Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air

PEMETAAN NILAI INDEKS KUALITAS AIR TANAH UNTUK IRIGASI DI KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI Luthfi Inayah; Hari Siswoyo; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.07

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada daerah irigasi yang berada di Kecamatan Negara, yang merupakan daerah dengan tingkat tanah kering cukup tinggi serta merupakan daerah irigasi tadah hujan sehingga kebutuhan air irigasinya akan bergantung pada hujan. Melihat beberapa keadaan tersebut potensi dan peluang akan pemanfaatan air tanah untuk irigasi persawahan begitu sangat dibutuhkan. Beberapa solusi atas permasalahan tersebut dapat diperhitungkan melalui nilai indeks kualitas air tanah (IWQI) serta penentuan terkait kesesuaian kualitas air tanah dengan tanaman dan tanah sehingga peningkatan terhadap kualitas dan kuantitas produksi pertanian meningkat. Selain itu sebaran spasial nilai IWQI juga diperlukan sebagai dasar analisis penentuan zona kesesuaian air tanah dan permeabilitas tanah. Berdasarkan hasil yang dihasilkan dalam penelitian ini, terdapat dua kategori yang dinyatakan nilai IWQI yaitu penggunaan air rendah (LR) berkisar 70,43 – 77,69 seluas 90,45% dari total areal dengan rekomendasi menghindarkan tanaman yang sensitif garam, sedangkan penggunaan air sedang (MR) berkisar 67,48 – 69,58 seluas 9,55% dari total areal yang direkomendasikan tanaman pertanian yang toleran terhadap garam untuk ditanam. Selanjutnya pemetaan spasial dilakukan untuk memperoleh zona wilayah dari hasil nilai IWQI dengan kesesuaian jenis tanaman pertanian dan pemetaan permeabilitas tanah yang dapat diterapkan.
Studi Manajemen Proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi Domas Kabupaten Pasuruan Menggunakan Metode Crashing dan Fasttrack Arya Pradamansyah Putra; Evi Nur Cahya; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.19

Abstract

Penerapan manajemen konstruksi diperlukan untuk menindaklanjuti penyimpangan yang terjadi pada proyek. Penelitian dilakukan pada proyek pemerintah Rehabilitasi Daerah Irigasi Domas, Kabupaten Pasuruan yang terindikasi mengalami adanya deviasi keterlambatan proyek. Tujuan dalam penelitian ini akan dibahas penggunaan metode Earned Value Analysis sebagai estimasi durasi akhir proyek serta analisa perecepatan proyek menggunakan metode Crashing dan Fasttrack agar dapat kembali on-track. Alternatif yang digunakan pada percepatan Crashing menggunakan penambahan jam lembur, sedangkan Fasttrack dengan memparalelkan hubungan pekerjaan. Pada perhitungan metode Earned Value Analysis, dilakukan titik pemantauan pada minggu ke-7 dan ke-11. Didapatkan hasil Schedule Performance Index (SPI) masing-masing sebesar 0,507 dan 0,751. Hal ini menandakan bahwa proyek mengalami schedule overrun atau ketidakefektifan karena hasil SPI kurang dari satu. Kemudian, dari hasil tersebut, dilakukan perhitungan Estimation Completion Date (ECD) pada titik pemantauan dengan masing-masing hasil -70,66% dan -18,95% terhadap durasi normal jika performa proyek tetap. Maka dari itu, dilakukan perhitungan percepatan dengan metode Crashing yang dimulai pada minggu ke-11 dengan hasil efektivitas durasi sebesar 23,33% dan efisiensi biaya sebesar 14,24%. Berbeda dengan percepatan metode Fasttrack yang dimulai pada minggu ke-7 didapatkan efektivitas durasi sebesar 16,03% dan efisiensi biaya sebesar 14,43%. Implementation of construction management is needed to follow up on deviations that occur in the project. The research was conducted on the government project for the Rehabilitation of the Domas Irrigation Area, Pasuruan Regency which indicated that there was a deviation from project delays. The purpose of this study will be to discuss the use of the Earned Value Analysis method as an estimate of the final project duration and analysis of project acceleration using the Crashing and Fasttrack methods so can be back on track. The alternative used in the acceleration of Crashing is to add overtime hours, whereas Fasttrack is to parallelize the task dependencies. Monitoring points are performed in the Earned Value Analysis method calculation at the 7th and 11th weeks. The Schedule Performance Index (SPI) results are 0.507 and 0.751, respectively. Because the SPI result is less than one, this indicates that the project is experiencing a schedule overrun or ineffectiveness. Hence, based on these results, an Estimation Completion Date (ECD) is calculated at the monitoring point, with results of -70,66% and -18.95%, respectively, of the normal duration if project performance remains. Accordingly, the Crashing method was calculated at week 11 with the results of duration effectiveness is 23,33% and cost-efficiency is 14,24%. In contrast to the Fasttrack method in the 7th week, the duration effectiveness is 16,03% and the cost-efficiency is 14,43%.
Perbandingan Metode Alih Ragam Hujan Menjadi Debit dengan FJ. Mock dan NRECA di DAS Welang Kabupaten Pasuruan Devita Putri Anindya; Ery Suhartanto; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.24

Abstract

The transformation of rain to discharge is a modeling process that converts rain data into discharge data. Discharge data in a watershed (DAS) is needed to determine the availability of water discharge in a river that will be used to meet the needs of living things around it. However, the availability of river flow data is often incomplete. Therefore, a change in the variety of rain to discharge is needed. This study aims to determine the results of the calculation of the conversion of rainfall into discharge at the Welang watershed location, Pasuruan Regency. The method used is the FJ. Mock and NRECA methods. The calculation results from these two methods will be compared with the AWLR data in the Welang watershed. From the results of the analysis, it was found that the most suitable method for calculating the transfer of rainfall into discharge in the Welang watershed is the FJ. Mock method with an NSE value of 0.629, a PBIAS value of 0.437, and a correlation coefficient (R) of 0.793. The use of the surrounding land influences the discharge condition in a watershed. The relationship between changes in land use and the condition of the annual average discharge of the Welang watershed shows that the discharge value tends to decrease in terms of comparisons in 2006, 2010, 2015, and 2020. Alih ragam hujan menjadi debit merupakan proses permodelan yang mengubah data hujan menjadi data debit. Data debit pada suatu daerah aliran sungai (DAS) diperlukan untuk mengetahui ketersediaan debit air pada suatu sungai yang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup disekitarnya. Tapi pada kenyataannya ketersediaan data debit aliran sungai sering kali tidak lengkap, Maka dari itu dibutuhkan suatu alih ragam hujan menjadi debit. Pada studi ini bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan alih ragam hujan menjadi debit pada lokasi DAS Welang, Kabupaten Pasuruan. Metode yang digunakan adalah metode FJ. Mock dan NRECA. Hasil perhitungan dari kedua metode tersebut nantinya dibandingkan dengan data AWLR pada DAS Welang. Dari hasil analisis didapatkan bahwa metode yang paling sesuai untuk perhitungan alih ragam hujan menjadi debit pada DAS Welang adalah metode FJ. Mock dengan nilai NSE sebesar 0,629, nilai PBIAS sebesar 0,437 dan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,793. Kondisi debit pada suatu DAS dipengaruhi oleh penggunaan lahan disekitarnya. Hubungan antara perubahan tata guna lahan dengan kondisi debit rerata tahunan DAS Welang menunjukkan nilai debit yang cenderung menurun, ditinjau dari perbandingan tahun 2006, 2010, 2015 dan 2020.
Rasionalisasi Kerapatan Pos Stasiun Hujan dan Pos Duga Air Sub DAS Wonosari dengan Metode Stepwise Ramadian, Bagas; Limantara, Lily Montarcih; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2025.005.02.074

Abstract

Evaluasi kerapatan jaringan stasiun hujan merupakan aspek kritis dalam pemantauan hidrologi yang efektif. Penelitian ini bertujuan menganalisis kecukupan kerapatan jaringan 17 stasiun hujan dan satu stasiun pencatat tinggi muka air di Sub-DAS Wonosari, Jawa Timur, Indonesia, berdasarkan standar World Meteorological Organization (WMO). Studi ini menggunakan data curah hujan dan debit air periode 2013-2022, dengan metode analisis meliputi uji konsistensi menggunakan Double Mass Curve Analysis dan RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums), serta analisis kerapatan jaringan menggunakan metode Stepwise dan Poligon Thiessen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Stasiun Kejayan memiliki korelasi tertinggi dengan stasiun pencatat tinggi muka air (R=0,712). Kombinasi optimal lima stasiun (Ancar, Klabang, Pinang Pait, Sumber Dumpyong, dan Sukokerto) menghasilkan koefisien korelasi yang sangat kuat (R=0,998). Distribusi stasiun yang ada dinilai belum optimal karena beberapa stasiun memiliki cakupan area yang terlalu kecil (7,83-79,43 km²). Penelitian ini merekomendasikan rasionalisasi jaringan menjadi lima stasiun hujan dengan distribusi merata untuk mengoptimalkan pemantauan hidrologi sekaligus menjaga kualitas data dan efisiensi operasional.
Analisis Curah Hujan Serial Terhadap Debit Maksimum di Sub DAS Kampili, DAS Jeneberang, Sulawesi Selatan Salsabila, Nadia; Limantara, Lily Montarcih; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.33

Abstract

Curah hujan serial yang terjadi di Sulawesi Selatan dengan keadaan curah hujan lebat hingga curah hujan sangat lebat berpotensi menimbulkan bencana hidrometerologi seperti genangan, banjir, tanah longsor, dan banjir bandang. Bencana banjir akibat curah hujan tinggi ini terjadi di beberapa daerah termasuk di Sub DAS Kampili, Kabupaten Gowa. Penelitian ini mengidentifikasi kesetaraan akumulasi curah hujan serial terhadap debit banjir rancangan untuk mengetahui keadaan curah hujan serial penyebab kejadian banjir. Metode yang digunakan adalah Hidrograf Satuan Observasi (HSO) Metode Collins dan Hidrograf Satuan Sintesis (HSS) Nakayasu yang kemudian akan dianalisa kesetaraan akumulasi curah hujan serial dengan debit banjir rancangan secara relatif. Hasil kesalahan relatif (%) pada perbandingan HSO Collins dan HSS Nakayasu untuk waktu puncak (Tp) sebesar 5,35% dan debit puncak (Qp) sebesar 15,36%. Pada studi kasus ini, curah hujan rancangan kala ulang 2 tahun sebesar 98,299 mm setara dengan akumulasi curah hujan serial sebesar 62 mm. Sedangkan untuk Q1,1th sebesar 49,913 m3/dt disebabkan oleh curah hujan serial dengan keadaan curah hujan sedang pada kejadian banjir tanggal 7 Oktober 2012, curah hujan lebat pada kejadian banjir tanggal 9 Maret 2011, 12  Februari 2015, 3 Februari 2017, serta curah hujan sangat lebat pada kejadian banjir tanggal 20 April 2013.
Analisis Curah Hujan Serial Terhadap Debit Maksimum di Sub DAS Lesti, DAS Brantas, Provinsi Jawa Timur Februanto, Aaron Jeremy; Limantara, Lily Montarcih; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.40

Abstract

Changes in climate and land use cause a high potential for flooding in the Lesti watershed. Rainfall that can cause flood discharge varies greatly, so an analysis of the equality of rainfall with discharge is needed. In this study, we will discuss the comparative analysis of serial rainfall with design rainfall to determine the amount of serial rainfall that can cause flooding. The method used in this research is Nakayasu Synthetic Hydrograph Unit and Collins Observation Unit Hydrograph so that the results are equivalent to rain which can cause flooding. Serial rainfall with a height of 58 mm will be equivalent to a design rainfall of 87.37 mm with a return period of 2 years. The peak discharge value and peak time between Collins and Nakayasu have deviation results with a relative error for the peak time of 9.173%, while for peak discharge of 9.999%. The AWLR discharge of 187.29 m3/s on 5 April 2015 will be equivalent to the design flood discharge with a 2-year return period of 189,143 m3/s.Perubahan iklim dan tata guna lahan menyebabkan potensi bencana banjir yang tinggi pada DAS Lesti. Curah hujan yang dapat menyebabkan terjadinya debit banjir sangat bervariasi, sehingga dibutuhkan adanya analisis kesetaraan curah hujan dengan debit. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai analisa perbandingan curah hujan serial dengan curah hujan rancangan untuk mengetahui besaran curah hujan serial yang dapat menyebabkan banjir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dan Hidrograf Satuan Observasi Collins sehingga didapatkan hasil kesetaraan hujan yang dapat mengakibatkan banjir. Curah hujan serial dengan tinggi sebesar 58 mm akan setara dengan curah hujan rancangan sebesar 87,37 mm dengan kala ulang sebesar 2 tahun. Nilai debit puncak dan waktu puncak antara Collins dan Nakayasu memiliki hasil penyimpangan dengan kesalahan relatif untuk waktu puncak sebesar 9,173%, sedangkan untuk debit puncak sebesar 9,999%. Debit AWLR sebesar 187,29 m3/dt pada tanggal 5 April 2015 akan setara dengan debit banjir rancangan dengan kala ulang 2 tahun sebesar 189.143 m3/dt.
Validasi Data Curah Hujan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) dengan Data Pos Penakar Hujan di DAS Grindulu, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur Jarwanti, Dieta Putri; Suhartanto, Ery; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.36

Abstract

Ground stations in Indonesia aren’t evenly distributed, whereas the resulted rainfall data is important. Then validation analysis with TRMM satellite data is required because it can cover a wide area, near real-time availability and fast access. This research aims to validate satellite data with observation data in the Grindulu watershed. Later, used to anticipate observation rainfall data that may be an error or unavailable. Validation methods used are Root Mean Squared Error (RMSE), Relative Error (RE), Nash Sutcliffe-Efficiency (NSE), and Correlation Coefficient (R). This research was done with two steps, those were TRMM data uncorrected and corrected, where the corrected data was done by calibration first. It showed that the best corrected TRMM data were found in a monthly period with a range of nine years of calibration in couple with one year of validation have a value of NSE = 0.929; R = 0.969; RMSE = 46.48 and RE = 8.9%. So, it showed that corrected TRMM data resulted have a better value than uncorrected data because the NSE and R values approaching one and have small values of RMSE and Relative Error. Overall, TRMM Satellite data can be used as an alternative hydrology data in the Grindulu watershed.Pos penakar hujan di Indonesia lokasinya masih kurang tersebar merata, padahal data hujan yang dihasilkan sangat penting. Maka diperlukan analisis validasi dengan data satelit TRMM karena dapat mencakup wilayah luas, tersedia secara near real-time dan aksesnya yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi data satelit dengan data observasi di DAS Grindulu yang datanya dianggap lengkap dan dapat diandalkan. Nantinya digunakan untuk mengantisipasi data curah hujan observasi yang mungkin error atau tidak tersedia. Metode validasi yang digunakan berupa Root Mean Squared Error (RMSE), Uji Kesalahan Relatif (KR), Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) serta Koefisien Korelasi (R). Penelitian ini menggunakan dua tahap perhitungan, yaitu analisis validasi data tidak terkoreksi dan data terkoreksi, dimana data terkoreksi dilakukan kalibrasi data terlebih dahulu, hasil dari validasi data TRMM terkoreksi terbaik terdapat pada periode bulanan dengan rentang kalibrasi 9 tahun dan validasi 1 tahun dengan hasil NSE = 0,929; R = 0,969; RMSE = 46,48; KR = 8,9%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data TRMM terkoreksi menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingan data TRMM tidak terkoreksi karena memiliki nilai NSE dan R yang mendekati satu dan nilai RMSE dan Kesalahan Relatifnya rendah. Secara kesluruhan, dapat disimpulkan bahwa data TRMM dapat digunakan sebagai data alternatif hidrologi di DAS Grindulu.
Prediksi Laju Infiltrasi Berdasarkan Sifat Porositas Tanah, Distribusi Butiran Pasir, dan Lanau Bachtiar, Yusra Syarifah; Harisuseno, Donny; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.01.13

Abstract

Laju infiltrasi suatu wilayah memiliki karakteristik dinamis menyesuaikan keadaan terbaru wilayah terkait. Dengan tingginya tingkat pengembangan wilayah zaman ini, maka pembaruan akan laju infiltrasi secara berkala harus dilakukan. Karakteristik laju infiltrasi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh sifat fisik tanah, salah satunya ialah sifat porositas tanah dan distribusi butiran. Studi ini akan merumuskan sebuah model prediksi laju infiltrasi berdasarkan hubungannya dengan sifat porositas tanah, distribusi butiran pasir, dan lanau. Perumusan model prediksi akan memanfaatkan analisis regresi berganda dan analisis asumsi klasik untuk membuktikan bahwa persamaan yang terbentuk layak untuk digunakan atau memenuhi BLUE criteria. Kemudian, dilakukan analisis validasi untuk menggambarkan tingkat error model prediksi yang dimiliki. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa persamaan yang terbentuk memenuhi BLUE criteria mengacu pada hasil analisis asumsi klasik. Di sisi lain, model prediksi juga dinilai memiliki tingkat kesalahan prediksi yang rendah dengan hasil perhitungan nilai NSE=0,0,84, RMSE=1,13, r=0,792 dan R2 masing - masing 63 %, 76 %, 63 % untuk porositas tanah, distribusi butiran pasir, dan lanau.
Prediksi Laju Infiltrasi Berdasarkan Porositas Tanah dan Komposisi Tanah Sonora, Windy Ellprimus; Harisuseno, Donny; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.63 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.01.24

Abstract

Penentuan laju infiltrasi di lapangan membutuhkan banyak waktu, biaya dan tenaga, sehingga diperlukan estimasi model empiris laju infiltrasi agar dalam penentuannya menjadi lebih mudah dan efisien. Namun penetapan parameter model empris laju infiltrasi masih sulit ditemukan karena ada banyak faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi dan salah satu yang paling berpengaruh adalah sifat fisik tanah diantaranya porositas tanah dan tekstur tanah. Studi ini bertujuan untuk memprediksi model laju infiltrasi berdasarkan porositas tanah dan komposisi tanah di DAS Lesti yang penelitiannya masih terbatas. Dalam studi ini, pengukuran laju infiltrasi dilaksanakan pada 12 titik lokasi studi menggunakan Double Ring Infiltrometer dan analisa sampel tanah dilakukan di Laboratorium. Model prediksi laju infiltrasi dilakukan menggunakan analisa regresi linier berganda pada tiga alternatif variabel yang diajukan. Prediksi laju infiltrasi menghasilkan model persamaan regresi IRp=1.893+0.032(Porosity) -0.049(Silt) yang berasal dari alternatif variabel terbaik yaitu berdasarkan porositas tanah dan komposisi lanau dengan perbandingan antara nilai laju infiltrasi prediksi dan pengukuran di lapangan sebesar R2= 0,989, NSE= 0,724, RMSE= 0,495, dan bland altman plot (bias)= 0,209 yang menunjukkan bahwa akurasi model prediksi laju infiltrasi berdasarkan porositas tanah dan komposisi tanah lanau dapat dikatakan cukup sesuai.
Studi Pengaruh Kemiringan Lereng Terhadap Laju Infiltrasi Qur'ani, Nila Putri Gading; Harisuseno, Donny; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.63 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.01.20

Abstract

Sub DAS Lesti merupakan salah satu sub das di Kabupaten Malang yang mengalami proses Infiltrasi. Dalam prosesnya, infiltrasi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor kemiringan lereng. Hal ini dikarenakan lahan dengan kemiringan lereng yang berbeda akan menghasilkan nilai laju infiltrasi yang berbeda pula. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh kemiringan lereng terhadap laju infiltrasi Di Sub DAS Lesti. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan alat Double Ring Infiltrometer untuk menghasilkan data berupa nilai laju infiltrasi dan waktu uji. Data dihitung menggunakan  metode Horton untuk mendapatkan nilai laju infiltrasi kumulatif yang digunakan untuk pembuatan peta persebaran laju infiltrasi sesuai ketentuan US. Soil Conservation. Dari peta tersebut, di dapatkan klasifikasi laju infiltrasi yang akan dibandingkan dengan ketentuan dari Dulbahri. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berdasarkan ketentuan US. Soil Conservation, pada kemiringan 0-8% menghasilkan nilai 1.208,474 (Sangat cepat) lebih besar dibanding dengan kemiringan 8%-23% yang memiliki nilai 213,789 (Cepat). Selain itu, Dulbahri menetapkan bahwa kemiringan 0-8% memiliki tingkat infiltrasi tinggi, sedangkan di kemiringan 8%-23% memiliki tingkat infiltrasi sedang. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kemiringan lereng Di Sub DAS Lesti sangat berpengaruh pada nilai laju infiltrasi yang di dapatkan.