Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknika : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan

ANALISIS STABILITAS HAULING ROAD PADA TANAH LUNAK DENGAN PENANGANAN GEOTEKSTIL Angelia Mutyaraharjo; Stephanus Alexsander; Fatma Sarie; Mohammad Ikhwan Yani; Okrobianus Hendri
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, April 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v7i2.14076

Abstract

Kestabilan pada area pertambangan terutama pada fasilitas jalan akses tambang (haulingroad) merupakan salah satu permasalahan yang sangat penting saat ini. Ketidakstabilan pada haulingroad dapat terjadi sewaktu-waktu. Pada kasus ini, pembangunan area jalan akses tambang berada diatas rawa dengan panjang sekitar 3 km dan kondisi aktual lahan merupakan rawa tidak aktif denganpotensi tanah lunak yang dalam mencapai 12 meter. Tanah lunak ini dapat mengganggu kestabilanpada hauling road berupa penurunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitaspada area jalan tambang (hauling road), sehingga tidak terjadi longsor yang dalam sehingga haulingroad dapat bekerja dengan baik. Metode yang dilakukan untuk melakukan analisis kestabilan lerengpada hauling road dengan menggunakan metode φ-c reduction (Based on Finite Element Analysis).Hasil dari penelitian ini, didapat bahwa desain hauling road dengan tinggi 4,5 meter dan kemiringan1:5 tanpa perkuatan memiliki nilai safety factor (SF) sebesar 1,03, dimana nilai safety factor (SF)tanpa perkuatan masuk kedalam kategori kritis. Untuk meningkatkan stabilitas hauling roaddibutuhkan perkuatan geotekstil non-woven dengan kuat tarik 75 kN/m. Dari hasil analisis stabilitasmenggunakan perkuatan geotekstil didapat nilai safety factor (SF) sebesar 1,901, dimana nilai safetyfactor (SF) dengan perkuatan geotekstil masuk kedalam kategori aman dikarenakan memenuhisyarat SF > 1,25 dan stabilitas hauling road dengan beban kendaraan rencana 20 kN/m2 didapat nilai safety factor sebesar 1,728
IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR BERDASARKAN ADANYA CRACKS PADA LERENG SUNGAI KAHAYAN DI DAERAH FLAMBOYAN BAWAH Mario Situngkir; Stephanus Alexsander; Fatma Sarie; Mohammad Ikhwan Yani; Okrobianus Hendri
Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Teknika: Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan, April 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52868/jt.v7i2.14109

Abstract

Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan kota yang pernah dilanda peristiwa longsor khususnya pada tebing Sungai Kahayan di daerah Flamboyan Bawah. Berdasarkan peristiwa tersebut perlu untuk mengidentifikasi potensi bidang gelincir di sekitar lokasi terjadinya longsor. Proses identifikasi bidang gelincir pada lokasi longsor menggunakan metode geolistrik. Penggunaan metode geolistrik melalui survei lapangan yang terdiri dari tomography resistivity (resistivitas) dan induced polarization (IP) bertujuan untuk memodelkan 2D lapisan bawah permukaan tanah pada lokasi longsor sehingga diketahui lapisan batuan dan jenis batuan yang berpotensi menjadi bidang gelincir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bidang gelincir berdasarkan adanya cracks pada lereng Sungai Kahayan dengan menggunakan metode geolistrik. Hasil pengujian geolistrik sebanyak 2 lintasan (line) pada lokasi longsor menujukkan adanya potensi bidang gelincir yang terbentuk berdasarkan posisi cracks yang terdapat di dalam lereng. Hasil analsisis menunjukkan pada lapisan lintasan (line) 1 yang berpotensi menjadi bidang gelincir diidentifikasi dengan jenis tanah atau batuan yaitu batu pasir dan kerikil kering yang memiliki nilai resistivitas (3275,32 – 34839,15) Ωm dan lapisan lintasan (line) 2 yang berpotensi menjadi bidang gelincir diidentifikasi dengan jenis tanah atau batuan yaitu pasir dan lanau yang memiliki resistivitas (26,58 – 83,23) Ωm serta batu pasir dan kerikil kering yang memiliki nilai resistivitas (121,78 – 1194,38) Ωm.