Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan

PERBANDINGAN HASIL KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE THEORY OF RUN DAN THORNTHWAITE MATHER DI DAS REJOSO KABUPATEN PASURUAN Fitriah, Faizah; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu daerah yang setiap tahunnya dilanda oleh kekeringan.  Dilakukan studi lebih lanjut yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kekeringan dan sebarannya.  Metode indeks kekeringan yang digunakan adalah Theory of Run dan Thornthwaite Mather.  Analisa kesesuaian hasil indeks kekeringan dilakukan dengan membandingkan pola debit.  Data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah data hujan, data debit, peta batas DAS Rejoso, peta stasiun hujan, peta administrasi, peta jenis tanah, dan peta tata guna lahan.  Hasil analisa kekeringan diaplikasikan dengan membuat peta sebaran menggunakan ArcGIS 10.4.  Metode Theory of Run menunjukkan durasi kekeringan terpanjang 13 bulan dan jumlah kekeringan terbesar 867,3 mm.  Metode Thornthwaite Mather menunjukkan indeks kekeringan rerata terbesar adalah 94,55%.  Analisa kesesuaian dengan perbandingan pola debit  menunjukkan Thornthwaite Mather memiliki kesesuaian yang baik untuk digunakan di DAS Rejoso yaitu 70%.  Selama 10 tahun (2007-2016), sedangkan secara administrasi kekeringan terjadi di 105 dari 140 desa di 10 kecamatan pada bulan Agustus dan September. Kata kunci: kekeringan, Theory of Run, Thornthwaite Mather, debit, sebaran kekeringan ABSTRACT: Pasuruan regency is one of the areas that each year is hit by drought. Further study was conducted to determine the level of drought and its distribution. The drought index method used is Theory of Run and Thornthwaite Mather. Analysis of the suitability of drought index results is done by comparing the discharge pattern. Data required in this study are rainfall data, discharge data, Rejoso watershed boundary map, rainfall station map, administration map, land type map, and land use map. The result of drought analysis was applied by making split map using ArcGIS 10.4. Theory of Run method shows the longest duration of 13-month duration of dryness and 867.3 mm. The Thornthwaite Mather method showed the largest average dryness index was 94.55%. Comparison analysis with the comparison of debit pattern shows that Thornthwaite Mather has good suitability to be used in Rejoso Watershed which is 70%. For 10 years (2007-2016), while drought administration occurred in 105 of 140 villages in 10 sub-districts in August and September. Key words: drought, Theory of Run, Thornthwaite Mather, discharge, drought distribution 
VALIDASI DATA CURAH HUJAN TRMM (TROPICAL RAINFALL MEASUREMENT MISSION) SEBAGAI ALTERNATIF DATA HIDROLOGI DI SUB-DAS LESTI Partarini, Ni Made Candra; Suhartanto, Ery; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK : Ketersediaan data hidrologi menjadi salah satu permasalahan dalam perencanaan bangunan air di beberapa daerah. TRMM (Tropical Rainfall Measurement Mission) merupakan salah satu misi NASA untuk melakukan pemantauan dan mempelajari curah hujan tropis dengan menggunakan teknologi satelit pemantau cuaca yang dapat menjangkau berbagai daerah di bumi. Analisis validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian data curah hujan TRMM dengan curah hujan wilayah, sehingga dapat digunakan sebagai data hidrologi alternatif. Sub DAS Lesti digunakan sebagai studi kasus dengan pertimbangan ketersedian data yang dianggap memadai. Metode validasi yang digunakan berupa, Root Mean Squared Error (RMSE), Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Koefisien Korelasi (R), dan Uji Kesalahan Relatif (KR). Dalam analisis validasi dilakukan dengan dua perhitungan yaitu, validasi data tidak terkoreksi yang hanya melewati tahap validasi dan data terkoreksi yang melalui tahap kalibrasi, verifikasi, dan validasi. Hasil analisis menunjukan nilai validasi berdasarkan metode-metode tersebut lebih baik pada validasi data terkoreksi, dibandingkan dengan data tidak terkoreksi. Analisis keseluruhan menunjukan bahwa, data TRMM dapat digunakan sebagai alternatif data hidrologi.   Kata Kunci : curah hujan, TRMM, pos stasiun hujan, validasi. ABSTRACT : The availability of hydrological data is one of the problems in water hydraulic structure design in several regions. TRMM (Tropical Rainfall Measurement Mission) is one of NASA's missions to monitor and study tropical rainfall using weather satellite monitoring technology that can reach various regions of the earth. Validation analysis conducted to determine the suitability of TRMM rainfall data with regional rainfall so, it can be used as alternative hydrological data. The Lesti sub-watershed as a case study considered the data availability. The validation method used in the form of Root Mean Squared Error (RMSE), Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Correlation Coefficient (R), and Relative Error Test (KR). The validation analysis performed with two calculations, uncorrected data validation which only passes the validation and corrected data stages through the stages of calibration, verification, and validation. The results of the analysis showed that the validation values ​​based on these methods were better at corrected data validation, compared to uncorrected data. The overall analysis showed that TRMM data can be used as an alternative to hydrological data.   Keywords : rainfall, TRMM, ground station, validation
VALIDASI DATA CURAH HUJAN TRMM (TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSION) DENGAN POS STASIUN HUJAN DI SUB DAS SUMBER BRANTAS Rahma, Novi Fadhilah; Suhartanto, Ery; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Ketersediaan pos stasiun hujan yang kurang memadai untuk pencatatan data curah hujan sebagai data hidrologi menjadi salah satu permasalahan dalam perencanaan bangunan air. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan bantuan data curah hujan TRMM. TRMM (Tropical Rainfall Measurement Mission) merupakan misi NASA untuk melakukan pemantauan curah hujan tropis dengan menggunakan teknologi satelit pemantau. Namun, data TRMM harus divalidasi terlebih dahulu. Analisis validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian data curah hujan TRMM dengan curah hujan wilayah. Sub DAS Sumber Brantas digunakan sebagai studi kasus dengan pertimbangan ketersedian data yang dianggap memadai. Metode validasi yang digunakan yaitu Root Mean Squared Error (RMSE), NashSutcliffe Efficiency (NSE), Koefisien Korelasi (R), dan Uji Kesalahan Relatif (KR). Analisis validasi dilakukan dengan dua perhitungan, yaitu validasi data tidak terkoreksi dan validasi data terkoreksi yang melalui tahap kalibrasi, verifikasi, dan validasi. Hasil analisis menunjukan validasi data terkoreksi memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan data tidak terkoreksi. Analisis keseluruhan menunjukan data TRMM dapat digunakan sebagai alternatif data hidrologi.Kata Kunci: curah hujan, TRMM, pos stasiun hujan, validasi.ABSTRACT: The availability of ground stations that are inadequate for recording rainfall data as hydrological data is one of the problems in water building planning. This problem can be solved with the help of TRMM rainfall data. TRMM (Tropical Rainfall Measurement Mission) is NASA's missions to monitor tropical rainfall by using weather monitoring satellite technology. However, TRMM data must be validated first. Validation analysis was conducted to determine the suitability of TRMM rainfall data with regional rainfall. The Sumber Brantas Sub-Watershed was used as a case study considering the availability of data that was considered adequate. The validation method used Root Mean Squared Error (RMSE), Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Correlation Coefficient (R), and Relative Error Test (KR). In the validation analysis carried out with two calculations, uncorrected data and corrected data validation through the stages of calibration, verification, and validation. The results of the analysis showed that corrected data validation has a better value than the uncorrected data. The overall analysis showed that TRMM data can be used as an alternative to hydrological data. Keywords: rainfall, TRMM, ground station rainfall, validation
VALIDASI DATA CURAH HUJAN TRMM (TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSION) DENGAN POS STASIUN HUJAN DI SUB DAS BANGO Atthahirah, Mutiara; Harisuseno, Donny; Suhartanto, Ery
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterbatasan ketersediaan pos stasiun hujan untuk mencatat data curah hujan sebagai data hidrologi merupakan salah satu permasalahan utama dalam perencanaan dibidang sumber daya air. Salah satu penyelesaiaan dari permasalahan ini adalah memanfaatkan data dari satelit salah satunya adalah satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission). Satelit TRMM merupakan salah satu misi NASA untuk memantau perubahan cuaca global dengan mengobservasi stuktur hujan. Sebelum digunakan data TRMM perlu dilakukan validasi terlebih dahulu. Validasi data digunakan untuk mengetahui kesesuaian dengan data curah hujan hasil pengukuran agar dapat digunakan sebagai alternatif data hidrologi. Sub DAS Bango digunakan sebagai studi kasus karena dirasa memiliki ketersediaan data yang memadai. Metode validasi menggunakan analisis statistika standar yaitu Root Mean Square Error (RMSE), Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Koefisien Korelasi (R) dan Kesalahan Relatif (KR). Proses validasi dilakukan dengan dua tahap, yaitu analisis data tidak terkoreksi dan analisis data terkoreksi. Dari hasil validasi didapatkan bahwa validasi data terkoreksi menunjukan hasil yang lebih baik dari pada hasil data tidak terkoreksi. Berdasarkan keseluruhan analisis, data TRMM dapat digunakan sebagai alternatif data hidrologi.   The limited ground stations to record rainfall data as hydrological data is one of the problem in water resources building planning. One solution to this problem was used satellite data, one of which is the TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission). TRMM are one of NASA's missions to monitor global weather change by observing rain structures. Before used TRMM data, validation needed to be done first. This data validation was used to determine the suitability of rainfall data from the measurement results so that it can be used as an alternative to hydrological data. The Bango Sub-Watershed was used as a case study because it has adequate data availability. The validation method used standard statistical analysis those were Root Mean Square Error (RMSE), Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Correlation Coefficient (R) and Relative Bias (KR). The validation process was done in two stages, those were uncorrected data analysis and corrected data analysis. From the results of the validation, it was found that corrected data validation showed better results than the results of uncorrected data analysis. Based on the overall analysis, TRMM data can be used as an alternative to hydrological data.  
ANALISA PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI RUJUKAN (ET0) DENGAN BEBERAPA PENDEKATAN EMPIRIS DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Visi Murpratiwi, Aisyah; Harisuseno, Donny; Soetopo, Widandi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Evapotranspirasi merupakan data hidrologi yang sangat penting untuk menentukan permodelan hidrologi. Oleh karena itu studi ini menganalisa metode perhitungan evapotranspirasi rujukan (ET0), yaitu, Blaney Criddle, Makkink, Thornthwaite, Penman FAO, dan Model Regresi Linier Berganda. Studi ini menggunakan data iklim (Suhu, Kecepatan Angin, Kelembaban Udara, Lama Penyinaran, Tekanan Udara, dan Radiasi Matahari) di Stasiun Meteorologi Klas I Surabaya. Hasil analisa dari studi yaitu menguji dan menentukan metode yang terbaik untuk lokasi studi. Metode terbaik ditentukan melalui beberapa tahapan kalibrasi dan verifikasi. Tahapan tersebut melakukan beberapa pengujian yaitu Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Root Mean Squared Error (RMSE), Koefisien Determinasi (R2), dan Kesalahan Relatif (Kr). Berdasarkan hasil pengujian, metode yang terbaik adalah model regresi linier berganda yang dipengaruhi 4 data iklim (suhu, kecepatan angin, kelembaban udara, dan lama penyinaran). Sehingga perhitungan evapotranspirasi rujukan (ET0) model regresi linier berganda yang dipengaruhi 4 data iklim dapat diterapkan pada lokasi studi. Kata Kunci: Evapotranspirasi Rujukan, Blaney Criddle, Makkink, Thornthwaite, Penman FAO, Model Regresi Linier Berganda   ABSTRACT:. Evapotranspiration is a hydrological data that is very important for determining hydrological modeling. Therefore this study analyzes the method of calculation reference evapotranspiration (ET0), namely, Blaney Criddle, Makkink, Thornthwaite, FAO Penman, and the Multiple Linear Regression Model. This study uses climate data (Temperature, Wind Speed, Air Humidity, Length of Radiation, Air Pressure, and Solar Radiation) at the Class I Surabaya Meteorological Station. The results of the study analysis are testing and determining the best method for the study location. The best method is determined through several calibration and verification stages. The stages carried out several tests, namely Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Root Mean Squared Error (RMSE), Determination Coefficient (R2), and Relative Error (Kr). Based on the results of testing, the best method is multiple linear regression models that are influenced by 4 climate data (temperature, wind speed, air humidity, and duration of irradiation). With the result that calculation of reference evapotranspiration (ET0) multiple linear regression model that is influenced by 4 climate data can be applied to the study location. Keywords: Reference Crop Evapotranspiration, Blaney Criddle, Makkink, Thornthwaite, Penman FAO, Multiple Linear Regression Model.
ANALISA EVAPOTRANSPIRASI RUJUKAN (ET0) DENGAN RUMUS EMPIRIS DAN MODEL ANN DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Rakhmawati, Dinia Dwi; Harisuseno, Donny; suhartanto, ery
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evapotranspirasi rujukan (ET0) merupakan salah satu proses dalam siklus hidrologi yang memiliki manfaat dan peran penting. Salah satunya digunakan untuk menentukan kebutuhan tanaman pada lahan irigasi dan penjadwalan irigasi yang berhubungan dengan ketersediaan air di waduk. Namun, ternyata pengukurannya susah dilakukan dan kurangnya alat pengukur pada stasiun klimatologi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah studi untuk mengetahui metode ET0 yang cocok dan benar pada suatu lokasi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode ET0 yang cocok dan benar dari beberapa rumus empiris (Metode Hargreaves-Samani (H-S), Metode Turc (T), Metode Priestley-Taylor (P-T), dan Metode Penman-Monteith (P-M)). Hasil ET0 rumus empiris dibandingkan dengan hasil pengamatan pada kalibrasi menggunakan  Uji Efisiensi Nash-Sutcliffe (NSE), Root Mean Square Error (RMSE), Kesalahan Relatif (Kr), Koefisien Korelasi (R), dan Koefisien Determinasi (R2). Berdasarkan kalibrasi disimpulkan bahwa metode terpilih dari pembagian data 5, 6, 7, 8, dan 9 tahun adalah Metode Turc (T) dengan nilai NSE tertinggi (0,049-0,710), nilai RMSE paling rendah (0,331-0,581), nilai R tertinggi (0,872-0,920), nilai Kr paling rendah (6,435%-11,356%) dan nilai R2 tertinggi (0,761-0,847).
ANALISA PERBANDINGAN METODE NRECA DAN THORNTHWAITE-MATHER DALAM TRANSFORMASI HUJAN MENJADI DEBIT PADA SUB DAS KONTO HULU KABUPATEN MALANG Wijayanto, Andy; Harisuseno, Donny; Soetopo, Widandi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Neraca air merupakan bagian dari analisa hidrologi yang diperlukan untuk mengetahui ketersediaan air pada suatu DAS. Ketersediaan air yang cukup sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakatnya, terutama pada sektor pertanian. Studi ini bertujuan untuk memprediksi debit sungai yang terletak di Sub DAS Konto Hulu, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode NRECA dan Thornthwaite-Mather. Hasil dari kedua metode tersebut akan dibandingkan dengan debit observasi untuk mengetahui tingkat kesesuaian metode terhadap daerah studi. Berdasarkan uji kesesuaian metode dari kedua metode yang digunakan, metode Thornthwaite-Mather memiliki hasil yang lebih baik dari metode NRECA. Dari uji kesesuaian metode didapatkan nilai Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) = 0,624, Koefisien Korelasi (R) = 0,931, Root Mean Squared Error (RMSE) = 2,647, dan Kesalahan Relatif (KR) = 10,8%. Perhitungan dengan metode Thornthwaite-Mather menghasilkan debit maksimum = 26,107 m3/dt, minimum = 5,511 m3/dt, dan rerata = 11,173 m3/dt.. Kata Kunci: NRECA, Thornthwaite-Mather, Prediksi Debit, Kesesuian Metode.   ABSTRACT: Water balance is part of the hydrological analysis to determine the availability of water in a watershed. The availability of sufficient water is very influential on people's lives, especially in the agricultural sector. This study aims to predict river discharges located in the Konto Hulu Sub Basin, Malang Regency. The method used in this study is the NRECA and Thornthwaite-Mather methods. The results of the two methods will be compared with observational discharge to determine the suitability of the method to the study area. Based on the suitability test method of the two methods used, the Thornthwaite-Mather method has better results than the NRECA method. Based on the suitability test method, the Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) value = 0.624, the Correlation Coefficient (R) = 0.931, the Root Mean Squared Error (RMSE) = 2.647, and the Relative Error (KR) = 10.8%. Calculations using the Thornthwaite-Mather method produce a maximum of discharge =  26.107 m3/sec, a minimum = 5.511 m3/sec, and average = 11,173 m3/sec. Keywords: NRECA, Thornthwaite-Mather, Discharge Prediction, Method Suitability.
ANALISIS EROSI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KALI LAMONG PROVINSI JAWA TIMUR Sari, Devi Puspita; Harisuseno, Donny; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Lamong merupakan salah satu DAS yang terdapat pada Wilayah Sungai Bengawan Solo di Provinsi Jawa Timur. Peningkatan jumlah penduduk pada DAS Kali Lamong berakibat terjadinya alih fungsi lahan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besar laju erosi dan sedimen dengan arahan konservasi lahan untuk meminimalkan permasalahan pada lokasi tersebut. Pendugaan laju erosi dengan metode MUSLE dan sedimen dengan menghitung SDR. Hasil analisa menunjukan laju erosi rata-rata dari tahun 2008-2017 sebesar 49219,495 ton/ha/th dan besar sedimen rata-rata 1797,759 ton/ha/th. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan DAS Kali Lamong memiliki 4 kategori indeks bahaya erosi, diantaranya rendah 32,989 %, sedang 35,704 %, tinggi 15,719 %, dan sangat tinggi 15,587 %. Untuk mengendalikan hal tersebut dilakukan upaya konservasi lahan secara vegetatif, sehingga mampu mereduksi erosi sebesar rata-rata 35,733 %, dan sedimen rata-rata 35,898%. The Kali Lamong watershed is one of the watersheds located in Bengawan Solo River Basin, East Java Province. The increase in population in the Kali Lamong watershed has resulted in land conversion. Thisjstudyjaimsjto determine thejmagnitudejofjerosionjand sediment rates with the conservation directives in the Kali Lamong watershed is needed to minimize problems at these locations. Estimation of erosion rates by the MUSLE method and sediments by calculating SDR. The analysis showed the average erosion rate from 2008-2017 was 49219,495 tons / ha / yr and the average sediment size was 1797,759 tons / ha / yr. From the results of calculations that have been done in the Kali Lamong watershed have 4 categories of erosion hazard index, including low 32,989%, medium 35,704%, high 15,719%, and very high 15,587%. To control this, vegetative conservation efforts are carried out, so as to reduce erosion by an average erosion rate of 35,733%, and an average sediment of 35,898%.
TRANSFORMASI DATA HUJAN MENJADI DEBIT MENGGUNAKAN METODE FJ MOCK DAN THORNTHWAITE MATHER DI SUB DAS KALI GUNTING KABUPATEN JOMBANG. Almira, Aufa Hanan; Harisuseno, Donny; Soetopo, Widandi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transformasi data hujan menjadi debit adalah mengolah data hujan di lapangan menjadi data debit dengan pemodelan hidrologi. Metode-metode ini digunakan untuk menghitung besarnya nilai debit aliran sungai. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah Metode FJ Mock dan Thornthwaite Mather. Hasil dari kedua metode ini akan dibandingkan dengan debit pengamatan AWLR (Automatic Water Level Recorder) Karangwinongan untuk mengetahui tingkat kesesuaian metode pada daerah studi. Berdasarkan uji kesesuaian metode dari kedua metode yang digunakan, metode FJ Mock dipilih menjadi metode yang terbaik untuk Sub DAS Kali Gunting. Berdasarkan uji kesesuaian metode ini dihasilkan Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) = 0,42 , Koefisien Korelasi (R) = 0,75 , Root Mean Squared Error (RMSE) = 0,25, dan Kesalahan Relatif (KR) = 0,14 %. Perhitungan dengan metode FJ Mock menghasilkan debit maksimum = 14,31 m3/dt dan minimum = 0,54 m3/dt. The transformation of rainfall data into discharge is to process the rainfall data on the field into a discharge data of hydrological modeling. These methods are used to assess the amount value of river flow discharge. The methods that used in this study are FJ Mock and Thornthwaite Mather methods. The result of these two methods will be compared to the discharge observation AWLR (Automatic Water Level Recorder) Karangwinongan to know the level of conformity of methods in the area of study. Based on the conformity test method of both methods used, the FJ Mock method was chosen to be the best method for Kali Gunting Sub Watershed. Based on the conformity test this method was produced by Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) = 0,42, correlation coefficient (R) = 0,75, Root Mean Squared Error (RMSE) = 0,25, and relative error (KR) = 0,14%. Calculations by FJ Mock methods produce a maximum discharge = 14.31 m3/dt and a minimum = 0,54 m3/dt.   
ANALISA KEKERINGAN METEOROLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN EFFECTIVE DROUGHT INDEX (EDI) DI DAS NGROWO Herdita, Chintya Ayu Permata; Harisuseno, Donny; Suhartanto, Ery
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekeringan sering terjadi di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek. Analisis kekeringan dilakukan guna mengetahui tingkat kekeringan serta sebarannya. Metode yang digunakan adalah Standardized Precipitation Index (SPI) dan Effective Drought Index (EDI). Kemudian indeks kekeringan dibandingkan dengan dengan fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) menggunakan pola data Indeks Osilasi Selatan (SOI). Hasil perhitungan kekeringan yang paling sesuai dengan pola data SOI kemudian dibuat peta sebaran kekeringan menggunakan interpolasi Kriging dengan Program ArcGIS 10.5. Metode SPI menghasilkan indeks kekeringan terparah pada tahun 2000 periode defisit 3 bulanan sebesar (-5.14). Metode EDI menghasilkan indeks kekeringan terparah pada tahun 2001 periode defisit 12 bulanan sebesar (-2.91). Analisis kesesuaian menunjukkan pola pembacaan kekeringan metode EDI lebih menunjukkan kemiripan secara visual grafik surplus dan defisit terhadap nilai SOI. Secara kuantitatif nilai persen kesesuaian serta nilai korelasi dan determinasi EDI juga memberikan nilai yang lebih besar terhadap kejadian ENSO dibandingkan metode SPI. Peta sebaran kekeringan digambarkan bedasarkan trend tahun-tahun kejadian kekeringan terparah. Hasil interpolasi pada peta menunjukkan kesesuaian hasil analisa dengan wilayah desa yang sering terdampak kekeringan di DAS Ngrowo.Drought is a condition that is common in Tulungagung and Trenggalek regency. Drought analysis is performed in order to have information about level of drought and its distribution. Drought analysis method will be used are Standardized Precipitation Index (SPI) and Effective Drought Index (EDI). Then the drought index compared to the ENSO (El Nino Southern Oscillation) phenomenon using the South Oscillation Index (SOI) data pattern. The results of the drought calculations are most in line with the SOI data pattern will be drawn on the drought distribution map using Kriging interpolation with the ArcGIS 10.5 Program. The SPI method produced the most severe drought in 2000 on a 3 month deficit period (-5.14). The EDI method produced the most severe drought in 2001 on a 12 month deficit period (-2.91). Conformity analysis shows the drought pattern of the EDI method is better at showing a visual similarity of the surplus and deficit graphs to the SOI value. Quantitatively based on the value of percent suitability and the value of correlation and determination of EDI also gives a greater value to the ENSO event than the SPI method. The drought distribution map is drawn based on the trend of the worst drought years. The interpolation results on the map show the suitability of the analysis results with the village areas that are often affected by drought in the Ngrowo watershed.
Co-Authors A Tefa, Marcorio Abdillah, Rusdan Aditama, Dimas Hafiz Aji, Yahya Muchaimin Akbar, Bagus Almira, Aufa Hanan Andre Primantyo Hendrawan Anggara WWS anggun sugiarti, anggun Aprilansi, Ledib Aprilia, Anindi Atthahirah, Mutiara Azhar, Rifqi Fajar Azizah, Salma Bachtiar, Yusra Syarifah Beselly Putra, Sebrian Mirdeklis Cipta, Dara Marreta Deni Indarwati Dewita, Monika Dian Chandrasasi Dian Sisinggih Dwi Priyantoro Dwirani, Yosie Eka Wulandari Srihadi Putri, Eka Wulandari Srihadi Emma Yuliani Endang Purwati RN Erfarras, Nadia Nahda Ery Suhartanto Estefanus Wolok Evi Nur Cahya Fidari, Jadfan Firdaus, Alfian Firdaus, Novinda Faizah Firmanda, Rifco Ray Fitriah, Faizah Friyana, Acha Octa Gilang Y. Juantari Guntoro, Dani Eko Guntoro, Dani Eko hari siswoyo Harjono, Marie Augustin Alvidian Pangestuti Ais Hartina Sahabuddin Hastina, Hastina Herdita, Chintya Ayu Permata Herdita, Chintya Ayu Permata Ima Sholikhati Jadfan Sidqi Fidari Lalu Sigar Canggih Ranesa, Lalu Sigar Canggih Lily Montarcih Limantara Listya, Amifta Farah M. Amar Sajali M. Nurul Huda Maharani, Brigitta Vidia Maharani, Yasinta Surya Mahyaya M. Rahman Moh. Sholichin Mohammad Bisri Mohammad Rahdiansyah Batubara, Mohammad Rahdiansyah Mohammad Taufiq Muarifah, Aulia Rahmawati Muhammad, Aulia Nastiti, Nadia Sari Nomleni, Aprianto Novita, Firda Nuariman, Panji Anom Nurcahyaningtyas, Devi Nurviana, Syelawati Citra Kartika Partarini, Ni Made Candra Patabang, Steven Tandi Pramestiningrum, Novita Pribadi, Laurentius Prasetya Puspasari, Ria Puteriana, Shintya Agustien Putra, Farhan Akbar Darma Putranto, Yoyok Dwi Qur'ani, Nila Putri Gading Rachmadini Chandrarien, Ahayu Rahma, Novi Fadhilah Rahmah Dara Lufira Rakhmawati, Dinia Dwi Rifnawati, Vina Rini Wahyu Sayekti Rini, Syafadilla Enggar Rispiningtati Rispiningtati Riyanto Haribowo Rizal Arifuddin K. Rubiantoro, Prasetyo Sandi, Yohan Alfanii Sapto Dwi Hari Oktavianto Sari, Devi Puspita Sariyanti, Ni Komang Yuli Setiawan, Indra Wahyu Setiyowati, Yunita Ayu Shabrina, Salsabila Sidqi Fidari, Jadfan Sitepu, Haniyah Sonora, Windy Ellprimus Sri Wahyuni Suhardjono Suhardjono Sumiadi , Sumiadi Suteja, Yanuarning Tyas Dwi Safitri Tri Budi Prayogo, Tri Budi Tri Juwono, Pitojo Tri Kurniawati, Tri Ussy Andawayanti Very Dermawan Visi Murpratiwi, Aisyah Welkis, Davianto Frangky Widandi Soetopo Widyaningrum, Anditya Ika WIJAYANTI, SILVIA DEWI Wijayanto, Andy Wiyono Wit Saputra, Anggara Yan P. S. Tampani, Yan P. S. Yanuar Hendra Pramana, Yanuar Hendra Yunus Fallo