Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGUKURAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KARYAWAN DENGAN METODE METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Suzana Dewi; Suryo Atmojo; Muharom Muharom; Krisnadhi Hariyanto
Technologia : Jurnal Ilmiah Vol 12, No 4 (2021): Technologia (Oktober)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.941 KB) | DOI: 10.31602/tji.v12i4.5638

Abstract

Abstrak  Sangatlah penting untuk mengelola sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang diukur berdasarkan prestasi kerja seorang karyawan. Pada saat ini para pemimpin puncak perusahaan PT. Surya Mas Megah Steel yang berlokasi di Surabaya akan mengukur kemampuan karyawannya dalam menyelesaikan suatu pekerjaannya. Permasalahan yang dihadapi oleh pihak manajemen saat ini adalah tidak adanya besaran nilai kemampuan manajerial yang diukur berdasarkan prestasi kerja seorang karyawan. Pihak manajemen mempunyai tujuan untuk mengelola sumber daya manusia berdasarkan waktu dan anggaran yang sifatnya terbatas. Pengelolaan sumber daya tersebut dinilai menggunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP) yang didasarkan pada kemampuan manajerial untuk menilai prestasi setiap karyawannya. Tahapan yang terpenting didalam pengukuran prestasi kerja karyawan adalah menilai prestasi kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya menggunakan metoda AHP dengan cara mencari bobot setiap factor dan memberikan peringkat berdasarkan bobot kepentingannya. Kriteria yang dihasilkan terdiri dari aspek kemampuan manajerial berupa faktor kehadiran, kehandalan dan pengetahuan. Aspek manajerial memegang peranan yang cukup penting untuk menentukan keberhasilan karyawan. Dari hasil penelitian didapatkan indikator kemampuan manajerial terhadap faktor pendukung dari masing-masing kriteria kehadiran (0,6615), pengetahuan (0,1705) dan kerjasama (0,1679). Nilai skor total rata-rata ke 27 responden yang didapatkan dari aspek manajerial terhadap faktor kehadiran, pengetahuan dan kerjasama sebesar 4.389. Nilai prestasi kerja standar yang diinginkan sebesar 3.389, dimana nilai skor total lebih tinggi dari nilai prestasi. Sebagai hasil penelitian dari kemampuan manajerial terhadap faktor kehadiran, pengetahuan dan kerjasama secara analisis berdampak langsung terhadap peningkatan nilai prestasi kerja rata-rata 33.117%. Keyword : Analytical Hierarchy Process (AHP), Kemampuan Manajerial, Kehadiran,, Kehandalan,                    Pengetahuan.
Implementasi Sistem-informasi Desa Berbasis Arsitektur Microservices suryo atmojo; Ruli Utami; Suzana Dewi; Nurwahyudi Widhiyanta
SMATIKA JURNAL Vol 12 No 01 (2022): SMATIKA Jurnal : STIKI Informatika Jurnal
Publisher : LPPM STIKI MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32664/smatika.v12i01.658

Abstract

Information systems can be said to be good, namely, the system can provide convenience in presenting information, must also be able to survive when experiencing disturbances, and be able to adapt. The ability to deal with disturbances and adapt is called resilience. One of the information system architectures that lack resilience capabilities is monolithic architecture, where the backend and frontend systems are combined in the same functions and services, besides that the monolithic architecture also runs all logic in one application server. The microservice architecture allows the development of functions in an application or information system to be broken down into several small service parts and makes the service have the ability to manage resources properly and become a small service that is interconnected into one. The design of this microservice-based Village Information System is the best solution to solve the problems that exist in monolithic architecture-based information systems, especially in village information systems. In this study, the case study focuses on problems in the Pengalangan Village Information System such as rapidly changing system requirements, system requirements that can be easily expanded, accessibility that only depends on one technology, administrative stacks, more files, report generation that requires time because the data collection process is still manual, system security problems for villages that already use information systems, and system development is not easy because they have to overhaul the existing system. By using a microservice architecture, the service performance of village apparatus will increase and become faster, it is easier to expand business processes on the system, and system security is maintained.
PKM Sistem Informasi Desa Bringkang Sebagai Portal Desa suryo atmojo; Randy Dwi Romadhoni
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.744 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.379

Abstract

Pembangunan pedesaan mengalami perubahan signifikan seiring pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Infrastruktur (TIK).TIK berdampak besar terhadap pembangunan pedesaan. Desa-desa yang selama ini termarjinalkan dalam peta TIK kini perlahan-lahan mulai dikenal secara global. Desa Bringkang merupakan salah satu desa yang berada pada Kecamatan Menganti di Kabupaten Gresik Jawa Timur. Desa ini memiliki lokasi yang cukup dekat dengan kota-kota besar, seperti Surabaya, Mojokerto dan Sidoarjo. Hal ini memungkinkan cukup banyak penduduk yang merupakan pendatang dari kota-kota besar dan akses penyebaran teknologi ke Desa Bringkang semakin tinggi sehingga penduduk melek teknologi semakin banyak. Desa Bringkang memiliki 8 perangkat desa, tetapi perangkat desa yang merupakan pengadopsi teknologi hanya 1 orang dari 8 orang, meskipun sudah ada pembinaan dan pelatihan penggunaan teknologi untuk perangkat desa hanya beberapa yang mengimplementasikannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, sangat diperlukan adanya portal desa dengan penyuluhannya, guna mengoptimalkan informasi yang terserap oleh warga dan aspirasi. Hasil dari kegiatan ini, 93% masyarakat menilai portal mudah digunakan oleh masyarakat desa, dengan 87% masyarakat menilai pentingnya sistem informasi desa untuk penyebaran informasi di desa.
PPM PELATIHAN PEMANFAATAN KOMPUTER SECARA POSITIF PADA KARANG TARUNA DESA PENGALANGAN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK suryo atmojo; Suzana Dewi; Nurwahyudi Widhiyanta; Ruli Utami
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.379 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1320

Abstract

Program Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yang dilakukan bertujuan untuk melatih remaja karang taruna untuk mengembangkan skill pemanfaatan komputer. Berdasarkan informasi hasil wawancara yang diperoleh, masalah utama yang dihadapi remaja karang taruna di desa pengalangan adalah kurangnya pemanfaatan komputer secara positif sebagai sarana berkreasi serta pemanfaatan komputer sebagai alat untuk membantu mempercepat, mempermudah pekerjaan, serta mendapatkan informasi. Dari jumlah 40 anggota karang taruna hanya 9 orang yang dapat menggunakan komputer sebagai sarana mempermudah kerja, 12 orang sebagai sarana komunikasi, 35 orang sebagai alat hiburan, 8 orang sebagai alat Pendidikan, 10 orang memanfaatkan komputer sebagai sarana pencari informasi, 7 orang sebagai sarana usaha dan 2 orang memanfaatkan komputer sebagai sarana kontrol. Selanjutnya dilaksanakan pelatihan untuk memanfaatkan komputer secara positif pada bulan september. Jumlah peserta sebanyak 40 orang. Materi yang disampaikan pada saat pelatihan ialah 1) Pengertian dan dasar teori penggunaan perangkat komputer, 2) Pelatihan aplikasi pengolah grafis, 3) Pelatihan cara memperoleh informasi seputar Pendidikan, lowongan kerja, serta perdagangan, 4) pelatihan membuat media promosi wisata desa, 5) pelatihan pemanfaatan market place. Setelah pelatihan, hasil yang didapatkan ialah 1) anggota karang taruna sudah dapat membuat desain media promosi wisata desa 2) anggota karang taruna mempunyai akun usaha pada market place.
PPM PELATIHAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI DAN PENCATATAN KEPENDUDUKAN KAMPUNG GEBANG SIDOARJO Suzana Dewi; Suryo Atmojo; Krisnadhi Hariyanto
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.429 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1321

Abstract

Penyampaian informasi di lingkungan RW VIII Kelurahan Gebang ternyata masih dilakukan secara tradisional melalui surat edaran maupun pemberitahuan secara langsung. Hal ini terlihat kurang efisien, karena hanya disampaikan secara lisan. Informasi penting yang seharusnya diterima oleh masyarakat, khususnya di lingkungan Kelurahan Gebang, akhirnya menjadi kurang dimengerti, kurang merata dan lambat. Pada mutu layanan, didapati rendahnya partisipasi masyarakat dalam mendukung terciptanya Sistem Database Sosial-Spasial yang Valid. Dan pada manajemen Mitra ditemukan belum tertatanya Sistem Manajemen Database Sosial-Spasial di Tingkat RW. Untuk itu diperlukan adanya penerapan sebuah aplikasi atau system yang dapat membantu mitra dalam pengakuratan data peristiwa penduduk. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka tim pelaksana mencoba memberikan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang ada, yaitu adanya penerapan sebuah aplikasi atau system yang diharapkan dapat membantu dalam pengakuratan data peristiwa penduduk. Aplikasi tersebut adalah Sistem Data Kependudukan (SIDAK). Setelah menggunakan Aplikasi Sistem Data Kependudukan (SIDAK) maka proses pendataan penduduk di RW VIII kelurahan Gebang, baik bagi warga yang datang, maupun warga yang pindah ke tempat lain menjadi lebih mudah dan resiko kesalahan pencatatan penduduk menurun. Karena dengan menggunakan aplikasi tersebut, petugas di lingkungan RW VIII Kelurahan Gebang dapat memantau langsung perkembangan penduduk setiap saat.
PPM UKM MAS BRO SABLON KELURAHAN SUMBEREJO KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA suryo atmojo; Ruli Utami; Suzana Dewi; Nurwahyudi Widhiyanta; Nur Ali Sholikin
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1607

Abstract

Mas bro sablon is a micro screen printing business owned by Angga's brother which is located on Jl. Citra Raya Lakarsantri No.9A, Lakarsantri, Kec. Lakarsantri, City of SBY, East Java 60211. This screen printing micro business has different characteristics when viewed from the type of screen printing business offered. This micro-screen printing business only focuses on t-shirt printing, while the second micro-screen printing business is more varied, besides plastic screen printing, it also accepts orders for books and notes. Business partners only work on their products based on orders or with a job order cost system. What is meant by Job Order Cost System is a method of collecting production costs applied to companies that produce products on an order basis. This method is most appropriate to be applied when the types of materials and methods of implementation are different. Each product is usually made according to the specifications of the buyer's order, while the price offered is closely related to the estimated cost. Based on interviews with business owners, bro screen printing, the obstacles while pursuing the screen printing business are promotional media that are still lacking updates, limited image design capabilities, no tools or systems for financial recording, production SOPs do not yet exist, customer orders sometimes change, process less than optimal drying (still using a hot gun) and the number of tables which are only 8 are deemed insufficient to meet the production capacity. From the existing problems, the solutions offered are conducting design training, training on order and financial recording tools, making production SOPs, as well as adding tables and training on the use of curing tools to maximize the drying process of screen printing results.