Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

FAKTOR KETERPAPARAN BENZENA PADA MEKANIK DI BENGKEL SEPEDA MOTOR Indrayani, Reny; Pujiati, Rahayu Sri; Rusdianto, Agastya Aldi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 15 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v15i1.14417

Abstract

The effects of benzene exposure on living things, especially animals and humans, have been studied almost throughout this century. Short exposure and long-term exposure to benzene can cause health problems until cancer occurs. One type of work that is at risk for indoor benzene exposure is the mechanic of a motorbike repair shop. This study aims to examine benzene exposure factors (source of exposure, air concentration, exposure, duration of exposure, and frequency of exposure) in AHASS mechanics in Sumbersari and Patrang Subdistricts, Jember Regency, and compare these exposure factors with threshold values (NAB) that applies. This research is a quantitative preliminary research, carried out from April to October 2017 in 5 AHASS motorcycle workshops spread in Sumbersari and Patrang Districts, Jember Regency. The sample of this study amounted to 30 people. Based on the results of the study it was found that benzene in the air 5 AHASS workshops spread in Sumbersari and Patrang Subdistricts, the main source came from the evaporation of fuel placed in open containers and through the combustion of the customer's motorcycle engine. The greatest concentration of benzene is in Workshop V which is equal to 21.887 mg / m3. Benzene can enter the mechanical body through inhalation and absorb it through the skin. The longest exposure time occurred in mechanics in Workshop W, while the longest duration of exposure was experienced by mechanics / 28th respondents. The frequency of benzene exposure is most often experienced by mechanics working at Y Workshop, which is 341 days a year. Benzene concentrations in air Workshop V, W, X, and Z exceed NAB, while benzene concentrations in air Y Workshop do not exceed or below NAB. To avoid the risk of benzene exposure to mechanics, the manager of Workshop V, W, X and Z is expected to make efforts to minimize benzene exposure through efforts to reduce benzene concentration in the air as well as efforts to reduce time, duration and frequency of exposure. In addition, further research is needed to determine the risk of benzene exposure to mechanics in AHASS Workshop and to determine the amount of reduction in concentration, time, duration, and frequency of exposure to minimize mechanical health risks due to exposure to benzene in the workplace.
EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEBAGAI REPELLENT LALAT RUMAH (Musca domestica) Fahmi, Ilham Fauzul; Pujiati, Rahayu Sri; Ellyke, Ellyke
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 18 No 4 (2022)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v18i4.26185

Abstract

Lalat masih menjadi permasalahan hingga saat ini. Habitat lalat yang berada di lingkungan kotor menjadikan lalat sebagai vektor penyakit yang dapat menginfeksi manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Salah satu potensial insektisida nabati adalah bawang putih (Allium sativum) karena adanya senyawa yang bersifat racun bagi serangga seperti minyak asiri yang mencapai 0,5 v/b, serta adanya senyawa lain seperti alisin, alkaloid, tanin, flavonoid, dan saponin yang bersifat racun bagi serangga. Hasil screening fitokimia menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bawang putih terdeteksi mengandung minyak asiri. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan True Experiment dan desain penelitian Post Test Only Control Group Designs. Ada lima kelompok perlakuan dalam penelitian ini, konsentrasi 0% (kontol), 5%, 7,25%, 10%, dan 12,5%. Pengamatan dilakukan selama satu jam. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan jumlah lalat yang hinggap pada umpan yang berupa udang karena nilai P=0,001, dan efektivitas bawang putih linear artinya semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin besar efektivitas ekstrak. Efektivitas tertinggi pada konsentrasi 12,5% dengan efektivitas sebesar 54%. Ekstrak bawang putih dapat digunakan sebagai alternatif insektisida yang ramah lingkungan dan mudah terurai karena terbukti dapat digunakan sebagai insektisida, khususnya lalat rumah.
PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER Pusponegoro, Rizqi Dwi; Pujiati, Rahayu Sri; Hartanti, Ragil Ismi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 15 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v15i2.17554

Abstract

Work fatigue is one of the safety and health issues that can be a risk factor for accidents at work. Based on the preliminary study conducted by researcher in the Tanjung Traditional Market, transporter workers did repetitive work which is transporting goods by climbing up and down the stairs without using any tools. That caused their jobs are at risk of fatigue. Coconut water containing electrolyte ions needed by the body when dehydration. This study aimed to analyze the effect of giving coconut water to work fatigue on transporter workers. This research use quacy experimental research method with nonequivalent control group design. In this study, there were 32 research subjects divided into 2 groups, the experimental group and control group. The experimental group that was given 600 ml of coconut water, while the control group was given in the form of mineral water as placebo. Work fatigue was measured using Reaction Timer. The results of work fatigue measurements showed that the average has decreased over 42.3 milliseconds in the experimental group and 4.9 milliseconds in the control group.
ANALISIS KANDUNGAN KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN BELANAK DI WILAYAH INDUSTRI PESISIR KECAMATAN MANYAR DAN GRESIK Romdhonia, Nur Firdausa; Pujiati, Rahayu Sri; Ningrum, Prehatin Trirahayu
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 19 No 3 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v19i3.38926

Abstract

Keberadaan industri di Kabupaten Gresik menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan termasuk terjadinya pencemaran perairan di Wilayah Industri Pesisir Kecamatan Manyar dan Gresik, tidak ada pembuangan khusus limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) menyebabkan banyaknya pengaduan terkait pembuangan limbah B3 secara liar. Jenis limbah B3 dari proses produksi dua diantaranya adalah kadmium dan timbal. Sifat logam berat yang dapat terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup (salah satunya manusia) akan mempengaruhi kualitas hidup dan dapat menimbulkan masalah kesehatan pada rentang waktu tertentu. Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis kadar kadmium dan timbal pada ikan belanak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan metode survei yang dilakukan di pantai utara. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan Teknik incidental sampling pada September 2021 yang dibantu oleh nelayan setempat dengan menggunakan jaring. Kriteria sampel, ikan belanak yang tertarik pada titik sampel yang telah ditentukan, sampel ikan yang didapatkan kemudian dianalisis dengan metode Atomic Absorption Spectrometer (AAS) di salah satu laboratorium di Surabaya. Data kadar kadmium dan timbal pada ikan belanak akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data univariat. Hasil uji kadar kadmium dan timbal dibandingkan dengan nilai baku mutu yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia 7378:2009 terkait Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Kadar kadmium di bawah 0,1 mg/kg atau berkisar antara (-1,1663 sampai -0,0751 mg/kg) sedangkan nilai timbal berada di bawah 0,3 mg/kg atau berkisar antara (-1,2414 sampai -0,5665 mg/kg). Sehingga ikan belanak layak untuk dikonsumsi masyarakat namun tidak berlebihan. Batas maksimum yang dapat ditolelir oleh manusia dalam mengonsumsi ikan belanak dalam satu minggu untuk orang dewasa 12,5 g (setengah ekor ikan belanak ukuran sedang) dan untuk anak-anak 3.75 g (seperempat ekor ikan belanak ukuran sedang). Konsumsi kadmium pada lingkungan yang tercemar jika perhari mencapai 140-260 gram/hari dapat menyebabkan proteinuria. FAO menetapkan asupan kadmium bulanan sementara yang dapat ditoleransi pada tahun 2010 adalah sebesar 25 g/kg berat badan.