Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal)

Penanganan Daerah Rawan Longsor Dengan menggunakan Metode Shotcrete Putra, Aji Permana; Septanto, Djoko; Praja, Sumantri W.
Indonesian Railway Journal Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.2 KB)

Abstract

Keamanan perjalanan kereta api adalah salah satu komponen penting dalam transportasi kereta api. Keandalan infrastruktur kereta api adalah salah satu poin untuk mendukung keselamatan operasi kereta api. Lintas Bandung - Cikampek adalah persilangan yang memiliki kontur geografis yang bervariasi di mana jalan rel kanan - kiri terdapat bukit dan lereng sehingga area antara Stasiun Purwakarta - Stasiun Ciganea termasuk daerah rawan longsor. Seperti yang terjadi di lapangan ada longsoran di KM 107 + 100 - KM 107 + 300 yang menyebabkan gangguan perjalanan kereta api. Selain itu, penanganan tanah longsor yang kurang tepat akan menyebabkan potensi bahaya lainnya. Penanganan kemiringan tanah longsor di KM 107 + 100 - KM 107 + 300 menggunakan plester baja dari rel bekas karena longsoran dianggap kurang optimal dan mencari alternatif penanganan longsor lainnya. mencari perbandingan dibandingkan menggunakan metode shotcret. Dalam penelitian ini, kami menguji penangan longsor yang telah dilakukan dengan membandingkan penanganan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada antara metode plester baja dari rel yang digunakan dengan metode shotcrete. Penyebab terjadinya longsor karena sudut curam dari 65? dengan ketinggian puncak 15 meter. Imbasnya pada silang diterapkan taspat 5 km / jam untuk mengantisipasi terjadinya longsor mendadak. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa metode shotcrete dianggap mampu menangani daerah rawan longsor di KM 107 + 100 - KM 107 + 300. Namun untuk penanganan yang telah dilakukan dengan menggunakan plester baja dari rel bekas. Namun, penanganan ini dianggap tidak optimal karena terbatasnya jumlah rel di sekitar daerah rawan, mengakibatkan dinding plester masih bisa membuat material keluar ke jalan rel.
Penanganan Daerah Rawan Longsor Dengan menggunakan Metode Shotcrete Putra, Aji Permana; Septanto, Djoko; Praja, Sumantri W.
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v2i2.56

Abstract

Railway travel safety is an important component in rail transportation. The reliability of the railroad infrastructure is one of the points to support the safety of railroad operations. Lintas Bandung - Cikampek is a cross that has varied geographical contours where right-left rail roads have hills and slopes so that the area between Purwakarta Station - Ciganea Station is a landslide-prone area. As happened in the field there was an avalanche at KM 107 + 100 - KM 107 + 300 which caused disruption to train travel. In addition, improper handling of landslides will cause other potential dangers. The handling of the landslide slope in KM 107 + 100 - KM 107 + 300 uses steel tape from the used rails because the landslide is considered to be less than optimal and is looking for other ways to handle landslides. looking for comparisons compared to using the shotcret method. In this study, we tested the landslide handlers that have been carried out by comparing the handling carried out in accordance with the existing provisions between the steel plaster method of the rail used with the shotcrete method. The cause of landslides is due to a steep angle of 65⁰ with a peak height of 15 meters. The impact on crossing is applied to taspat 5 km / hour to anticipate sudden landslides. From the results of the analysis, it was found that the shotcrete method was considered capable of handling landslide-prone areas in KM 107 + 100 - KM 107 + 300. However, for the handling that had been carried out using steel plaster from used rails. However, this handling is considered not optimal because of the limited number of rails around vulnerable areas, resulting in plaster walls that can still make material exit to the railroad tracks.