Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Lingkungan indonesia

Identifikasi Habitat Fisik Sungai dan Keberagaman Biotilik Sebagai Indikator Pencemaran Air Sungai Musi Kota Palembang Trisnaini, Inoy; Kumala Sari, Tri Novia; Utama, Feranita
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.1.1-8

Abstract

Latar belakang: Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai Musi merupakan sumberdaya alam yang menjadi salah satu jalur utama perdagangan dan pemasok air terbesar bagi penduduk Sumatera Selatan. Akan tetapi kondisi Sungai Musi telah mengalami perubahan disebabkan saratnya pemukiman dan industri. Aktivitas ini akan berdampak terhadap kondisi fisik sungai serta habitat hewan air yang menghuni perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi habitat fisik sungai serta keberagaman biotilik sebagai indicator pencemaran perairan Sungai Musi Kota Palembang.Metode: Penilaian pencemaran perairan ditentukan dengan melihat indicator habitat fisik sungai dan keberagaman biotilik sungai melalui biota makro invertebrata, serta menggunakan metode wawancara.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air perairan Sungai Musi di Wilayah Sebrang Ulu I dan II berada dalam kondisi buruk, terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa mayoritas (lebih dari 70%) parameter berada pada indicator buruk (C). Serta hanya ditemukan satu biota air yaitu ikan. Hasil laboratorium menunjukkan nilai TSS di kedua titik melebihi nilai standar normal, sedangkan nilai COD dan BOD masih di bawah nilai standar normal.Simpulan: Perairan Sungai Musi di Wilayah Sebrang Ulu I dan II, termasuk ke dalam kategori Buruk (C). Hal ini didasarkan hasil pemeriksaan habitat fisik sungai, pemeriksaan hewan biotilik Serta pemeriksaan kadar TSS, BOD dan COD. ABSTRACTTitle:Identification of thePhysicalHabitatandDiversityRiverBiotilikas Indicatorsof Water PollutionMusi RiverPalembangBackground: Rivers became one of the largest water supplier for the needs of living things that have important functions for human life. Musi River is a natural resource that is becoming one of the main lines of trade and the largest supplier of water for the residents of South Sumatra. But conditions have changed Musi River caused there are more residential and industrial. This activity will have an impact on the physical condition of the river as well as the habitat of aquatic animals that inhabit the waters. This study aims to identify the physical habitat of the river as well as the diversity biotilik as an indicator of pollution of the waters of the Musi River Palembang. Method: The assessment of water pollution is determined by observing the indicator of the river's physical habitat by looking at the baseline substrate characteristic indicator consisting of 6 (six) parameters and indicators of river health disturbance factor consisting of 12 (twelve) parameters and biotenic diversity of the river through invertebrate macro biota, using interview methods to the local community.Result: The results showed that the water quality of the waters of the Musi River in Sebrang Ulu I and II were in poor condition, visible from the observation showed that the majority (over 70%) the parameters that were in bad indicator (C). As well as just founded the water biota was fish. The laboratory result showes the value of TSS in the second point of exceeding the normal standard, while the COD and BOD values were still below the normal standard. Conclusion: The waters of the Musi River in Sebrang Ulu I and II are included in the Bad category (C). This is based on the results of examination of the river's physical habitat, examination of biotic animals and examination of TSS, BOD and COD levels
Analisis Paparan Kadmium, Besi, Dan Mangan Pada Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Sunarsih, Elvi; Faisya, Achmad Fickry; Windusari, Yuanita; Trisnaini, Inoy; Arista, Dini; Septiawati, Dwi; Ardila, Yustini; Purba, Imelda Gernauli; Garmini, Rahmi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.68-73

Abstract

Latar Belakang : Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Kualitas air bersih menurun akibat tingkah-laku manusia seperti sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri, zat-zat detergen, dan asam belerang.  Dampak dari terpaparnya air yang mengandung bahan kimia seperti kadmium, besi, dan mangan dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan kronis maupun akut.Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang diambil sebanyak 100 sampel.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata kadmium (Cd) 0,277 mg/L, besi (Fe) 0,414 mg/L, dan mangan (Mn) 0,213 mg/L masih memenuhi syarat Permenkes Nomor 32 Tahun 2017. Proporsi responden yang mengalami gangguan kulit sebanyak 45%. Variabel lama pajanan dan status alergi mempunyai hubungan yang bermakna (p value < 0,05), sedangkan variabel konsentrasi Cd, Fe, Mn, jenis kelamin, dan umur tidak mempunyai hubungan yang bermakna (p>0,05) terhadap gangguan kulit.Simpulan : Konsentrasi rata-rata Cd, Fe, Mn masih memenuhi syarat Permenkes, tetapi belum memenuhi syarat fisik karena memiliki rasa dan berwarna keruh. Gangguan gatal pada kulit disebabkan lama pajanan terhadap air sungai dan status alergi responden. Perlu dilakukan upaya promotif dan edukasi seperti pembuatan pengolah air sederhana skala rumah tangga kepada masyarakat. ABSTRACTTitle: Analysis of Cadmium, Iron, and Manganese Exposure on Water Cause of Skin Disorders in Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan IlirBackground : Water is a vital element in human life. The quality of clean water decreases because of human behavior such as waste disposal of chemical / industrial plants, detergent, and sulfuric acid. The impact of exposure from water containing chemicals such as cadmium, iron, and manganese that cause chronic and acute health effects.Methods : This study used cross sectional study design with purposive sampling technique. There are 100 samples.Results : The results showed that the average concentration of cadmium (Cd) 0.277 mg / L, iron (Fe) 0.414 mg / L, and manganese (Mn) 0.213 mg / L still appropriate quality standard from Permenkes Number 32 Year 2017. The proportion of respondents got skin disorders 45%. The variables of exposure and allergic status had significant relationship (p value < 0.05). The concentration variables Cd, Fe, Mn, sex, and age had no significant relationship (p > 0.05) to skin disorders.Conclusion : The average concentrations of Cd, Fe, Mn still appropriate quality standard from Permenkes, but they are not appropriate the physical requirements because they have a taste and muddy. Itchy skin disorders are caused by exposure of river water and allergic status of respondents. It needs promotive and educational efforts such as making simple household water processing to the community. 
Kajian Sanitasi Lingkungan Pemukiman di Bantaran Sungai Musi Kota Palembang Trisnaini, Inoy; Idris, Haerawati; Purba, Imelda Gernauli
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.18.2.67-72

Abstract

Latar belakang: Budaya membangun rumah di bantaran sungai apabila tidak diiringi dengan pemeliharaan sanitasi lingkungan, berpotensi mengakibatkan pencemaran sungai. Kondisi ini juga dapat menghasilkan berbagai permasalahan sanitasi lingkungan pada permukiman di bantaran sungai oleh tingginya aktivitas di wilayah bantaran sungai serta buangan rumah tangga. Kondisi ini yang tampak di Kecamatan Sebrang Ulu I Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan. Sehingga tujuan penelitian ini ialah untuk mengkaji karakteristik sanitasi lingkungan pemukiman serta program dan kebijakan yang berlaku bagi pemukiman di bantaran Sungai Musi Kecamatan Sebrang Ulu I Kota Palembang.Metode: Penelitian ini menggunakan mix method, yaitu pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif yaitu analisis spasial menggunakan Geographic Information System (GIS), serta kualitatif melalui observasi dan wawancara. Penelitian dilakukan di 6 Kelurahan di Kecamatan Sebrang Ulu I Kota Palembang, dengan sampel sebanyak 150 orang warga dan 13 orang informan yang berasal dari masing-masing kelurahan serta petugas dinas kesehatan.  Hasil:Kondisi sanitasi sumber air dan SPAL seluruh responden tidak memenuhi syarat kesehatan. Mayoritas jamban keluarga (96,7%) dan tempat penampungan sampah (92,7%) yang dimiliki responden dalam kondisi tidak memenuhi syarat kesehatan. Program penyehatan lingkungan pemukiman khususnya rumah sehat yang diterima oleh masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Musi ialah berupa kunjungan oleh petugas kesehatan setempat. Serta tidak adanya kebijakan terkait pemukiman di bantaran Sungai Musi Kecamatan Sebrang Ulu I Kota PalembangSimpulan: Masih buruknya kondisi sanitasi dasar di Pemukiman bantaran Sungai Musi di Kecamatan Sebrang Ulu I Kota Palembang, serta belum optimalnya program penyehatan lingkungan pemukiman yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan setempat. ABSTRACTTitle: Study of Settlement Environmental Sanitation in The Bank Of Musi River, Palembang CityBackground: The culture of building houses on river banks if not accompanied by the maintenance of environmental sanitation could potentially cause pollution in the river, as well as generate various environmental sanitation problems in settlements along the riverbanks. This was due to the high level of activity in the river banks as well as household discharges, which disrupts the aesthetics and function of the river. This condition was also evident in the Sebrang Ulu I Subdistrict, Palembang City, South Sumatra Province.So the purpose of this study is to examine the sanitation characteristics of the residential environment and the programs and policies that apply to settlements on the banks of the Musi River, Sebrang Ulu I District, Palembang City.Methods: This study uses the mixed method. Data collection is carried out quantitatively, namely spatial analysis using Geographic Information System (GIS), a qualitative manner through observation and interviews. The study was conducted in 6 Outlands in Sebrang Ulu I Sub-District, Palembang City, with a sample of 150 residents and 13 informants from each of the outpatients and health service officers.Results: The sanitation conditions of water sources and SPAL all respondents did not meet health requirements. The majority of family latrines (96.7%) and garbage shelters (92.7%) owned by respondents in conditions do not meet health requirements. The program to restructure the residential environment, especially the healthy houses received by the people living on the banks of the Musi River, is in the form of visits by local health workers. The absence of policies related to settlements on the banks of the Musi River in the Sebrang Ulu I Sub-District, Palembang CityConclusions: The poor condition of basic sanitation in the settlements of the Musi River banks in the Sebrang Ulu I Sub-district, Palembang City, as well as the lack of optimal environmental sanitation programs that have been carried out by local health workers.
Analisis Spasial Dinamika Penularan Malaria di Wilayah Dataran Tinggi Kabupaten Muara Enim Sunarsih, Elvi; Hasyim, Hamzah; Purba, Imelda Gernauli; Trisnaini, Inoy; Rosyada, Amrina; Lewinsca, Maurend Yayank; Fakhriyatiningrum, Fakhriyatiningrum
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 24, No 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.68418

Abstract

Latar belakang: Malaria menjadi salah satu masalah kesehatan dunia karena vektor potensialnya dengan total kasus sebanyak 241 juta jiwa tahun 2020 yang tersebar di 85 negara endemis malaria dengan dinamika penularan yang berbeda. Kabupaten Muara Enim telah dinyatakan bebas malaria pada tahun 2024 namun masih perlu adanya penelitian yang bertujuan untuk menganalisis spasial dinamika penularan malaria di Kabupaten Muara Enim sehingga status bebas malaria dapat dipertahankan.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei yang dirancang berdasarkan sistem informasi geografis dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah kasus malaria tahun 2021-2023 di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Lawang Kidul dan Kecamatan Tanjung Agung. Data diperolah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, Puskesmas Tanjung Enim (Kecamatan Lawang Kidul), dan Puskesmas Tanjung Agung.Hasil: Analisis spasial menghasilkan data distribusi kasus malaria, galian tambang, area rawa, area kebun, area aliran sungai, dan vegetasi (semak belukar). Berdasarkan analisis spasial diatas bahwa wilayah dengan konsentrasi kasus malaria cenderung berada dekat dengan rawa-rawa dan sungai. Hal ini menunjukkan hubungan antara kondisi geografis tertentu (area basah dan berair) dengan peningkatan kasus malaria, karena tempat ini merupakan habitat potensial bagi nyamuk vektor malaria. Sebagian besar wilayah adalah kebun, diikuti oleh sawah, rawa-rawa, dan semak belukar. Kawasan vegetasi ini dapat berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk. Dari analisis univariat menggunakan spasial, dapat diketahui bahwa daerah dengan jumlah kasus tinggi umumnya berada di area dataran rendah atau yang memiliki akses ke sumber air seperti sungai dan rawa.Simpulan: Dinamika masalah utama kasus malaria di Kabupaten Muara Enim disebabkan karena kabupaten ini merupakan daerah wilayah dataran tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rawa dan sungai menjadi faktor risiko dinamika penyebaran malaria oleh karena perlu adanya antisipasi pemerintah untuk mempertahankan status eliminasi malaria. ABSTRACTTitle: Spatial Analysis of Malaria Transmission Dynamics  in the Highland Areas of Muara Enim RegencyBackground: Malaria remains one of the world's major health problems due to its potential vectors, with a total of 241 million cases in 2020 spread across 85 malaria-endemic countries, each with varying transmission dynamics. Muara Enim Regency was declared malaria-free in 2024, but research is still needed to analyze the spatial dynamics of malaria transmission in the regency to ensure the malaria-free status is maintained.Methods: This study used a survey method designed based on a geographic information system (GIS) and employed secondary data. The secondary data consisted of malaria cases from 2021–2023 in two subdistricts: Lawang Kidul and Tanjung Agung. Data were obtained from the Muara Enim Health Office, Tanjung Enim Community Health Center (Lawang Kidul Subdistrict), and Tanjung Agung Community Health Center.Results: Spatial analysis provided data on the distribution of malaria cases, mining areas, swamp areas, plantation areas, river flow areas, and vegetation (bushland). Based on this spatial analysis, areas with a concentration of malaria cases tend to be near swamps and rivers. This indicates a relationship between specific geographical conditions (wet and water-rich areas) and increased malaria cases, as these locations serve as potential habitats for malaria vector mosquitoes. Most of the area comprises plantations, followed by rice fields, swamps, and bushland. These vegetative areas can serve as breeding grounds for mosquitoes. From univariate spatial analysis, it was observed that regions with high case numbers are generally in lowland areas or areas with access to water sources like rivers and swamps.Conclusion: The primary dynamics of malaria cases in Muara Enim Regency are influenced by its status as a highland area. The study concluded that swamps and rivers pose risk factors for malaria transmission dynamics, highlighting the need for government anticipation to maintain the malaria elimination status.
Co-Authors Achmad Fickry Faisya, Achmad Fickry Adelia Kesuma Wardhani Amrina Rosyada Amrina Rosyada Amrina Rosyada Ani Nidia Listianti Ani Nidia Listianti, Ani Nidia Anita Rahmiwati Apriani, Anisya Indah Ardila, Yustini Arika, Fadillah Ariqa, Nur Zihan Arista, Dini Aryani, Titin Dwi Ayu Tri Darmawati, Ayu Tri Azizah, Shinta Betty Sirait Damayanti, Khistian Dinda Octaviani Dini Arista putri Dini Arista Putri Dwi Cahyani Rahma Dhini Dwi Septiawati Dwi Septiawati Dwi Septiawati, Dwi Elvi Sunarsih Elwin, Ghani El Mughni Muhammad Hidayatullah Fabiani, Maria Desmonda Fadilatus Sukma Ika N, Fadilatus Sukma Ika Fakhriyatiningrum, Fakhriyatiningrum Feranita Utama Fijriah, Nuril Fitriani, Revia Najwa Garmini, Rahmi Girsang, Fetri Vera Haerawati Idris Haerawati Idris, Haerawati Hamzah Hasyim Hanifah, Arindi Dinda Hoirunnisa, Najma Imelda Gernauli Purba, Imelda Gernauli Indah Purnama Sari Indahsari, Siti Rahmi Iqlima, Erni Irren Jetty Nuranisa Irwantika, Nanda Jordanti, Happy Mira Jumali Jumali Kaban, Anastasya Priscilla Angelia Khafifah Hazriati Repalia Khoirunnisa, Salsabila Kumala Sari, Tri Novia Kusuma, Liona Ayu Permata Ladyka Viola Aulia Armawan Laura Dwi Pratiwi Lewinsca, Maurend Yayank Marisa Marsha Cahya Nadira Adham Miagoni, Vince Minarti Minarti Misnaniarti Misnaniarti Mufarika, Rully Najmah, Najmah Naqida, Naqida Rahma Fery Nita Amelia Putri Nur Hasanah Nurhayati Oktaviandi, Shanti Pratiningsih, Widya Ayu Putri, Dini Arista Putrisha, Shantya Adeline R. Azizah, R. Azizah Rachmawati, Aisyah Rahmatillah Razak Rahmatillah Razak, Rahmatillah Rahmawati, Mala Rahmawati, Prisda Ramadhan, Arizky Ramadhan, Seto Anjar Rico Januar Sitorus Rico Januar Sitorus Rieke Rahma Dwinda Savira, Mahwa Sucirahayu, Citra Afny Suhendra, Ahmad Adi Sulistiawati sulistiawati Ulhaq, Arifqah Dhiya Vanvie, Chynta Rahma Widya Ayu Pratiningsih Wulandari, Khairunnisa Catur Yeni Yeni Yeni Yuanita Windusari Yusri Yustini Ardillah