Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Ophthalmologica Indonesiana

Pediatric Primary Orbital Tumors in Dr.M. Djamil General Hospital Padang Elfi Risalma; Ardizal Rahman
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 43 No 2 (2017): Ophthalmologica Indonesiana
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35749/journal.v43i2.153

Abstract

Introduction : Primary orbital tumors of childhood are different from tumors that occur in adults. Many are congenital with early presentation. In pediatric population, a delay in diagnosis of orbital tumors , even benign tumor can lead to vision loss and deformity. Objective : To report pediatric primary orbital tumors in Dr.M.Djamil Hospital Padang. Method : A retrospective study of orbital tumors in pediatric patients admitted to DR.M.Djamil Hospital between 2003- 2016. Data were obtained from medical records which described patients characteristics based on type, sex,presentation, and management. Result : There were 36 patients of pediatric primary orbital tumors which consist of 20 boys and 16 girls, diagnosis based onclinical sympoms, CT-Scan and pathological examination. The most common tumors in pediatric was Rhabdomyosarcoma in 11 patients (30,55%), Glioma of the Optic nerve in 8 patients (22.22%), Limphoma Malignum in 5 patients (13.88%), Capillary Hemangiomas in 2 patients (5.55%), Cavernous Hemangioma in 2 patients (5.55%), AV Malformation in 2 patients (5.55%), Meningioma in 1 patient (2.77%), Neurofibromatosis in 1 patient (2.77%), Neurilemomoa in 1 patient (2.77%), Limfohemangioma in 1 patient (2.77%), osteoma in 1 patient (2.77%) and Adenoid Cystic Carcinoma in 1 patient (2,94%). Surgery had been performed in 11 patients (30.55%), chemotherapy in 7 patients (19.44%), radiotherapy in 1 patient (2,77%), Combination therapy in 2 patient (5.55%), medical therapy in 1 patient (2.77%) and the remains 14 patients (38.89%) were observed. Conclusion : There were 36 cases pediatric orbital tumors during 14 years. The most common tumor was Rhabdomyosarcoma. Management of pediatric orbital tumors consists of surgery, chemotherapy, radiotherapy and combination therapy.
Manifestasi Klinis Okular dan Orbital pada Penyakit Sinus Paranasal dan Manajemennya di RS Dr. M. Djamil Padang Muhammad Syauqie; Ardizal Rahman
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 45 No 2 (2019): Ophthalmologica Indonesiana
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35749/journal.v45i2.190

Abstract

Latar belakang : Hubungan yang erat antara penyakit sinus paranasal dan orbita disebabkan karena letaknya yang berbatasan secara anatomis. Sekitar 60% hingga 80% dari dinding orbita tersusun dari dinding sinus paranasal. Pasien dengan penyakit sinus paranasal dapat memperlihatkan gejala okular yang lebih menonjol tanpa disertai gejalai rhinologik yang nyata. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan gejala okular yang khas pada pasien dengan penyakit sinus paranasal menurut etiologi yang mendasarinya. Metode : Penelitian retrospektif dari rekam medis dari bulan Januari 2008 - Desember 2017. Data yang dikumpulkan berupa umur, jenis kelamin, diagnosa penyakit sinus paranasal, sinus yang terlibat, ada tidaknya invasi orbita dan gejala klinis okular. Hasil : Terdapat 55 pasien yang berobat ke poliklinik rawat jalan bagian oftalmologi RSUP Dr. M. Djamil Padang selama periode tahun 2008-2017, baik datang secara langsung atau dikonsulkan dari bagian THT-KL, dengan kecurigaan invasi orbita akibat penyakit sinus paranasal, yang terdiri dari 34 (61.8%) laki-laki dan 21 (38.2%) perempuan. Usia pasien bervariasi dari umur 4 tahun hingga 83 tahun, dengan kelompok umur terbanyak antara umur 51 hingga 60 tahun. Invasi orbita terjadi pada 45 pasien (81.8%) dan disebabkan oleh tumor sinonasal pada 35 pasien (77.7%), oleh infeksi sinus pada 8 pasien (17.7%) dan oleh mukokel pada 2 pasien (4.6%). Tumor sinonasal merupakan penyakit sinus paranasal terbanyak yaitu pada 43 pasien (78.2%) dan sinus maksilaris merupakan sinus yang terbanyak terlibat. Mayoritas pasien (67.7%) datang dengan presentasi klinis proptosis, diikuti dengan oftalmoplegia (54.8%) dan penurunan visus (43.5%). Kesimpulan: Tumor sinonasal merupakan etiologi terbanyak abnormalitas orbita akibat invasi penyakit sinus paranasal dan sinus maksilaris merupakan sinus yang terbanyak terlibat. Proptosis merupakan manifestasi klinis okular terbanyak sebagai komplikasi orbita yang disebabkan penyakit sinus paranasal. Proptosis bersifat nonaksial dan arah proptosis berlawanan dengan letak sinus yang terlibat