AbstrakKasus pelecehan seksual terhadap anak meningkat di beberapa negara termasuk Indonesia. Oleh karena itu, orang tua sebagai pendidikan pertama bagi anak mempunyai peran utama dalam pencegahan. Hal ini melibatkan orang tua dalam pengasuhan. Kajian tentang pelecehan seksual telah dilakukan oleh beberapa ulama, Meskipun demikian, studi tersebut kurang mengeksplorasi keterlibatan orang tua terkhusus bagi seorang ibu. Oleh karena itu, Tulisan ini berupaya untuk memberikan pengalaman orang tua dalam pencegahan pelecehan seksual terhadap anak. Dengan menggunakan metode inkuiri naratif, data ini dikumpulkan melalui wawancara naratif terhadap enam ibu di Jawa Tengah Indonesia. Penemuan hasil wawancara mengungkapkan bahwa orang tua harus andil dalam pengenalan pendidikan seks kepada anak. Hal ini, orang tua menjadi teladan bagi anak dalam pengenalan seksualitas. Orang tua wajib menjalin komunikasi yang baik tentang keselamatan diri anak pada pemahaman seksualitas. Orang tua dituntut mengajarkan dan membimbing pemahaman tentang ajaran agama yang dalam atau deep education serta pelibatan media social untuk mempermudah komunikasi. Artikel ini menjelaskan tentang peran tanggung jawab pemerintah dalam pengambil kebijakan pada seksualitas issu. Hal ini menghimbau pemerintah agar bisa memberikan lokakarya atau pelatihan pencegahan pelecehan seksual anak kepada orang tua. Kegiatan itu bisa berkolaborasi antara sekolah dan orang tua dalam mitigasi dan pencegahan pelecehan seksual anak. Kata Kunci: Pelecehan Seksual Anak, Keluarga Indonesia, Orang Tua, Pembuat Kebijakan [Child sexual abuse (CSA) is an increasing concern in many countries, including Indonesia. In this context, parents—who serve as primary educators and role models for their children—play a crucial role in preventing sexual abuse. The responsibility is deeply rooted in the values and practices of parenting. While previous studies have examined various aspects of sexual abuse, limited research has focused on parental engagement within the Indonesian context, particularly across families of diverse backgrounds. Moreover, the implications of such engagement have yet to be thoroughly investigated. The present study seeks to explore the experiences of Indonesian parents, especially mothers, in their efforts to prevent child sexual abuse through active parental engagement. Adopting a narrative inquiry approach, data were collected through in-depth interviews with six mothers from different regions in Indonesia. The findings indicate that parents employ a range of strategies to engage in the prevention of CSA. These include providing children with sex education, serving as positive role models, fostering open and supportive communication about personal safety, instilling religious and moral values, and guiding children in the responsible use of social media. This study highlights the need for comprehensive efforts to support parental involvement in CSA prevention. It suggests that the Indonesian government and policymakers should offer targeted training programs or workshops for parents across sectors. Furthermore, the study emphasizes the importance of collaborative efforts among families—particularly mothers and fathers—schools, and government institutions, to establish a united front against child sexual abuse.] Keywords: Child Sexual Abuse, Indonesian Families, Parents, Policymakers