Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL (WHATSAPPS) SEBAGAI SARANA PEMBERIAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SEKOLAH DI SMU 1 LAWANG Lala, Handy
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.886 KB) | DOI: 10.31290/jiki.v6i1.1560

Abstract

The development of the fast-paced Internet and information traffic world has created very new opportunities for young people to interact with others or find information. Information from the internet is far more interesting and memorable so that it will have a stronger influence on young people. The purpose of this study is to provide reproductive health information through social media whatsapps to high school level adolescents. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. The research subjects were high school students. Data collection was carried out through in-depth interviews, FGDs and observations. The results of this study are the provision of reproductive health information through social media whatapps provides a lot of valuable information to students including easy access, can be read repeatedly, updates and updates, consulting activities can be directly interactive with the admin so that students do not feel bored and bored. The conclusion of this research is the program of providing reproductive health information through social media WhatsApp has a very positive impact on school students
EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATOR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN DINOYO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Suryani, Pudji; Lala, Handy
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v7i1.2392

Abstract

Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi stunting secara nasional adalah 37,2%. Prevalensi status gizi balita berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) di Jawa Timur tahun 2013 adalah 35,8% . Prevalensi stunting tersebut terdiri dari 16,8% sangat pendek dan 19% pendek. Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan Anak 0-23 bulan, karena penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK (periode emas atau periode kritis/windows of opportunity). Kota dan Kabupaten Malang merupakan wilayah di Jawa Timur yang juga memprioritaskan program untuk mengatasi masalah 1000 HPK. Mengingat masalah gizi 1000 HPK merupakan masalah yang multifaktorial, maka program pengentasan masalah 100 HPK harus bersifat sensitif dan spesifik dan harus diselesaikan secara integratif melalui koordinasi yang baik antar berbagai sektor terkait serta didasarkan akar masalah yang ada. Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan Anak 0-23 bulan, karena penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK (periode emas atau periode kritis/windows of opportunity). Peningkatan pengetahuan kader melalui peer educator merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan stunting. Pemberian informasi secara efektif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan berdampak positif terhadap pengetahuan kader dalam mencegah stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode peer educator terhadap peningkatan pengetahuan kader Posyandu dalam pencegahan stunting di Kota Malang. Metode yang digunakan pre dan post test, dengan jumlah sampel kader sesuai kriteria di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dan sasaran 1000 HPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa. terdapat peningkatan pengetahuan kader tentang pencegahan stunting secara signifikan sebelum dengan sesudah diberikan intervensi dan setelah diberikan peer educator terdapat peningkatan pengetahuan kelompok sasaran tentang pencegahan stunting secara signifikan.
EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATOR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN DINOYO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Pudji Suryani; Handy Lala
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v7i1.2392

Abstract

Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi stunting secara nasional adalah 37,2%. Prevalensi status gizi balita berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) di Jawa Timur tahun 2013 adalah 35,8% . Prevalensi stunting tersebut terdiri dari 16,8% sangat pendek dan 19% pendek. Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan Anak 0-23 bulan, karena penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK (periode emas atau periode kritis/windows of opportunity). Kota dan Kabupaten Malang merupakan wilayah di Jawa Timur yang juga memprioritaskan program untuk mengatasi masalah 1000 HPK. Mengingat masalah gizi 1000 HPK merupakan masalah yang multifaktorial, maka program pengentasan masalah 100 HPK harus bersifat sensitif dan spesifik dan harus diselesaikan secara integratif melalui koordinasi yang baik antar berbagai sektor terkait serta didasarkan akar masalah yang ada. Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan Anak 0-23 bulan, karena penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK (periode emas atau periode kritis/windows of opportunity). Peningkatan pengetahuan kader melalui peer educator merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan stunting. Pemberian informasi secara efektif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan berdampak positif terhadap pengetahuan kader dalam mencegah stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode peer educator terhadap peningkatan pengetahuan kader Posyandu dalam pencegahan stunting di Kota Malang. Metode yang digunakan pre dan post test, dengan jumlah sampel kader sesuai kriteria di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dan sasaran 1000 HPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa. terdapat peningkatan pengetahuan kader tentang pencegahan stunting secara signifikan sebelum dengan sesudah diberikan intervensi dan setelah diberikan peer educator terdapat peningkatan pengetahuan kelompok sasaran tentang pencegahan stunting secara signifikan.
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL (WHATSAPPS) SEBAGAI SARANA PEMBERIAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SEKOLAH DI SMU 1 LAWANG Handy Lala
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v6i1.1560

Abstract

The development of the fast-paced Internet and information traffic world has created very new opportunities for young people to interact with others or find information. Information from the internet is far more interesting and memorable so that it will have a stronger influence on young people. The purpose of this study is to provide reproductive health information through social media whatsapps to high school level adolescents. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. The research subjects were high school students. Data collection was carried out through in-depth interviews, FGDs and observations. The results of this study are the provision of reproductive health information through social media whatapps provides a lot of valuable information to students including easy access, can be read repeatedly, updates and updates, consulting activities can be directly interactive with the admin so that students do not feel bored and bored. The conclusion of this research is the program of providing reproductive health information through social media WhatsApp has a very positive impact on school students
PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI WILAYAH DUSUN KEPUH WETAN RT 05 RW 3 DESA KALIREJO KECAMATAN KABAT KABUPATEN BANYUWANGI PUTRI AYU GALUH WULANDARI; HANDY LALA; SUGIANTO HADI
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Covid-19 has limited activities due to government policies that have an impact on all acivities. The government needs the role of the whole community, and mothers have a central role in prevention Subjects and Method: Research using phenomenology with data triangulation conducted in october 2020. Respondents are housewives in RT 05 RW 3 Pakis Kalirejo Permai, Banyuwangi with the main instrument being the researcher himself and supporting interview guides, recording devices, and documentation Results: The mother’s role provides understanding through communication at any time to improve Clean and Healthy Behaviors (PHBS) and Health Protocol (PROKES) support for new living habits requires facilities and infrastructure, other roles are material selection and healthy food management by choosing ingredients from freshness, content, texture, shape, and aroma as well as the management of food ingredients to maintain the benefits of being washed first, when the food is served it need to be convered Conclusion: Doing prevention with the Health Protocol, hand washing facilities/handsanitizer and masks. Before entering the immediately put the clothes in the laundry and clean yourself. Efforts to increase immunity by selecting food ingredients, processing and serving are also considered. The mother’s role un increasing understanding through communication and education such as reminding them to comply with PROKES that is given continously Keywords: The Role of Housewife, Covid-19 Prevention
PENGARUH EDUKASI KESEHATAN PHBS DI SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA KELAS 3 SD Arina Aulia Salsabila; Handy Lala; Budi Suharno
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah suatu program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah sejak 1996, Akan tetapi sampai tahun 2018 angka penerapan PHBS di Indonesia hanya mencapai 39,1% angka ini masih kurang dari yang diharapkan oleh Kementrian Kesehatan yaitu sebesar 65%. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan PHBS di sekolah terhadap peningkatan pengetahuan siswa kelas 3 di SDN Bakalan Krajan 2 Kota Malang Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Pre-experiment dan rancangan penelitian One Group Pre-test Post-test. Populasi pada penelitian ini yaitu siswa kelas 3A dengan jumlah 30 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3A di SDN Bakalan Krajan 2 berjumlah 30 orang siswa. Dan teknik Sampling pada penelitian ini yaitu Probability Sampling dengan Total Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3A di SDN Bakalan Krajan 2 berjumlah 30 orang siswa. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan sebelum dilakukan edukasi 30 responden rata-rata mendapatkan nilai 53 dengan kategori kurang, dan pengetahuan sesudah edukasi rata-rata 80 dengan kategori baik. Hasil analisis yaitu dengan signifikasi <0,001 < 0,05. Keseimpulan: Adanya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu dengan edukasi tentang PHBS di Sekolah. Kata kunci: Edukasi kesehatan, PHBS, Pengetahuan
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL (WHATSAPPS) SEBAGAI SARANA PEMBERIAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SEKOLAH DI SMU 1 LAWANG Handy Lala
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v6i1.1560

Abstract

Perkembangan dunia Internet dan lalu lintas informasi yang serba cepat telah menciptakan peluang yang sangat baru bagi anak muda untuk berinteraksi dengan orang lain atau mencari informasi. Informasi dari internet jauh lebih menarik dan berkesan sehingga akan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap anak muda. Tujuan Penelitian ini adalah memberikan informasi kesehatan reproduksi melalui media sosial whatsapps kepada remaja sekolah tingkat SMU. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subyek penelitian adalah siswa SMU. Pengumpulan data dilakukan melalui indepth interview, FGD dan observasi. Hasil penelitian ini adalah pemberian informasi kesehatan reproduksi melalui media sosial whatapps memberikan banyak informasi yang berharga kepada siswa diantaranya adalah akses yang mudah, dapat dibaca berulang, update dan kekinian, kegiatan konsultasi bisa langsung interaktif dengan admin sehingga membuat siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Kesimpulan penelitian ini adalah program pemberian informasi kesehatan reproduksi melalui media sosial whatsapps memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa sekolah
PENGARUH EDUKASI KESEHATAN PHBS DI SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA KELAS 3 SD Arina Aulia Salsabila; Handy Lala; Budi Suharno
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v8i2.3355

Abstract

Latar Belakang: PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah suatu program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah sejak 1996, Akan tetapi sampai tahun 2018 angka penerapan PHBS di Indonesia hanya mencapai 39,1% angka ini masih kurang dari yang diharapkan oleh Kementrian Kesehatan yaitu sebesar 65%. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan PHBS di sekolah terhadap peningkatan pengetahuan siswa kelas 3 di SDN Bakalan Krajan 2 Kota Malang Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Pre-experiment dan rancangan penelitian One Group Pre-test Post-test. Populasi pada penelitian ini yaitu siswa kelas 3A dengan jumlah 30 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3A di SDN Bakalan Krajan 2 berjumlah 30 orang siswa. Dan teknik Sampling pada penelitian ini yaitu Probability Sampling dengan Total Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3A di SDN Bakalan Krajan 2 berjumlah 30 orang siswa. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan sebelum dilakukan edukasi 30 responden rata-rata mendapatkan nilai 53 dengan kategori kurang, dan pengetahuan sesudah edukasi rata-rata 80 dengan kategori baik. Hasil analisis yaitu dengan signifikasi <0,001 < 0,05. Keseimpulan: Adanya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu dengan edukasi tentang PHBS di Sekolah.
PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENCEGAHAN COVID-19 DI RW 3 KALIREJO, KABAT, BANYUWANGI PUTRI AYU GALUH WULANDARI; HANDY LALA; SUGIANTO HADI
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v8i1.2644

Abstract

Latar Belakang: Covid-19 membuat kegiatan menjadi terbatas karena adanya kebijakan pemerintah yang berdampak di semua kegiatan. Pemerintah membutuhkan peran seluruh masyarakat, dan ibu memiliki peran sentral dalam pencegahan Subjek dan Metode: Penelitian menggunakan fenomenologi dengan triangulasi data yang dilaksanakan bulan Oktober 2020. Empat Belas Responden Ibu Rumah Tangga di RW 3 Perumahan Pakis Kalirejo Permai, Banyuwangi dengan instrumen utama peneliti sendiri dan pendukung panduan wawancara, alat perekam, serta dokumentasi Hasil: Peran ibu memberikan pengertian melalui komunikasi setiap saat untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Protokol Kesehatan (PROKES), dukungan kebiasaan hidup baru dibutuhkan sarana dan prasarana, peran lainnya yaitu pemilihan bahan dan pengelolahan makanan yang sehat dengan cara memilih bahan dari kesegaran, kandungan, tekstur, bentuk dan aroma serta pengelolahan bahan makanan agar terjaga manfaat dicuci terlebih dahulu, saat dihidangan makanan perlu ditutup Keseimpulan: Penerapan PROKES didukung peningkatan imun dengan pemilihan bahan, proses pengolahan dan penyajian makanan perlu diperhatikan, setelah melakukan kegiatan diluar rumah segera membersihkan diri dan mengganti pakaian. Ibu juga memiliki peran dalam peningkatan komunikasi dan pendidikan secara terus menerus Kata kunci: Peran Ibu Rumah Tangga, Pencegahan Covid-19, Komunikasi
EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATOR TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN DINOYO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Pudji Suryani; Handy Lala
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v7i1.2392

Abstract

Latar Belakang: Stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Upaya intervensi gizi spesifik difokuskan pada kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan Anak 0-23 bulan, karena penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK. Peningkatan pengetahuan kader melalui peer educator merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan stunting. Subjek dan Metode: Metode yang digunakan pre dan post test, dengan jumlah sampel kader sejumlah 30 orang dari Kelurahan Dinoyo Kota Malang dan sasaran ibu hamil dan ibu menyusui sejumlah 30 orang. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu kader yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari 7 RW. Adapaun variabel independent adalah metode peer educator dan variabel dependen adalah peningkatan pengetahuan kader dalam pencehgahan stunting. Hasil: Hasil menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata (mean) pengetahuan kader sebelum intervensi, yaitu 69,77 dan sesudah intervensi, yaitu 89,97. berdasarkan uji Wilcoxon sebesar <0,001 artinya setelah diberikan intervensi, terdapat peningkatan pengetahuan kader tentang pencegahan stunting secara signifikan sebelum dengan sesudah diberikan intervensi. Adanya peningkatan rata-rata (mean) pengetahuan kelompok sasaran sebelum peer educator yaitu 70,67 dan sesudah peer educator yaitu 76,10. untuk pengetahuan berdasarkan uji Wilcoxon sebesar 0,016. artinya setelah diberikan peer educator terdapat peningkatan pengetahuan kelompok sasaran tentang pencegahan stunting secara signifikan sebelum dan sesudah diberikan peer educator. Keseimpulan: Adanya peningkatan pengetahuan kelompok sasaran sebelum peer educator atau dengan kata lain peer educator efektif meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan stunting.