Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota

PENERAPAN KONSEP BUKIT BERTERAS DENGAN KOMBINASI TANAMAN CAMPURAN (STUDI KASUS : KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG) Adilah, Rossa; Chofyan, Ivan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.7 KB)

Abstract

ABSTRAKLahan pertanian di Kecamatan Cimenyan berada di perbukitan, lahan pertanian tersebut ditanami dengan tanaman semusim yaitu bawang daun, kentang, bawang merah, tomat, cabe, kol dan lobak. Tanaman semusim memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari tanaman semusim dapat dengan cepat memberikan pemasukan atau pendapatan untuk petani. Sedangkan kelemahan tanaman semusim, yaitu kurang memiliki lebar tajuk yang besar sehingga mengakibatkan air hujan yang turun langsung mengenai tanah tanpa adanya penghalang dan saat musim panen lahan pertanian menjadi gundul sehingga dapat menyebabkan erosi atau kerusakan lingkungan. Seperti yang terjadi di Kecamatan Cicaheum dimana telah terjadi banjir bandang. Penyebab banjir tersebut terjadi akibat terjadinya alih fungsi lahan di bagian utara serta lahan hijau yang sudah berkurang dan tidak adanya penahan air hujan yang turun. Teras yang digunakan yaitu terasering dengan jenis teras bangku (Bench Terrace). Dimana teras bangku dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, teras bangku bertujuan untuk mengurangi dampak erosi. Hasil analisis kemampuan lahan menunjukan bahwa kecamatan cimenyan sesuai untuk ditanami kopi jenis arabika dan kopi robusta. Sedangkan untuk perbandingan pendaatan petani kopi menguntungkan dibandingkan dengan pendapatan tanaman semusim. Akan tetapi perlu adanya penanganan atau peran dari pemeritah untuk mengarahkan petani untuk menanam tanaman tahunan yaitu kopi. Penerapan konsep bukit berteras dengan kombinasi tanaman campuran diharapkan dapat mengurangi dampak erosi atau keruskan lingkungan. ABSTRACTAgricultural land in Cimenyan District is in the hilly region. The agricultural land is planted with annual crops, namely leeks, potatoes, shallots, tomatoes, chillies, cabbage and turnips. Annual crops have advantages and disadvantages. The advantages of annual crops can quickly provide crop yields to farmers. While the weakness of annual crops, which is less canopy width greater than rainwater that directly hit the surface of the land without any obstacles and during the harvest season, agriculture becomes bare so that it can cause erosion. In 2018 there were flash floods in the Jatihandap and Cicaheum areas of Bandung. One of the causes of the flooding was due to land conversion in the upstream part of Cimenyan Sub-district, which was originally planted with perennial crops replaced with annual crops. Planting of annual crops in hilly areas causes environmental damage, such as erosion. This study aims to propose the application of the terraced hill concept with a combination of mixed plants. The terrace used is a bench terrace, while the plants planted are coffee plants and woody plants. The analysis model used in this study is the analysis of land capability and land suitability analysis. The application of this concept is intended to reduce erosion and other environmental damage.
PENATAAN ZONA TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG KUNCI DI KAWASAN PERKOTAAN SUMEDANG Paramastuti, Dini; Chofyan, Ivan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13, No 1 (2013): Kota dan Lingkungan
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.064 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v13i1.1383

Abstract

Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 297/Menhut-II Tahun 2004 direncanakan sebagai tempat edukasi publik dan kawasan peresapan air. Kawasan Tahura yang semakin mengecil karena difungsikan sebagai lokasi pembuangan sampah dan berkembangnya permukiman penduduk. Analisis dilakukan dengan teknik komparasi antara Kebijakan RDTR Perkotaan  Sumedang  tahun  2005  dan  Masterplan  Tahura  Tahun  2011 dan analisis  Kesesusaian Lahan . Dari hasil analisis ini akan dilakukan penataan zona-zona untuk kawasan Gunung Kunci. Keywords: Zona dan taman Hutan Raya
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIAMIS Apriyanto, Muhammad Tito; Chofyan, Ivan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.613 KB)

Abstract

ABSTRAKTanaman Cabai Merah merupakan komoditas unggulan di Kawasan Agropolitan Kabupaten Ciamis. Produksinya sangat baik dengan memilki kualitas yang baik dan hargannya cenderung fluaktif walaupun harganya sering berubah namun banyak diminati oleh konsumen luar daerah maupun pasar induk. Namun permasalahan yang terjadi di kawasan Agropolitan Kabupaten Ciamis yaitu adanya produksi cabai merah yang terus turun setiap tahunnya, keterbatasan sarana prasarana penunjang kegiatan pertanian yang belum berjalan secara optimal untuk mendistribusikan hasil produksi, sehingga untuk mobilisasi sarana produksi dan hasil produksi cenderung membutuhkan biaya yang besar, dan sarana pemasaran belum berjalan secara optimal  sedangkan para petani lebih memilih untuk menjualnya pada tengkulak karena lebih menguntungkan. Berdasarkan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi 5 subsistem agribisnis cabai merah, merumuskan strategi pengembangan agribisnis cabai merah. Untuk pengembangan cabai merah digunakan analisis deskriptip kualitatif dan analisis SWOT untuk menyusun strategi pengembangan agribisnis cabai merah. Hasil dari analisis bahwa terdapat pada kuadran III dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalisir kelemahan. Oleh karena itu strategi yang digunakan adalah melakukan berbagai inovasi cara bertanam dengan berbagai bibit dengan kualitas baik yang dapat meningkatkan hasil produksi cabai merah dan serta dapat meminimalisir hama penyakit yang dapat terjadi, peningkatan prasarana jalan khususnya jalan usaha tani dan sarana transportasi untuk para petani dalam mobilisasi dan distribusi hasil pertanian, memberikan penyuluhan untuk usaha olahan dari cabai merah demi terciptanya nilai tambah dan harga kompetitifABSTRACTRed chili is a superior commodity in the Agropolitan Region of Ciamis Regency. The amount of chili is a lot of production with good quality. Although the price is fluctuating, it is in great demand by consumers outside the region and the wholesale market. The problems that occur in the Ciamis Regency Agropolitan area are the existence of red chili production which continues to fall every year, the limited infrastructure to support agricultural activities that have not been running optimally to distribute the products and facilities, and marketing has not run optimally. As a result, the mobilization of production facilities and outputs tends to be costly and farmers prefer to sell to middlemen because they are more profitable. The purpose of this study is to identify 5 (five) red chili agribusiness subsystems and formulate strategies for developing red chili agribusiness. For the development of red chili, qualitative descriptive analysis was used. Meanwhile, the SWOT analysis to develop a strategy for developing red chili agribusiness. Based on the results of the analysis note that the condition of red chili agribusiness is in quadrant III. This means that the strategy leads to the utilization of existing opportunities by minimizing weaknesses. Therefore, the strategy used is to innovate a variety of ways to plant seeds with good quality that can increase the production of red chili and can minimize disease pests that can occur, improve road infrastructure, especially farm roads and transportation facilities for farmers in the mobilization and distribution of agricultural products, as well as provide counseling for the processed business of red chili in order to create added value and competitive prices.
PENGELOLAAN HUTAN DALAM MENGATASI ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN SUBANG Kusumaningtyas, Rahajeng; Chofyan, Ivan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13, No 2 (2013): Pariwisata dan Fenomena Ruang
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.659 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v13i2.1389

Abstract

Arahan pembinaan hutan dan arahan pengawasan hutan disusun berdasarkan konsep partisipatif. Arahan pembinaan hutan secara umum meliputi program rehabilitasi hutan, sosialisasi pembinaan dan  penghijauan kepada  masyarakat, penegasan sanksi  bagi perambah hutan, membentuk pola enclave pada permukiman dalam kawasan hutan (khususnya hutan lindung), pemberdayaan masyarakat Kabupaten Subang dalam kegiatan pengelolaan hutan. Sedangkan, pada arahan pengawasan hutan dilakukan peningkatan alat dan sarana pengamanan hutan meliputi senjata api, alat komunikasi, alat navigasi, alat pemadam kebakaran, alat penyelamatan, kendaraan operasional, pos jaga dan pondok kerja. Penambahan alat dan sarana pengamanan hutan ini dilakukan pada dua Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yaitu KPH Purwakarta dan KPH Bandung Utara, dimana kawasan hutan di Kabupaten Subang termasuk kedalamnya Keywords: Hutan, Alih Fungsi Lahan
PENATAAN ZONA TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG KUNCI DI KAWASAN PERKOTAAN SUMEDANG PARAMASTUTI, DINI; CHOFYAN, IVAN
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 13 No. 1 (2013)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.064 KB)

Abstract

Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 297/Menhut-II Tahun 2004 direncanakan sebagai tempat edukasi publik dan kawasan peresapan air. Kawasan Tahura yang semakin mengecil karena difungsikan sebagai lokasi pembuangan sampah dan berkembangnya permukiman penduduk. Analisis dilakukan dengan teknik komparasi antara Kebijakan RDTR Perkotaan Sumedang tahun 2005 dan Masterplan Tahura Tahun 2011 dan analisis Kesesusaian Lahan . Dari hasil analisis ini akan dilakukan penataan zona-zona untuk kawasan Gunung Kunci
PENGELOLAAN HUTAN DALAM MENGATASI ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN DI WILAYAH KABUPATEN SUBANG KUSUMANINGTYAS, RAHAJENG; CHOFYAN, IVAN
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 13 No. 2 (2013)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.659 KB)

Abstract

Arahan pembinaan hutan dan arahan pengawasan hutan disusun berdasarkan konsep partisipatif. Arahan pembinaan hutan secara umum meliputi program rehabilitasi hutan, sosialisasi pembinaan dan penghijauan kepada masyarakat, penegasan sanksi bagi perambah hutan, membentuk pola enclave pada permukiman dalam kawasan hutan (khususnya hutan lindung), pemberdayaan masyarakat Kabupaten Subang dalam kegiatan pengelolaan hutan. Sedangkan, pada arahan pengawasan hutan dilakukan peningkatan alat dan sarana pengamanan hutan meliputi senjata api, alat komunikasi, alat navigasi, alat pemadam kebakaran, alat penyelamatan, kendaraan operasional, pos jaga dan pondok kerja. Penambahan alat dan sarana pengamanan hutan ini dilakukan pada dua Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yaitu KPH Purwakarta dan KPH Bandung Utara, dimana kawasan hutan di Kabupaten Subang termasuk kedalamnya
Kajian Peranan Pariwisata Halal Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Untuk Peningkatan Sektor Pariwisata Pulau Lombok Arina Gita Nararya; Ivan Chofyan; Bambang Pranggono
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v17i1.592

Abstract

Islam memberikan dorongan kepada umatnya untuk berinovasi dalam keilmuan selama yang terkandung di dalamnya tidak menyimpang dari syariat Islam. Salah satunya kegiatan melakukan perjalanan atau pariwisata. Dalam nawacita terdapat program pengembangan 10 (sepuluh) destinasi wisata nasional, salah satunya berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Pulau Lombok yang akan dibangun dalam konsep pariwisata halal. Hasil analisis menunjukan kriteria yang diperlukan dalam pariwisata halal diantaranya terdapat fasilitas ibadah yang layak, terdapat makanan halal atau jaminan makanan tidak mengandung babi dan olahan bahan haram lainnya, serta kegiatan yang dilakukan terhindar dari kemusrikan, dan tindakan tercela lainnya. Pulau Lombok pernah mengalami bencana gempa bumi berkekuatan 7 (tujuh) Skala Ritchers yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerugian karena hancurnya rumah penduduk dan sarana prasarana pariwisata. Peranan KEK Mandalika untuk meningkatkan kembali sektor pariwisata di Lombok, yaitu menguatkan hubungan manusia dengan Allah, memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Lombok, membantu pelestarian budaya masyarakat lokal.
Pengembangan Kawasan Minapolitan di Wilayah Pesisir Kabupaten Karawang Menggunakan Konsep Sharing Economy Kingkin Hanif Robani Herdiat; Ivan Chofyan; Asnita Frida Sebayang
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v17i1.596

Abstract

Sejak tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Karawang sudah meluncurkan program minapolitan, salah satunya dengan sudah disusunnya Master plan pengembangan kawasan perikanan terpadu (minapolitan), kemudian dalam keputusan Bupati Karawang No 523/Kep.399 - Hukum/2014 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Minapolitan Industrialisasi Perikanan Budidaya Tahun 2014. Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pengembangan kawasan minapolitan di wilayah pesisir ini adalah masih dianggap sebagai sebuah proyek, kurangnya informasi benih, pakan, pemasaran dan kurangnya pengetahuan SDM. Saat ini konsep Sharing Economy sebagai model ekonomi yang sudah banyak diterapkan, dimana orang atau sekelompok orang mampu menghasilkan uang dari sumber daya miliknya yang diutulisasi sehingga memberi jasa bagi orang atau sekelompok orang lain, melalui pelantara online. Hasil analisis penelitian pada penentuan pusat kawasan Kecamatan Cilamaya Wetan belum layak untuk ditetapkan sebagai kawasan minapolis karena belum menjalankan fungsinya dengan sesuai yaitu sebagai kawasan minapolis. Adanya gap antara kenyataan dan harapan pada sarana penunjang minapolitan dan sarana ICT, hasil analisis potensi Sharing Economy menunjukkan masyarakat dinilai belum siap untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan berbasis ICT karena masyarakat belum mahir untuk mengaplikasikannya, sedangkan pada ketersediaan fasilitas ICT masih belum merata dan perlu untuk ditingkatkan. Pengembangan kawasan minapolitan di wilayah pesisir karawang menggunakan konsep Sharing Economy memiliki 3 (tiga) strategi utama yang dapat dilakukan yaitu harus mengembangkan pengolahan dan produksi budidaya ikan bandeng, peningkatan penguatan kelembagaan (UPP) untuk menjalin kerjasama antar kelompok dan pemerintah di bidang teknologi, dukungan pembangunan sarana dan prasarana minapolitan serta fasilitas ICT (penguasaan ICT) oleh SKPD di Kabupaten/Kota.
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIAMIS Muhammad Tito Apriyanto; Ivan Chofyan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 16 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.57 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v16i1.285

Abstract

Tanaman Cabai Merah merupakan komoditas unggulan di Kawasan Agropolitan, Kabupaten Ciamis. Produksinya banyak dengan memiliki kualitas yang baik. Walaupun harganya fluktiatif, tapi banyak diminati oleh konsumen luar daerah maupun pasar induk. Permasalahan yang terjadi di kawasan Agropolitan Kabupaten Ciamis yaitu adanya produksi cabai merah yang terus turun setiap tahunnya, keterbatasan sarana prasarana penunjang kegiatan pertanian yang belum berjalan secara optimal untuk mendistribusikan hasil produksi dan sarana, serta pemasaran belum berjalan secara optimal. Akibatnya, mobilisasi sarana produksi dan hasil produksi cenderung membutuhkan biaya yang besar dan para petani lebih memilih untuk menjual kepada tengkulak karena lebih menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi 5 (lima) subsistem agribisnis cabai merah dan merumuskan strategi pengembangan agribisnis cabai merah. Untuk pengembangan cabai merah digunakan analisis deskriptip kualitatif. Sementara itu, analisis SWOT untuk menyusun strategi pengembangan agribisnis cabai merah. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kondisi agribisnis cabai merahterdapat pada kuadran III. Artinya strategi mengarah pada pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalisir kelemahan. Oleh karena itu, strategi yang digunakan adalah melakukan berbagai inovasi cara bertanam dengan berbagai bibit dengan kualitas baik yang dapat meningkatkan hasil produksi cabai merah dan serta dapat meminimalisir hama penyakit yang dapat terjadi, meningkatkan prasarana jalan, khususnya jalan usaha tani dan sarana transportasi untuk para petani dalam mobilisasi dan distribusi hasil pertanian, serta memberikan penyuluhan untuk usaha olahan dari cabai merah demi terciptanya nilai tambah dan harga kompetitif.
PENERAPAN KONSEP BUKIT BERTERAS DENGAN KOMBINASI TANAMAN CAMPURAN Rossa Adilah; Ivan Chofyan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 16 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.057 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v16i1.287

Abstract

Lahan pertanian di Kecamatan Cimenyan berada di wilayah perbukitan. Lahan pertanian tersebut ditanami dengan tanaman semusim yaitu bawang daun, kentang, bawang merah, tomat, cabe, kol dan lobak. Tanaman semusim memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tanaman semusim dapat dengan cepat memberikan hasil panen untuk petani. Sedangkan kelemahan tanaman semusim, yaitu kurang memiliki lebar tajuk yang besar sehingga mengakibatkan air hujan yang turun langsung mengenai permukaan tanah tanpa adanya penghalang dan saat musim panen lahan pertanian menjadi gundul sehingga dapat menyebabkan erosi. Pada tahun 2018 telah terjadi banjir bandang di kawasan Jatihandap dan Cicaheum Bandung. Salah satu penyebab banjir tersebut adalah karena terjadinya alih fungsi lahan di Kecamatan Cimenyan bagian hulu, yang asalnya ditanami tanaman tahunan diganti menjadi tanaman semusim. Penanaman tanaman semusim di wilayah perbukitan menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti erosi. Kajian ini bertujuan untuk mengajukan penerapan konsep bukit berteras dengan kombinasi tanaman campuran. Teras yang digunakan adalah teras bangku, sementara tanaman yang ditanam adalah tanaman kopi dan tanaman kayu-kayuan. Model analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kemampuan lahan dan analisis kesesuaian lahan. Penerapan konsep ini dimaksudkan untuk mengurangi erosi dan kerusakan lingkungan lainnya.