salomina Sambolinggi Salomina sambolinggi, Salomina Samsuddin Samsuddin Sari Sari Sarno Sarno Sensu, La Siti Kholifah Sitti Isyqzamiyah Surahmanto Surya Cipta Ramadhan Kete Syah, Muhamad Azwar Syamsuddin Syamsuddin TAKDIR SAILI Toba, Rachmita Dewi S. Vidya Batara Wa Laili Salido Widhi Kurniawan Wijaya, Andarias Julias Yamin Yaddi