Julian Dewantiningrum
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Medica Hospitalia

Hubungan Gambaran Hitung Jenis Leukosit Maternal dengan Korioamnionitis pada Ketuban Pecah Dini (Studi pada usia kehamilan 28-42 minggu) Hefie Rahmaniar; Mochammad Besari Adi Pramono; Julian Dewantiningrum; Herman Kristanto; Nahwa Arkhaesi
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 5 No. 1 (2018): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.412 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v5i1.342

Abstract

Latar Belakang Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah obstetri yang dikaitkan dengan korioamnionitis. Diagnosis korioamnionitis ditegakkan secara histopatologis setelah kelahiran, sehingga perlu upaya deteksi dini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, misalnya dengan hitung jenis leukosit maternal. Tujuan Menganalisis hubungan gambaran hitung jenis leukosit maternal dengan korioamnionitis pada KPD. Metode Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang ini menggunakan 54 sampel KPD yang terbagi dalam korioamnionitis dan bukan korioamnionitis yang diambil dari data sekunder di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Data meliputi karakteristik pasien dan hitung jenis leukosit. Analisis data ditampilkan dalam bentuk frekuensi dan persentase, serta rerata dan simpang baku atau median dan nilai maksimum dan minimum. Uji hipotesis dianalisis dengan uji T-tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Hasil Pasien korioamnionitis memiliki hasil perhitungan lebih tinggi pada hitung leukosit total (sel/µl: 13243.7 vs 9790; p=0.032), basofil (24.5 vs 18.13; p=0.020), neutrofil (9495.33 vs 7907; p=0.020), dan monosit (735.59 vs 529.54; p=0.008). Hasil lain adalah eosinofil (53.6 vs 73.04; p=0.849) dan limfosit (1880.56 vs 1525.65; p=0.684). Simpulan Terdapat hubungan antara hitung leukosit total, neutrofil, basofil, dan monosit dengan korioamnionitis pada KPD.  Kata kunci: KPD, korioamnionitis, hitung jenis leukosit Â
Korelasi antara Penambahan Berat Badan Janin dengan Asupan Protein Pada Kehamilan Trimester III Eva Martiana; Julian Dewantiningrum; Maria Mexitalia
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 5 No. 2 (2018): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.925 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v5i2.356

Abstract

Latar Belakang.Kehamilan merupakan periode penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Asupan protein akan meningkatkan transpot asam amino ke dalam plasenta. Asam amino, khususnya arginin akan meningkatkan vasodilator NO sehingga akan meningkatkan transfer nutrisi ke janin. Selain itu, asupan protein yang cukup akan merangsang sekresi IGF-1 yang akan mendukung pertumbuhan janin. Di sisi lain, asupan protein yang berlebihan pada awal kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya obesitas pada masa kanak-kanak yang dapat berlanjut menjadi penyakit jantung koroner dan sindroma metabolik pada saat dewasa. Faktor metabolik dan neuroendokrin yang berperan sejak masa kehamilan ini dikenal sebagai metabolic programming. Oleh karea itu perlu dilakukan penelitian awal untuk mengetahui korelasi antara penambahan berat badan janin dengan asupan protein pada kehamilan trimester 3.Tujuan. Membuktikan korelasi antara intake protein pada kehamilan Trimester III dengan penambahan berat badan janin intrauterin.Metode.Penelitian ini adalahpenelitinanalitik observasional. Intake protein dinilai dengan metode food recallselama 24 jam dan dilakukan nutrisurvey untuk menilai kecukupan intake protein (cukup atau kurang). Penambahan berat badan janindinilai dengan menghitung selisih berat badan bayi saat lahir dengan berat janin pada usia kehamilan 30 – 34 mingguHasil.Sebanyak42subyek dilakukanfood recall untuk mengetahui kecukupan protein pada kehamilan trimester III. Sebanyak 27 orang telah bersalin dan dinilai korelasi antara kecukupan intake protein dan penambahan berat badan janin. Hasil analisa didapatkan korelasi positif dengan derajat sedang antara penambahan berat badan janin dengan kecukupan protein pada kehamilan trimester III (r 0,48 ;p 0,012). Kesimpulan.Kecukupan intake protein pada kehamilan trimester III mempunyai korelasi dengan penambahan berat badan janin.      Kata kunci. Kecukupan asupan protein, berat badan bayi, penambahan berat badan janin, food recall
Pengaruh Derajat Oligohidramnion terhadap Kejadian Korioamnionitis pada Ketuban Pecah Dini Fadhila Khairunnisa Poerwoko; Julian Dewantiningrum; Arufiadi Anityo Mochtar; Ratnasari Dwi Cahyanti; Dik Puspasari; Nahwa Arkhaesi
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 5 No. 2 (2018): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.513 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v5i2.358

Abstract

Latar Belakang: Korioamnionitis merupakan penyebab terbesar angka kematian ibu. Oligohidramnion merupakan faktor risiko terjadinya korioamnionitis.Kondisi oligohidramnion dapat diukur dengan metode amniotic fluid index (AFI) atau single deepest pocket (SDP) pada pemeriksaan sonogafi.Tujuan: Mengetahui pengaruh derajat oligohidramnion terhadap kejadian korioamnionitis pada ketuban pecah dini.Metode:Penelitian observasional analitik dengan desain belah lintang. Subjek 31 ibu hamil dengan ketuban pecah dini disertai oligohidramnion yang  melahirkan di RSUP Dr. Kariadi dan rumah sakit jejaring pendidikan pada Februari – Juni tahun 2017, Kriteria inklusi usia kehamilan ≥ 34 minggu, belum masuk fase aktif inpartu, janin tunggal hidup intra uterin. Subyek dipilih secara consecutive sampling. Identitas subyek, karakteristik obstetri, dan nilai AFI atau SDP dicatat, kulit ketuban  diperiksa adanya korioamnionitis secara histopatologis. Analisis data dengan uji chi-square.Hasil: Didapatkan 91,7% korioamnionitis pada oligohidramnion berat lebih tinggi dibandingkan dengan oligohidramnion ringan (78,9%). Nilai p sebesar 0,342.Kesimpulan: Derajat oligohidramnion tidak berpengaruh terhadap kejadian korioamnionitis pada ketuban pecah dini. Kata kunci: Oligohidramnion, korioamnionitis, ketuban pecah dini