Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan

HUBUNGAN INDEKS KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DENGAN PARAMETER KUALITAS AIR DI SUNGAI MARTAPURA DESA MELAYU KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN M. Alfiannur; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1 No 1 (2018): EDISI JUNI 2018
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks dominasi macrozoobenthos di Sungai Martapura Desa Melayu dan mengetahui hubungan parameter kualitas air berdasarkan indeks dominasi macrozoobenthos di perairan Sungai Martapura Desa Melayu Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Martapura Desa Melayu Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Secara keseluruhan waktu yang diperlukan dalam penelitian selama 4 bulan. Parameter yang diukur yaitu suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus, total suspended solid (TSS), dissolved oxygen (DO), derajat keasaman (pH). Analisis data yang digunakan yaitu kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, keanekaragaman, keseragaman, similaritas dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 6 spesies macrozoobenthos yang terdiri dari 2 filum dan 3 kelas. Nilai kepadatan populasi tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 1.687 ind/m2 dan terendah pada stasiun II sebesar 1.027 ind/m2. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 1,18 dan terendah terdapat pada stasiun II sebesar 0,18. Indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 0,80 dan terendah terdapat pada stasiun I sebesar 0,1. Indeks similaritas antar stasiun tidak ada kemiripan. Kepadatan relatif tertinggi dari spesies T.tubifex sebesar 98,26% dan terendah terdapat pada spesies C.aurisipelis sebesar 0,87%. Frekuensi kehadiran tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 167,67% dan terendah terdapat pada stasiun II sebesar 66,67%. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda didapatkan R = 0,716 artinya sebesar 71,6% kepadatan macrozoobenthos mempengaruhi kualitas air Sungai Martapura.
KEANEKARAGAMAN IKAN DI SUNGAI BATANG BANYU KECAMATAN BANUA LAWAS KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ermawati Ermawati; Rizmi Yunita; Mijani Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1 No 2 (2018): EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis ikan, mengetahui indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan dominasi, serta mengetahui kondisi kualitas air untuk kehidupan ikan. Parameter fisika-kimia pendukung kualitas air yang diukur yaitu suhu, kecerahan, kecepatan arus, total suspended solid (TSS), Amoniak (NH3), pH dan dissolved oxygen (DO). Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi pengambilan sampel yaitu “purposive sampling” ,sampel ikan diambil menggunakan alat tangkap (Gillnet, Hand land dan Lift net). Jenis ikan yang tertangkap 110 ekor dengan 7 famili yaitu Anabantidae; ikan papuyu (Anabas testudineus), Belontiidae: sepat siam (Trichogaster pectoralis) dan sepat rawa (Trichogaster trichopterus), Channidae; gabus (Channa striata), Cyprinidae; puyau/nilem (Osteochilus hasselti), Helostomatidae; tambakan (Helostoma temmincckii), Loricariidae; sapu-sapu (Hypostomus plecostomus), Pangasiidae; patin (Pangasius hypophthalmus). Indeks Keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 1,570 dan terendah pada stasiun III yaitu 0,908. Indeks Keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 0,814 dan terendah pada stasiun III yaitu 0,564. Indeks Dominasi tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu 0,520 dan terendah pada stasiun I yaitu 0,246. Hasil pengukuran parameter pendukung kualitas air suhu, kecerahan, kecepatan arus, Amoniak (NH3), pH, dan dissolved oxygen (DO) masih pada batas yang layak untuk kehidupan ikan, nilai total suspended solid (TSS) yang tinggi sehingga menyebabkan tingginya tingkat kekeruhan dan rendahnya kecerahan. This research aimed to find out the number and type of fish, diversity index, uniformity index and domination, and condition of water quality for fishes lives. Physical chemistry parameter supporting the water quality that was measured was temperature, clarity, current velocity, total suspended solid (TSS); ammonia (NH3), pH and dissolved oxygen (DO). The method used to determine the sample location was purposive sampling, sample of fish was taken using fish trap (gillnet, hand land, and lift net). The types of fish that were trapped were 110 classified into 7 families; those were anabantidae, papuyu fish (Anabas testudineus), Belontiidae, sepat siam (Trichogaster pectoralis) dan sepat rawa (Trichogaster trichopterus), Channidae, gabus (Channa striata), Cyprinidae; puyau/nilem (Osteochilus hasselti), Helostomatidae; tambakan (Helostoma temmincckii), Loricariidae; sapu-sapu (Hypostomus plecostomus), Pangasiidae; patin (Pangasius hypophthalmus). The highest diversity index found in station I was 0.246. The result of parameter measurement supporting the water quality, temperature, clarity, current velocity, ammonium (NH3), pH, and dissolved oxygen (DO) was still in proper limit for fish life. The high value of total suspended solid resulted in high turbidity level and low clarity.
PRODUKTIVITAS PRIMER SEKITAR KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI PERAIRAN WADUK RIAM KANAN KECAMATAN ARANIO KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Rahayu Agista; Mijani Rahman; Zairina Yasmi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1 No 2 (2018): EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas primer di waduk Riam Kanan dengan kepadatan KJA yang berbeda dan mengidentifikasi tingkat kesuburan perairan waduk Riam Kanan dengan menentukan status trofik perairan berdasarkan masukan kadar total-N dan total-P. Parameter kualitas air yang diukur untuk mendukung penelitian yaitu: oksigen terlarut/dissolved oxygen (DO), suhu, kecerahan, derajat keasaman (pH), total Nitrogen (t-N) dan total Fosfat (t-P). hasil dari pengukuran parameter kualitas air yang dilakukan di waduk Riam Kanan dan laboratorium akan dibuat tabulasi dan diagram agar bisa dilihat perbedaan pada setiap stasiun dengan kepadatan keramba jaring apung (KJA). Metode yang digunakan adalah metode botol gelap-botol terang serta analisis data dengan analisis ragam ANOVA dengan mencakup pengujian hipotesis untuk produktivitas primer. Metode yang digunakan untuk penentuan stasutus trofik dengan melihat kriteria baku mutu kualitas air yang terdapat pada PerMenLH Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Daya Tampung Beban Pencemar Air Danau dan/atau Waduk. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas primer pada stasiun 1 dengan NPP dan GPP rata-rata sebesar NPP 119,097 mg C/m3/jam dan GPP sebesar 81,597 mg C/m3/jam pada stasiun 2 sebesar NPP 75,520 mg C/m3/jam dan GPP sebesar 52,430 mg C/m3/jam dan pada stasiun 3 sebesar NPP 17,361 mg C/m3/jam dan GPP 81,423 mg C/m3/jam dengan kepadatan KJA tidak berpengaruh terhadap produktivitas primer dan waduk Riam Kanan masuk dalam tingkat trofik perairan oligotrof. This study aims to determine the primary productivity in Riam Kanan reservoir with different density of floating net cages and to identify the level of fertility of Riam Kanan reservoir water by determining the trophic status of the waters based on the total-N and total-P input levels. Water quality parameters measured to support the research are: dissolved oxygen (DO), temperature, brightness, power of hydrogen (pH), total Nitrogen (t-N) and total phosphate (t-P). The results of the measurement of water quality parameters conducted in Riam Kanan reservoir and laboratory, the result will be made tabulation and diagrams in order to see the difference in each station with the density of floating net cages (KJA). The method used dark bottle and light bottle, data analysis with ANOVA variance analysis by including hypothesis testing for primary productivity. The method used for the determination of trophic stage by looking at water quality standard criteria contained in PerMenLH Number 28 Year 2009 About Capacity Buoyant Water Pollution Load Lake and / or Reservoir. The results showed primary productivity at station 1 with NPP and GPP averaged NPP 119.097 mg C/ m3/hr and GPP of 81.597 mg C/ m3/hr at station 2 of NPP 75,520 mg C/ m3/hr and GPP of 52,430 mg C/ m3/hr and at station 3 of NPP mg C/ m3/hr and GPP 81.423 mg C/ m3/hr with density of floating net cages not affecting primary productivity and Riam Kanan reservoir in trophic level oligotrof waters.
ANALISIS BEBERAPA PARAMETER FISIKA DAN KIMIA DI BEKAS LAHAN TAMBANG INTAN KECAMATAN CEMPAKA KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Khairul Ijah; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1 No 2 (2018): EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat pencemaran perairan di bekas lahan tambang intan Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan yang telah ditinggalkan selama 2 tahun (stasiun 1), 7 tahun (stasiun 2) dan 10 tahun (stasiun 3) . Parameter yang diukur yaitu: suhu, kecerahan, total suspended solid (TSS), daya hantar listrik (DHL), dissolved oxygen (DO), derajat keasaman (pH), besi (Fe) dan mangan (Mn). Data yang dihasilkan dari pengukuran disajikan dalam bentuk tabulasi dan diagram sehingga akan terlihat adanya perbedaan pada setiap stasiun pengamatan. Analisis data menggunakan metode indeks pencemaran (IP) menurut KepMen LH nomor 115 tahun 2003 dan baku mutu menurut PP 82 tahun 2001. Hasil pengukuran menunjukkan adanya perbedaan nyata bagi parameter TSS, Kecerahan dan Fe antar stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 yang dilihat berdasarkan standar deviasi. Analisis perhitungan indeks pencemaran (IP) menunjukkan pada stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 masih dalam kategori tercemar ringan bagi peruntukan kelas I, sedangkan bagi peruntukan kelas II,III dan IV termasuk dalam kategori kondisi baik. This research was aimed to find out the characteristics and the level of water pollution in former area of diamond mining at Cempaka district, Banjarbaru in the province of South Kalimantan that has been left for 2 years (Station 1), 7 years (station 2), and 10 years (station 3). The parameters that have been measured are: temperature, radiance, total suspended solid (TSS), electrical conductivity (DHL), dissolved oxygen (DO), degree of acidity (pH), iron (Fe), and manganese (Mn). The measuring data was shown in the forms of tabulation and diagram up until it would be shown the difference in every observed station. The data analysis used KepMen LH number 115 of 2003 on index population method (IP) and Government Regulation number 82 of 2001 on raw quality. The result of measurement showed that there was significant difference in the parameter of TSS, radiance, and Fe among station 1, station 2, and station 3 that was shown based on the standard deviation. The calculation of index pollution (IP) showed that station 1, station 2, and station 3 still in low polluted category for class I, whereas for class II, III, IV included in good condition category.
STATUS KUALITAS AIR DI SEKITARAN SUNGAI GUNUNG BATU DI KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Sevira Siane Laraseti; Mijani Rahman; Pathul Arifin
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 2 No 1 (2019): Aquatic Edisi Juni 2019
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ungai Gunung Batu di Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan merupakan aliran air yang berada di daerah PT. Bridgestone Kalimantan Plantation perusahaan ini merupakan industri yang bergerak dibidang pengolahan karet dan memproduksi barang setengah jadi. Proses pengolahan karet sendiri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah buangan seperti pencemaran udara, limbah padat dan limbah cair. Pembuangan limbah cair diperairan akan menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem dan masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai selain itu juga mempengaruhi kondisi kelayakan air untuk kegiatan perikanan. Untuk mengetahui status mutu air maka dilakukan pengambilan sampel dengan parameter Fisika dan Kimia yaitu : Suhu, Kecerahan, DO (Oksigen Terlarut), pH (Derajat Keasaman), Nitrat (NO3), Fosfat (PO4) dan Amonia (NH3). Analisis data dengan menggunakan metode STORET. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat parameter yang sudah melewati dan belum mencapai batas baku mutu yaitu parameter pH (7,51-4,51), NO3 (20,7-0,1) dan PO4 ( 2,44-0,09) hasil ini didapat menurut Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001. Sedangkan hasil analisis dengan menggunakan metode STORET yaitu pada stasiun 1 (-28), stasiun 2 (-16) dan stasiun 3 (-22) hasil ini menunjukan aliran sungai gunung batu kecamatan bati-bati masuk kedalam katagori kelas C yaitu Tercemar Sedang Gunung Batu River Flow in Bati-Bati District, Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province, is a water flow in the area of ​​PT. Bridgestone Kalimantan Plantation is a company engaged in rubber processing and producing semi-finished goods. In addition to producing rubber products, the rubber processing process itself also produces waste products such as air pollution, solid waste and liquid waste. Disposal of liquid waste in water will have a negative impact on ecosystems and people living in watersheds while also affecting the condition of water worthiness for fisheries activities. To find out the status of water quality, samples were taken with Physics and Chemical parameters, namely: Temperature, Brightness, DO (Dissolved Oxygen), pH (Acidity), Nitrate (NO3), Phosphate (PO4) and Ammonia (NH3). Data analysis using the STORET method. The results showed that there are parameters that have passed and have not yet reached the quality standard, namely pH (7.51-4.51), NO3 (20.7-0.1) and PO4 (2.44-0.09) results this was obtained according to Government Regulation No. 82 of 2001. While the results of the analysis using the STORET method are at station 1 (-28), station 2 (-16) and station 3 (-22) these results indicate the flow of the mountain river of Batu batu sub-district of bati-bati into the category C class that is Medium Contaminated.
KERAGAAN ORGANISME PLANKTON DI SUNGAI RIAM KANAN KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Timothy Edward Purwanto; Mijani Rahman; Dini Sofarini
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 2 No 1 (2019): Aquatic Edisi Juni 2019
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perairan pada umumnya terdapat berbagai macam organisme yang hidup didalamnya, salah satunya yaitu plankton. Plankton merupakan hewan yang hidup di air bentuknya berukuran mikroskopis dan hidupnya melayang mengikuti arus. Penelitian ini dilakukan di Sungai Riam Kanan dalam kurun waktu 5 bulan, yang bertujuan untuk mengetahui jenis plankton, tingkat kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan plankton dan kondisi kualitas air di Sungai Riam Kanan pada lokasi stasiun yang berbeda peruntukannya. Lokasi penelitian terbagi 3 yaitu perkebunan/tambang pasir, pariwisata dan permukiman. Pengambilan sampel plankton dilakukan secara Periodical Sampling sebanyak 3 kali dengan interval waktu 7 hari. Pengukuran parameter insitu meliputi, suhu, DO, pH, kecerahan dan arus. Pengukuran eksitu meliputi nitrat, fosfat dan analisis plankton. Fitoplankton yang ditemukan di Sungai Riam Kanan terdiri dari 7 Filum Bacillariophyta, Euglenophycota, Ochrophyta, Chlorophyta, Cyanobacteria, Charophyta, Ciliophora, dan zooplankton terdiri dari 2 filum yaitu Arthropoda, Rotifera. Dari hasil skor perhitungan Indeks Kesuburan Plankton bahwa Sungai Riam Kanan termasuk kedalam kategori dengan tingkat kesuburan yang sedang. Lokasi stasiun 3 (permukiman) cenderung memiliki kualitas perairan yang cukup baik untuk mendukung pertumbuhan plankton. Water in general there are various organisms that live in it, one of which is plankton. Plankton are animals that live in microscopic-sized water and their lives drift along the current. This research was conducted in the Riam Kanan River within 5 months, which aims to find out the type of plankton, the fertility rate of the waters based on the abundance of plankton and water quality conditions in the Riam Kanan River at different station locations. The research site is divided into 3 namely plantations/ sand mines, tourism and settlements. Plankton sampling is conducted periodically sampling 3 times with a time interval of 7 days. Measurements of insitu parameters include, temperature, DO, pH, brightness and current. Measurements include nitrates, phosphate and plankton analysis. Phytoplankton found in the Riam Kanan River consist of 7 Phylum Bacillariophyta, Euglenophycota, Ochrophyta, Chlorophyta, Cyanobacteria, Charophyta, Ciliophora,and zooplankton consisting of 2 phylums namely Arthropoda, Rotifera. From the results of the calculation score of Plankton Fertility Index that the Riam Kanan River belongs to the category with a moderate fertility rate. Station location 3 (settlement) tends to have good water quality to support plankton growth.
EFEKTIFITAS BEBERAPA JENIS GULMA AIR TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT PADA AIR BEKAS GALIAN PASCA TAMBANG BATUBARA(VOID) Novi Karyati; Mijani Rahman; Zairina Yasmi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 2 No 1 (2019): Aquatic Edisi Juni 2019
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) “Mengetahui efektifitas gulma air kangkung (Ipomoea aquatic Forst) Eceng Gondok (Eichornia crassipes) (Mart) solms, dan Kiambang (Salvinia molesta) terhadap penurunan kadar logam berat pada air bekas galian pasca tambang batubara , (2) Mengetahui efektifitas retensi waktu dari gulma air terhadap penurunan kadar logam berat pada bekas galian pasca tambang batubara. Penelitian ini dilaksanakan selama 11 bulan dari bulan November 2020 sampai februari 2021. Lokasi pengambilan sampel air di lakukan di PT. Arutmin Site Asam-Asam Indonesia Kalimantan Selatan, Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu penentuan lokasi yang dianggap penting dan mewakili serta menggambarkan keadaan perairan secara keseluruhan. Metode analisis data yaitu (1) analisis deskriptif, (2) Analisis trend (Trend Analisis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kualitas air yang diperoleh dari hasil pengolahan Air Asam Tambang dengan metode fitoremediasi pada media wadah dalam waktu 4 periode yaitu terdapat konsentrasi akhir kadar Mn pada tumbuhan kangkung (3,09), eceng gondok (3,11), dan kiambang (4,11), sedangkan konsentrasi Fe pada Tumbuhan air kangkung (1,02), eceng gondok (1,41), dan kiambang sebesar (2,16). (2) nilai IFR (Indeks fitoremediasi) Kadar Mn mampu di serap oleh tumbuhan Kangkung sebesar 66,44%, Eceng gondok sebesar 66,23%, dan Kiambang sebesar 55,37%, dan penyerapan kadar Fe oleh Kangkung 65,03%, eceng gondok 39,22%,dan Kiambang 6,89%.
ANALISIS DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR KEGIATAN KERAMBA JARING APUNG DI DANAU BEKAS GALIAN TAMBANG INTAN PT. GALUH CEMPAKA DI DESA PALAM Rina Arianti; Mijani Rahman; Suhaili Asmawi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 2 No 1 (2019): Aquatic Edisi Juni 2019
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Galuh Cempaka adalah danau buatan yang terbentuk dari kegiatan penambangan intan oleh PT. Galuh Cempaka di Desa Palam. Setelah lama diabaikan, danau ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai lokasi untuk membesarkan ikan nila di keramba jaring apung. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar daya tampung beban pencemar dari kegiatan keramba jaring apung yang bisa ditampung oleh danau, terkhusus pada parameter Total Suspended Solid (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO), Nitrat (NO3-N) , dan Fosfat (PO4-P), kemudian mengetahui status mutu perairan danau yang digunakan sebagai media dari kegiatan keramba jaring apung terhadap status baku mutu air kelas I dan II PERGUB Nomor 05 Tahun 2007 menggunakan metode STORET. Berdasarkan hasil penelitian DTBPA terhadap parameter Total Suspended Solid (TSS) maksimum sebesar 145.951 Kg/hari dengan tingkat kekritisan 0,18% - 0,50%, Biological Oxygen Demand (BOD) maksimum sebesar 10.179,6788 Kg/hari dengan tingkat keritisan 0,05% - 13,1%, Dissolved Oxygen (DO) minimum sebesar (-) 8.880 Kg/hari dengan tingkat ke kritisan 1,08% - 2,15%, Nitrat (NO3-N) maksimum sebesar 35.236,3 Kg/hari dengan tingkat ke kritisan 0,01% - 0,05%, dan Fosfat (PO4-P) maksimum sebesar 569,5768 Kg/hari dengan tingkat ke kritisan 0,20% - 1,65%. Penentuan status mutu air Danau Galuh Cempaka menggunakan metode STORET baku mutu air kelas I dan II stasiun 1 dengan skor -34 s/d -36 masuk dalam kelas D kondisi perairan buruk kategori cemar berat, stasiun2 dan 3 dengan skor -28 s/d -29 masuk dalam kelas C kondisi perairan sedang kategori cemar sedang. Lake Galuh Cempaka is a void formed by diamond mining activities by PT. Galuh Cempaka in Palam Village. After being neglected for a long time, the lake was used by the local community as a location for rearing tilapia in floating net cages. This study aims to determine how much the capacity of pollutant load from floating net cage activities that can be accommodated by lakes, specifically on the parameters of Total Suspended Solid (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO), Nitrate (NO3-N ), and Phosphate (PO4-P), then find out the status of the lake water quality which is used as a medium of floating net cage activities against the water quality standard status of classes I and II PERGUB Number 05 of 2007 uses the STORET method. Based on the results of the DTBPA study on the maximum Total Suspended Solid (TSS) parameter of 145,951 kg / day with a critical level of 0.18% - 0.50%, a maximum Biological Oxygen Demand (BOD) of 10,179,6788 kg / day with a level of 0, 05% - 13.1%, Dissolved Oxygen (DO) minimum of (-) 8,880 Kg / day with a critical level of 1.08% - 2.15%, Nitrate (NO3-N) maximum of 35,236.3 Kg / day with a critical level of 0.01% - 0.05%, and Phosphate (PO4-P) with a maximum of 569.5768 kg / day with a criticality level of 0.20% - 1.65%. Determination of the water quality status of Lake Galuh Cempaka using the STORET method of water quality class I and II station 1 with a score of -34 s / d -36 included in class D in bad water conditions heavy polluted categories, stations 2 and 3 with a score of -28 s/d - 29 included in class C medium water conditions medium polluted category.
KONDISI DAN KELAYAKAN KUALITAS AIR SUB DAS NEGARA di KECAMATAN DAHA UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Eka Rezky Yolanda; Mijani Rahman; Deddy Dharmaji
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 2 No 2 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertemuan Sub DAS Negara dengan Anak Sungai Amandit Di Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan menunjukkan perbedaan sifat dan karakteristik kualitas air sungai. Secara kasat mata terlihat perbedaan tingkat kejernihan air dari aliran Sungai Amandit Desa Balah Paikat dan Sub DAS Negara Desa Baruh Kembang di Kecamatan Daha Utara. Perbedaan sifat dan karakteristik kualitas air di DAS Negara menimbulkan perbedaan jenis ikan yang dibudidayakan di aliran tersebut. Parameter yang diukur yaitu: DO (Oksigen Terlarut), pH (Derajat Keasaman), suhu, kecerahan, nitrat (NO3), fosfat (PO4) dan amonia (NH3). Analisis data menggunakan metode STORET dan Environment Quality Index (EQI) secara deskriptif dengan acuan studi pustaka. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa status mutu air Sub DAS Negara dikategorikan dalam status mutu air kelas C yaitu tercemar sedang. Terdapat 2 parameter kualitas air seperti pH (4,84 – 5,52) dan NH3 (0,3 – 0,4 mg/L) telah melampaui batas baku dari standar baku mutu untuk kegiatan budidaya ikan air tawar (kelas II) menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 05 Tahun 2007 Tentang Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai. Hasil kelayakan perairan kolam di lokasi penelitian dihitung menggunakan metode Environment Quality Index (EQI) menunjukan hasil bahwa stasiun I mempunyai nilai EQI dengan kategori sesuai dan stasiun II dan III dengan kategori cukup sesuai untuk kegiatan budidaya. Confluencing DAS State Sub with Amandit tributaries in Daha North District of South Hulu Sungai District shows differences in nature and quality characteristics of river water. With the naked eye, there is a difference in the clarity of water from the river Amandit of Balah Paikat and SUB DAS Negara village Baruh Kembang in Daha North District. Differences in water quality properties and characteristics DAS State evokes different types of fish cultivated in the flow. The measured parameters are: DO (dissolved oxygen), pH (degree of acidity), temperature, brightness, nitrate (NO3), PHOSPHATE (PO4) and ammonia (NH3). Data analysis uses the STORET and Environment Quality Index (EQI) methods descriptively with the reference of the Library study. The results showed that the quality status of Sub-country water is categorized in a class C water quality status that is contaminated medium. The two Parameters of water quality such as PH (4.84 – 5.52) and NH3 (0.3 – 0.4 mg/L) have exceeded the standard limits of quality standards for freshwater aquaculture (class II) according to Governor regulation South Kalimantan number 05 year 2007. The results of pond water feasibility at the research site calculated using the Environment Quality Index (EQI) method shows the result that station 1 have an EQI value with a category and station II and III with categories are suitable for cultivation activities.
STATUS MUTU AIR SUNGAI KOTA BANJARMASIN BERDASARKAN INDEKS KUALITAS AIR DAN INDEKS STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON Mahdiah Mahdiah; Mijani Rahman; Suhaili Asmawi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 2 No 2 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian “Status Mutu Air Sungai Kota Banjarmasin Berdasarkan Indeks Kualitas Air dan Indeks Struktur Komunitas Plankton” bertujuan untuk mengetahui status mutu air di Sungai Kota Banjarmasin dilihat dari parameter kimia dan parameter biologi dengan menggunakan metode indeks pencemaran dan indeks struktur komunitas plankton, serta untuk mengetahui hubungan antara indeks pencemaran terhadap indeks saprobitas pada status mutu air di sungai Kota Banjarmasin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli–Desember 2019. Metode yang digunakan berupa purposive sampling dan survey lapangan. Data yang diperoleh selama penelitian kemudian dianalisis dengan melakukan perhitungan menggunakan metode indeks pencemaran (IP), kelimpahan plankton (N), indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E), indeks dominasi (D), dan indeks saprobitas (SI), serta dilakukan uji regresi linier sederhana dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas plankton yang terdapat di Sungai Kota Banjarmasin terdapat 31 spesies plankton, dengan nilai kelimpahan rata-rata berkisar antara 157-4.158 individu/L, indeks keanekaragaman berkisar antara 1,15-2,25, indeks keseragaman berkisar antara 0,53-0,82, dan indeks dominasi berkisar antara 0,14-0,49. Hasil perhitungan nilai indeks pencemaran berkisar antara 5,44-8,20 sehingga status mutu air tergolong kedalam kriteria perairan tercemar sedang, sedangkan hasil perhitungan nilai indeks saprobitas berkisar antara 1,01-1,9 sehingga status mutu air tergolong kedalam kriteria Oligosaprobik (perairan belum tercemar sampai tercemar ringan) hingga β-Mesosaprobik (perairan tercemar ringan sampai tercemar sedang). Hasil dari analisis regresi linier sederhana dan uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara indeks pencemaran terhadap indeks saprobitas tergolong rendah The study “Banjarmasin City River Water Quality Status Based on Water Quality Index and Plankton Community Structure Index" aims to determine the status of water quality in the Banjarmasin City River viewed from chemical parameters and biological parameters using the pollution index method and plankton community structure index, and to find out the relationship between the pollution index and the saprobity index on the status of water quality in the river of the city of Banjarmasin. This research was conducted in July - December 2019. The method used in this research was purposive sampling and field survey. Data obtained during the study were then analyzed by calculating using the pollution index method (IP), plankton abundance (N), diversity index (H'), uniformity index (E), dominance index (D), and saprobity index (SI), then do a simple linear regression test and correlation test. The results showed that the plankton community in the Banjarmasin City River contained 31 plankton species, with an average abundance of between 157-4.158 individual/L, diversity index ranges between 1,15-2,25, the uniformity index ranges between 0,53-0,82, and the dominance index ranges between 0,14-0,49. Pollution index calculation results range between 5,44-8,20 so that the status of water quality is classified as moderate polluted waters, while the results of the calculation of the saprobity index range between 1,01-1,9 so that the status of water quality is classified as Oligosaprobic criteria (unpolluted waters until lightly polluted) until β-Mesosaprobic (lightly polluted waters until moderate polluted). The results of a simple linear regression analysis and correlation test show that the relationship between the pollution index and the saprobity index is relatively low.