Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Abdi Insani

PENGEMBANGAN MOTIF ECOPRINT DAN PEMANFAATAN RANTING RHIZOPHORA MUCRONATA SEBAGAI PEWARNA ALAMI DI POKLAHSAR SUMBER REJEKI, NGULING, PASURUAN, JAWA TIMUR Puspitasari, Yunita Eka; Puspitasari, Diah Agustina; Iyati, Wasiska; Putra, Aditya Pratama; Kamila, Virda; Sumarto, Tria Are; Gaol, Nanda Lumban; Rahayu, Agustina
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 1 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i1.2259

Abstract

Buah Rhizophora mucronata sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Penunggul untuk bahan baku keripik mangrove. Berbeda halnya dengan ranting mangrove masih jarang dimanfaatkan secara optimal. Ranting mangrove ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami ecoprint karena mengandung tanin yang menghasilkan warna coklat. Teknik ecoprint pada pembuatan pashmina ini diaplikasikan di Poklahsar Sumber Rejeki, Nguling, Pasuruan, Jawa Timur karena pembuatannya relatif mudah dan tidak memerlukan peralatan yang kompleks. Namun terdapat tantangan, dimana salah satu ciri ecoprint adalah pengaturan daun yang digunakan dalam proses ecoprint terlihat acak. Sehingga tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk mengembangkan motif ecoprint yang lebih terstruktur serta memanfaatkan pewarna alami dari ranting mangrove dan menambah keterampilan kelompok Poklahsar Sumber Rejeki. Metode kegiatan ini adalah focus group discussion (FGD), participant learning center (PCL), participatory action (PA). Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa pengembangan motif pada ecoprint memberikan dampak positif terhadap kualitas estetika produk. Kelompok Poklahsar Sumber Rejeki sangat berantusias dalam pembuatan ecoprint dengan memanfaatkan ranting mangrove sebagai pewarna alami. Ecoprint yang telah dibuat nantinya dapat dijadikan sebagai produk oleh-oleh khas Desa Wisata Mangrove Penunggul.
PELATIHAN ASSESSMENT MUTU NUGGET IKAN DENGAN UJI SENSORI DI DESA KRENCENG, KECAMATAN NGLEGOK, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR Hardoko, Hardoko; Suprayitno, Eddy; Prihanto, Asep Awaludin; Firdaus, Muhamad; Chamidah, Anies; Kartikaningsih, Hartati; Puspitasari, Yunita Eka; Tambunan, Jenny Ernawati; Djamaludin, Heder
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 4 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i4.2427

Abstract

Desa Krenceng merupakan daerah yang banyak dialiri sungai yang digunakan untuk pengairan pertanian, tetapi juga berpotensi untuk budidaya perikanan. Hasil budidaya perikanan sebagian besar dijual segar dan masih sedikikit yang diolah menjadi produk turunan seperti nugget ikan, bakso ikan, abon ikan, dan lain-lain. Pada pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dipilih produk  nugget ikan karena prosesnya mudah, dapat dikonsumsi semua golongan umur, dan berpotensi untuk mengatasi stunting. Tujuan pelaksanaan PKM ini untuk mengajarkan kepada mitra (kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Krenceng, Kabupaten Blitar) membuat nugget ikan dan melakukan assessment mutu nugget ikan menggunakan uji organoleptik. Metode yang digunakan dalam PKM adalah Participatory Action Learning System (PALS). Mitra berpartisipasi dalam pembuatan nugget ikan dan penilaian mutu secara organoleptik melalui uji hedonik, skoring atribut, dan perbandingan jamak. Uji hedonik menilai tingkat kesukaan, skoring atribut mengukur intensitas sensori, sedangkan perbandingan jamak membandingkan karakteristik produk dengan produk sejenis di pasar. Mitra berhasil membuat produk nugget ikan nila. Hasilnya penilaian sensori hedonik diperoleh bahwa tingkat kesukaan atribut rasa, aroma, tekstur, dan kerenyahan nugget komersil masih lebih disukai daripada nugget ikan hasil praktek.  Dari perbandingan jamak diperoleh bahwa atribut nugget ikan hasil praktek yang sama dengan nugget komersil hanya pada atribut warna, sedangkan atribut rasa, aroma, tekstur, dan kerenyahan berbeda dengan nugget komersil.  Dengan demikian mitra mampu membuat produk nugget ikan dan mampu menilai mutu nugget ikan secara sensori, meskipun nugget hasil praktek masih lebih rendah mutunya daripada nugget komersil.
PENGOLAHAN SATE GURITA (Octopus sp.) di UMKM. MINA JAYA MANDIRI, PANTAI KONDANG MERAK, DESA SUMBERBENING, KECAMATAN BANTUR, KABUPATEN MALANG Puspitasari, Yunita Eka; Rohmatuzzahro, Umi; Hardoko, Hardoko; Suprayitno, Eddy; Djamaluddin, Heder; Tambunan, Jeny Ernawati; Panjaitan, Mickhael A.P.; Chamidah, Anies
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 3 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i3.1784

Abstract

Satay or satay is a food that is very popular with everyone and is quite popular in Indonesia, Malaysia and Singapore. Satay can be made from beef, chicken, lamb, and seafood such as tuna and shellfish. So far, octopus in the South Malang coastal area is also found in abundance during the season and is only sold in the form of fresh octopus. UMKM Mina Jaya Mandiri intends to serve processed octopus in the form of satay, so it is collaborating with the Malang Regency Fisheries and Maritime Service and Brawijaya University universities to get training on the diversification of processed octopus, in this case octopus satay. This community service program aims to (1) provide a general overview of the processing of octopus satay (2) train fish processors at Kondang Merak Beach MSMEs to make octopus satay products using a semi-mechanical grill. This community service activity was carried out by simulating the processing of octopus satay using a semi-mechanical grill. The results of community service activities at UMKM Mina Jaya Mandiri, Kondang Merak Beach show that MSME business actors are enthusiastic about making octopus satay in their respective places of business. The application of a semi-mechanical grill in making octopus satay provides a taste that is more popular with the public and is more efficient in terms of grilling time. This can encourage MSMEs to process fresh octopus into octopus satay using mechanical grilling technology and increase business actors' income from the increasing number of tourists visiting and enjoying various seafood culinary preparations at Kondang Merak Beach.