Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni
Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Hewan

ANALISIS MIKROBIOLOGI SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE) DARI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Widodo Suwito; Widagdo Sri Nugroho; AETH Wahyuni Wahyuni; Bambang Sumiarto
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.189 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2625

Abstract

Tujuan penelitian ini mengetahui kualitas mikrobiologi susu kambing mentah yang diambil langsung dari ambing. Dalam penelitian ini digunakan 50 sampel susu kambing peranakan Ettawa (PE). Sampel dianalisis terhadap total plate count (TPC), jumlah Staphylococcus sp., jumlah koliform, Escherichia coli (E. coli), dan Salmonella sp. berdasarkan reaksi biokimia. Rerata untuk TPC; Staphylococcus sp.; total koliform masing-masing adalah 1,65x10 3 ; 5,75x10 3 ; 1,3x10 cfu/ml, sedangkan E. coli dan Salmonella sp. adalah negatif. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No 01-6366-2000 tentang persyaratan susu segar, maka TPC, koliform, E. coli, dan Salmonella sp. memenuhi standar, sedangkan Staphylococcus sp. melebihi ambang batas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kambing mentah yang diambil langsung dari ambing masih layak konsumsi.
EVALUASI STATUS VIRULENSI ISOLAT Bacillus anthracis ASALNUSA TENGGARA DAN PAPUA MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION MULTIPLEX Maxs Urias Ebenhaizar Sanam; Widya Asmara; Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni; Michael Haryadi Wibowo; Rahmat Setya Adji
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 2 (2015): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.909 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i2.2802

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi status virulensi 22 isolat Bacillus anthracis (B. anthracis) asal Nusa Tenggara dan Papua  menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) multiplex dengan dua pasang primer nukleotida yang memiliki target amplifikasi gen spesifik pada kedua plasmid. Ektraksi DNA dilakukan dengan metode lisis panas. Pasangan primer PA5 dan PA8 digunakan untuk mengamplifikasi gen pagA pada pXO1, sedangkan pasangan primer 1234 F dan 1301 R mengamplifikasi gen capABC pada pXO2. Hasil reaksi PCR menghasilkan dua pita DNA berukuran sekitar 600 dan 800 bp pada 20 isolat. Namun, dua isolat lain, masing-masing hanya memiliki salah satu dari kedua ukuran pita DNA tersebut. Sebagian besar koleksi isolat asal Nusa Tenggara dan Papua (91%) masih memiliki kedua plasmid secara lengkap (pXO1+/2+) dan karena itu bersifat virulen, sedangkan dua isolat lain (9%) telah kehilangan salah satu plasmid virulennya sehingga bersifat avirulen. Disimpulkan bahwa PCR multiplex dengan dua pasang primer dengan target amplifikasi pada plasmid dapat digunakan untuk evaluasi status virulensi isolat B. anthraci.
EVALUASI KIT DETEKSI CEPAT TERHADAP SAMPEL OTAK ANJING TERINFEKSI VIRUS RABIES Michael Haryadi Wibowo; Tri Untari; Sidna Artanto; Surya Amanu; AETH. Wahyuni; Widya Asmara
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.545 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2797

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi kit deteksi cepat Anigen® rapid test kit rabies Ag dalam mendeteksi virus rabies pada sampel otakanjing yang diperoleh dari lapangan yang meliputi batas deteksi, kecepatan reaksi, uji reaksi silang, uji sensitivitas, dan spesifisitas. Batas deteksi ditentukan dengan pengenceran secara serial kontrol positif virus rabies dan selanjutnya diuji dengan rapid test kit sesuai petunjuk produsen. Uji reaksi silang dilakukan dengan canine parvovirus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Uji sensitivitas dan spesifisitas dilakukan terhadap sampel otak yang telah dikonfirmasi positif rabies dengan uji fluorescent antibody technique. Konfirmasi uji rapid test tersebut dilakukan dengan reverse transcriptase polymerase chain reaction. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Anigen® rapid test kit rabies Ag mampu mendeteksi sampel yang mengandung virus rabies dengan titer 0,5 x log 106,5/0,03 ml, dengan rata-rata kecepatan reaksi 1,8 menit 29,35 detik (kurang dari 2 menit). Di samping itu Anigen® rapid test kit rabies menunjukkan tidak terdapat reaksi silang dengan canine parvovirus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. serta mempunyai sensitivitas 92,30% dan spesifisitas 97,90%
EVALUASI STATUS VIRULENSI ISOLAT Bacillus anthracis ASALNUSA TENGGARA DAN PAPUA MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION MULTIPLEX Ebenhaizar Sanam, Maxs Urias; Asmara, Widya; Tri Hastuti Wahyuni, Agnesia Endang; Wibowo, Michael Haryadi; Adji, Rahmat Setya
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 2 (2015): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i2.2802

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi status virulensi 22 isolat Bacillus anthracis (B. anthracis) asal Nusa Tenggara dan Papua menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) multiplex dengan dua pasang primer nukleotida yang memiliki target amplifikasi gen spesifik pada kedua plasmid. Ektraksi DNA dilakukan dengan metode lisis panas. Pasangan primer PA5 dan PA8 digunakan untuk mengamplifikasi gen pagA pada pXO1, sedangkan pasangan primer 1234 F dan 1301 R mengamplifikasi gen capABC pada pXO2. Hasil reaksi PCR menghasilkan dua pita DNA berukuran sekitar 600 dan 800 bp pada 20 isolat. Namun, dua isolat lain, masing-masing hanya memiliki salah satu dari kedua ukuran pita DNA tersebut. Sebagian besar koleksi isolat asal Nusa Tenggara dan Papua (91%) masih memiliki kedua plasmid secara lengkap (pXO1+/2+) dan karena itu bersifat virulen, sedangkan dua isolat lain (9%) telah kehilangan salah satu plasmid virulennya sehingga bersifat avirulen. Disimpulkan bahwa PCR multiplex dengan dua pasang primer dengan target amplifikasi pada plasmid dapat digunakan untuk evaluasi status virulensi isolat B. anthraci.