Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo

Implikasi Faktor Individu Terhadap Stigma Sosial Tuberkulosis di Kelurahan Tanjung Mas Semarang aryani, lenci
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 7, No 1 (2021): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Pertama 2021
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.608 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v7i1.605

Abstract

Stigma dapat memperparah penyakit tuberkulosis paru sehingga dapat menyebabkan keterlambatan pengobatan dan berdampak negatif terhadap kelangsungan berobat penderita. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu diketahui bagaimanakah peran faktor internal dan eksternal masyarakat terhadap stigma sosial pada penyakit tuberkulosis di wilayah Kelurahan Tanjung Mas Semarang. Populasi terjangkau penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Tanjung Mas Semarang dengan sampel sebesar 219 responden. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa umur yang lebih muda lebih rentan terhadap stigma (p=0,011). Status pernikahan akan memperkecil stigma karena lebih adanya perhatian dari keluarga dan anak-anak mereka. Hasil penelitian menunjukkan status pernikahan berhubungan dengan stigma (p-value=0,011). Informasi tuberkulosis menunjukkan tidak adanya hubungan dengan keterkaitan seseorang pernah ataupun tidak pernah mendapatkan stigma dengan nilai (p=0,233). Nilai stigma yang tinggi sangat berbanding terbalik dengan nilai informasi tinggi yang diterima. Stigma tuberkulosis pada analisis multivariat menunjukkan tingkat kemaknaan p<0,25 yaitu variabel umur dan status pernikahan berdasarkan keterkaitan kandidat yang masuk dalam uji regresi logistik menunjukkan pada stigma tuberkulosis ≥32 adalah sebesar 60% sedangkan 40% disumbang oleh faktor lain. Status pernikahan terutama pada kategori tidak pernah menikah sangat berpengaruh lebih besar dengan stigma tuberkulosis contohnya di negara India dan negara Malawi. Stigma terkait tuberkulosis tetap menjadi tantangan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tuberkulosis. Pengurangan stigma baik di keluarga maupun masyarakat dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengaruh tuberkulosis perlu ditinggatkan agar penemuan penderita dapat meningkat karena menurunnya stigma negatif di masyarakat.