Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Edukasi Cuci Tangan dan Etika Batuk pada Murid SDIT Permataku Dadok Tunggul Hitam Padang Rahma Triyana; Melya Susanti; Yuni Handayani; Prima Adelin; Yusti Siana; Kendall Malik
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i7.6916

Abstract

ABSTRAK          Dampak dari pandemi COVID-19 telah memberikan banyak perubahan dari berbagai bidang kehidupan, salah satu bidang yang paling terdampak yaitu bidang pendidikan. Salah satu cara menurunkan angka penularan COVID-19 yaitu melaksanakan kegiatan di rumah melalui pembelajaran daring secara online. Kegiatan ini telah dilaksanakan selama lebih dari satu setengah tahun seiring dengan menurunnya kasus COVID-19. Saat ini diberlakukannya pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemi COVID-19 merupakan hal yang kontroversi. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan salah satu tempat yang berpotensi menjadi penularan penyakit infeksi termasuk infeksi COVID-19. Tindakan pencegahan diperlukan agar penularan ini tidak terjadi. Tujuan kegiatan yaitu memberikan solusi kepada mitra dengan pemberian edukasi berupa penyuluhan dan praktik secara langsung tentang cuci tangan 6 langkah yang benar menggunakan hand sanitizer dan sabun serta etika batuk sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa-siswi. Edukasi ini dilakukan secara tatap muka dengan pemberian materi melalui infocus dan pemberian kuesioner pre-test sebelum pemberian edukasi dan post-test setelah edukasi. Kuesioner diberikan untuk mengukur pengetahuan siswa siswi. Hasil pre-test pada pengetahuan tentang mencuci tangan pakai sabun menunjukkan hasil yang baik, dengan rata-rata 86,38% menjawab benar dan pada pos-test meningkat menjadi 90,38%. Pengetahuan tentang Cara Mencuci Tangan meningkat dari 83.81% menjadi 92.38%. Pengetahuan Tentang Etika Batuk meningkat dari 87.14% menjadi 90.71%. Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan siswa siswi SDIT permataku tentang mencuci tangan pakai sabun, pengetahuan tentang cara mencuci tangan, pengetahuan tentang etika batuk. Kata Kunci: Edukasi, Cuci tangan, Etika batuk, Covid-19  ABSTRACT The impact of the Covid-19 pandemic has provided many changes in various fields of life, one of the areas most affected is education. One way to reduce the transmission rate of COVID-19 is to carry out activities at home through online learning. This activity has been carried out for more than a year and a half in line with the decline in COVID-19 cases. Currently, the implementation of limited face-to-face learning during the COVID-19 pandemic is a matter of controversy. This is because schools are one of the places that have the potential to transmit infectious diseases, including COVID-19 infection. Precautions are needed so that this transmission does not occur. The purpose of this activity is to provide solutions to partners by providing education in the form of counseling and direct practice about hand washing in the 6 correct steps using hand sanitizer and soap and cough etiquette so as to increase students' knowledge. This education is carried out face-to-face by providing material through infocus and giving pre-test questionnaires before giving education and post-testing after education. Questionnaires were given to measure students' knowledge.The results of the pre test on knowledge about hand washing with soap showed good results, with an average of 86.38% answering correctly and in the post test increasing to 90.38%. Knowledge of how to wash hands increased from 86.51% to 90.95%. Knowledge of Cough Ethics increased from 87.14% to 90.71%. Based on the results of these data, it can be concluded that there was an increase in the knowledge of SDIT Permataku students about washing hands with soap, knowledge about how to wash hands, knowledge about cough etiquette. Keywords: Education, Washing Hands, Cough Etiqutte, Covid-19
Edukasi Bahaya LGBT bagi Remaja dari Tinjauan Kesehatan pada Siswa SMAN I Padang Panjang Rahma Triyana; Melya Susanti; Rinita Amelia; Yusti Siana; Prima Adelin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 12 (2022): Volume 5 No 12 Desember 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i12.8388

Abstract

ABSTRAK Pertumbuhan  fisik  pada remaja  ditandai  dengan  munculnya  tanda- tanda  seks  primer  dan  sekunder. Menurut WHO Ketika Remaja mengembangkan orientasi seksual yang konsisten, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor (sosial, keluarga, pribadi, tingakat Pendidikan, informasi terkait Kesehatan reproduksi). Sebuah fenomena yang  saat ini menjadi masalah sosial adalah LGBT. Menurut data dari penelitian oleh Badan Pusat Statistik Sumatera barat pada responden LGBT,  51,03% responden usia 15-25 tahun.  Tujuan: memberikan edukasi kepada remaja tentang LGBT dan bahaya LGBT ditinjau dari segi Kesehatan. Metode: Kegiatan edukasi ini disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi yang diakhiri dengan kuis berhadiah yang bertujuann untuk menilai pengetahuan audien. Hasil: kegiatan edukasi ini berjalan lancar, audien mengikuti dengan antusias dan semangat. Audien bisa menjawab 40 pertanyaan seputar LGBT yang disiapkan oleh tim pengabdian. Siswa SMAN I padang Panjang telah memiliki pengetahuan tentang LGBT, bahaya LGBT ditinjau dari segi Kesehatan. Kata Kunci: LGBT, Remaja, Kesehatan , Edukasi   ABSTRACT Introduction: Physical growth in adolescents is characterized by the appearance of primary and secondary sex signs. According to  WHO, When Adolescents develop a consistent sexual orientation, which can be influenced by various factors (social, family, personal, level of education, and information related to reproductive health).   A phenomenon that is currently a social problem is LGBT. According to data from research by the Central Statistics Agency of West Sumatra on  LGBT respondents, 51.03% of respondents were aged 15-25 years. Purpose: to educate adolescents about LGBT  and the dangers of LGBT in terms of health. Method:  This educational activity is delivered with a  lecture and discussion method that ends with a  quiz with prizes to assess the audience's knowledge. Result:  this educational activity went smoothly, and the audience followed with enthusiasm and enthusiasm. The audience can answer 40 LGBT-related questions prepared by the devotion team. Conclusion: SMAN I padang Panjang students already know about LGBT and the dangers of  LGBT in terms of health.  Keywords: LGBT, Adolescents, Health, Education 
Edukasi Manfaat Probiotik Susu Kambing Etawa dalam Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting di Kota Padang Panjang Rinita Amelia; Yusti Siana; Ruhsyahadati Ruhsyahadati; Dian Puspita; Ira Suryanis; Harnavi Harun; Yudha E. Pratama
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12376

Abstract

ABSTRAK Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usia nya (stunted), sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu, kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunted di Indonesia sebesar 30,8%. Prevalensi stunted balita untuk tahun 2022 adalah 24,1% di Indonesia, 23,3% di Sumatera Barat, dan 20% di Kota Padang Panjang (Kemenkes 2022). Stunting melibatkan multifaktorial seperti ekonomi, nutrisi, pola asuh yang salah, pendidikan, pengetahuan dan lain- lain. Stunting dapat memperlambat perkembangan motorik dan mental serta akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif dan Infeksi. Metode yang dipakai pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi dan pelatihan kepada 15 kader TP-PKK Padang Panjang dari 15 Kelurahan tentang pembuatan minuman sehat “yodiwa (yogurt dadiah Etawa) sebagai makanan high protein untuk anak stunting dengan penggunaan starter bakteri halal yang berasal dari dadiah. Selain itu juga diberikan edukasi pentingnya pemberian menu seimbang dan bahaya Stunting. Hasil yang didapatkan adalah peserta edukasi yang terbanyak pada usia 30-50 tahun (60%) dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas/SMA sebanyak 73%. Terjadi peningkatan penegetahuan kader dengan score Baik dari 7% menjadi 33%. Pada kegiatan pelatihan pembuatan produk Inovasi yogurt yang berasal dari susu kambing dengan penambahan starter makanan lokal dadiah menghasilkan kader yang dapat mandiri membuat minuman yodiwa dan memiliki rencana dalam usaha untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga khususnya dan perekonomian daerah umumnya. Kata Kunci: Yogurt, Susu Kambing Etawa, Dadiah, Probiotik, Stunting  ABSTRACT Stunting is a condition where a child experiences growth disorders, so that the child's height does not correspond to his age (stunting), as a result of chronic nutritional problems, namely, lack of nutritional intake for a long time. Basic Health Research (Riskesdas) data for 2018 shows that the prevalence of stunting in Indonesia is 30.8%. The prevalence of stunting under five in 2022 is 24.1% in Indonesia, 23.3% in West Sumatra, and 20% in Padang Panjang City (Ministry of Health 2022). Stunting involves multifactorial factors such as economics, nutrition, wrong parenting patterns, education, knowledge and others. Stunting can slow down motor and mental development and increase the risk of degenerative diseases and infections. The method used in this community service is providing education and training to 15 TP-PKK Padang Panjang cadres from 15 sub-districts on making the healthy drink "yodiwa (dadiah etawa yoghurt) as a high-protein food for stunted children using halal bacterial starter originating from Dadiah. Apart from that, education was also provided on the importance of providing a balanced menu and the dangers of stunting. The results obtained were that the majority of educational participants were aged 30-50 years (60%) with the highest level of education being high school/high school at 73%. There was an increase in knowledge of cadres with a Good score from 7% to 33%. In the training activity for making innovative yogurt products made from goat's milk with the addition of the local food starter dadiah, it produces cadres who can independently make yodiwa drinks and have business plans to help improve the family economy in particular and the regional economy in general. Keywords: Yogurt, Etawa Goat Milk, Dadiah, Probiotics, Stunting