Salah satu kelemahan dari bambu adalah ketidakmampuannya dalam menahan tekanan geser, terutama pada bagian sambungan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan bambu dalam menahan tegangan geser, para peneliti melakukan studi seperti penambahan bahan pengisi dan penggunaan klem dari plastik serat. Namun, penerapan klem plastik serat masih dirasa kurang mampu untuk mencegah terjadinya kegagalan geser pada bambu. Berangkat dari fakta ini maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan performa sambungan bambu klem dengan penambahan pengisi plastik PET. Sistem sambungan yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari pelat buhul, klem, bambu berpengisi, dan baut sebagai konektor. Variasi baut yang digunakan dalam penelitian ini adalah baut dengan diameter 10 mm, 12 mm, 16 mm, dan 19 mm. Benda uji yang telah dirakit dilakukan pengujian menggunakan jack hidrolik dengan bantuan rangka pembebanan. Beban diterapkan secara bertahap sampai terjadi kegagalan pada sambungan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin besar diameter baut semakin besar kuat tarik sambungan bambu yang dihasilkan. Kontribusi pengisi pada sistem sambungan di pengujian ini hanya berkisar sebesar 10%. Pola kegagalan yang terjadi pada sambungan bambu adalah pola kegagalan tipe I, hal ini ditandai dengan terjadinya kerusakan pada bambu, pengisi dan baut yang bengkok khususnya pada baut diameter kecil (kelangsingan besar).