Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Psikoborneo : Jurnal Ilmiah Psikologi

From Parental Attachment to Loneliness: Self-Esteem as a Mediator in Adolescents Angelina, Maria Noveta; Widyorini, Endang
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13, No 2 (2025): Volume 13, Issue 2, Juni 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v13i2.19300

Abstract

Loneliness is a mental health threat often linked to low self-esteem, which can stem from poor parental attachment in childhood. This study examines the indirect relationship between parental attachment and loneliness through self-esteem, as well as the direct relationship. Conducted at SMP Kanisius Kudus with 128 participants, the research used the IPPA (Inventory of Parent and Peer Attachment), R-SES (Rosenberg Self-esteem), and UCLA Loneliness Scale. Mediation analysis in JASP 17.0 revealed a significant indirect negative relationship between parental attachment and loneliness through self-esteem (estimate = -0.171, p = 0.001), but no direct relationship (estimate = -0.138, p = 0.120). This indicates that self-esteem fully mediates the connection between parental attachment and loneliness. The results of this study provide knowledge about the important role of self-esteem in the negative relationship between parental attachment and loneliness.Loneliness menjadi salah satu ancaman kesehatan mental yang dapat menyebabkan beberapa gangguan mental yang lain. Loneliness selalu terkait dengan self-esteem yang rendah. Perkembangan self-esteem yang rendah dapat disebabkan oleh parental attachment yang buruk sedari kecil. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui untuk mengetahui mengetahui hubungan negatif antara parental attachment dan loneliness secara tidak langsung melalui self-esteem dan secara langsung. Penelitian ini dilakukan di SMP Kanisius Kudus. Teknik sampling yaitu, purposive sampling. Total partisipan adalah 128 partisispan. Alat ukur yang digunakan adalah IPPA (Inventory of Parent and Peer Attachment), R-SES (Rosenberg Self-esteem), dan UCLA Loneliness Scale. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif mediasi sederhana dengan analysis mediation from JASP 17.0. Hasil dari analisis mediasi adalah terdapat hubungan negatif pada variabel parental attachment dan loneliness secara tidak langsung melalui self-esteem dengan niliai estimasi -171 serta p = 0.001 (p < 0,001). Namun, hasil lain menunjukan tidak berbehubungan secara langsung dengan nilai estimasi -138 serta p= 0.120. Hal ini berarti hubungan terbentuk dengan mediasi penuh dari self-esteem. Hasil dalam penelitian ini memberikan pengetahuan pentingnya peran self-esteem dalam hubungan negatif parental attachment dan loneliness.
Self-Esteem As A Mediator In Parental Attachment And Life Satisfaction In Adolescence Puspitahati, Claudia Maharani; Widyorini, Endang
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13, No 3 (2025): Volume 13, Issue 3, September 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v13i3.20693

Abstract

One of the expectations of very individual including teenagers is the achievement of life satisfaction. However, not all teenagers are capable to achieve their life satisfaction. In Indonesia, the level of life satisfaction is still relatively low. The purpose of this study is to look the effect of parental attachment on life satisfaction with self-esteem as a mediator in one of the private Junior High Schools in Kudus. The hypothesis proposed is that self-esteem plays a mediator role in the influence of parental attachment on adolescent life satisfaction. This study uses a quantitative approach, with a sample of 128 students selected through total sampling techniques. The measurement instruments used include Inventory Parent and Peer Attachment (IPPA), Satisfaction With Life Scale (SWLS), and Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Mediation analysis uses the SEM mediation analysis featured of JASP software version 16.1. The outcome showed that parental attachment had a significant effects on life satisfaction directly with a value of 0,001 (p <0,05). Then the indirect of parental attachment on life satisfaction and self-esteem as mediators was obtained with a value of p 0,001 (p <0,05), which means that self-esteem can play a mediator between parental attachment and life satisfaction. The influence of parental attachment and self-esteem together on life satisfaction was 98,3%.Salah satu keinginan yang diharapkan setiap individu termasuk remaja adalah mencapai life satisfaction. Namun tidak semua remaja mampu mencapai life satisfactionnya. Di Indonesia sendiri tingkat life satisfaction masih tergolong dalam kategori rendah. Tujuan penelitian ialah untuk melihat pengaruh parental attachment terhadap life satisfaction dengan self-esteem sebagai variabel mediator pada salah satu SMP swasta di Kudus. Adapun hipotesis yang diajukan yaitu self-esteem berperan sebagai mediator pada pengaruh parental attachment terhadap life satisfaction remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan sampel yang digunakan sebanyak 128 siswa/siswi yang dipilih melalui teknik sampling total. Alat ukur yang digunakan meliputi Inventory Parent and Peer Attachment(IPPA), Satisfaction With Life Scale (SWLS), dan Rosenberg Self-Esteem (RSES). Analisis mediasi menggunakan fitur SEM mediation analysis dari software JASP versi 16.1. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa parental attachment berpengaruh signifikan terhadap life satisfaction secara langsung dengan nilai p 0,001 (p <0,05). Kemudian pengaruh tidak langsung parental attachment terhadap life satisfaction dan self-esteem sebagai mediator diperoleh nilai p 0,001 (p <0,05), yang berarti self-esteem dapat berperan sebagai mediator antara parental attachment dan life satisfaction. Besar pengaruh parental attachment dan self-esteem secara bersama-sama terhadap life satisfaction sebesar 98,3%.
Self-Esteem and Life Satisfaction Among Adolescents in Semarang: Communication with Peers as a Mediator Kusuma, Arneta Nadila; Widyorini, Endang
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13, No 4 (2025): Volume 13, Issue 4, Desember 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v13i4.20645

Abstract

The decline in life satisfaction during adolescence is a significant concern due to its negative effects on psychological well-being and development. Factors contributing to life satisfaction include self-esteem and communication with peers. This study aimed to examine the relationship between self-esteem and life satisfaction among adolescents in Semarang, with communication with peers as a mediating variable. The proposed hypothesis was that communication with peers mediates the relationship between self-esteem and life satisfaction. The population of this study includes students who are actively attending junior high schools in Semarang. A quantitative approach with a simple mediation design was used. Data were collected from 296 participants using three instruments: the Rosenberg Self-Esteem Scale, the Satisfaction with Life Scale–Children (SWLS-C), and the Adolescent Peer Communication Scale. Data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM). The results showed a positive and significant relationship between self-esteem and life satisfaction, mediated by communication with peers (coefficient = 0.019; 95% CI [0.008–0.029]). These findings highlight the important role of peer communication in mediating the relationship between self-esteem and life satisfaction in adolescents. This underscores the importance of developing peer communication skills as a strategy to enhance adolescents’ life satisfaction.Penurunan life satisfaction selama masa remaja merupakan masalah penting yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis dan perkembangan remaja. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap life satisfaction adalah self-esteem dan communication with peers. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dan life satisfaction pada remaja di Kota Semarang yang dimediasi oleh communication with peers. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara self-esteem dan life satisfaction pada remaja di Semarang yang dimediasi oleh communication with peers. Populasi penelitian meliputi siswa yang aktif bersekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Semarang. Pendekatan kuantitatif dengan desain mediasi sederhana digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dari 296 partisipan menggunakan tiga instrumen, yaitu Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale–Children (SWLS-C), dan skala Adolescent Peer Communication. Analisis data dilakukan dengan metode Structural Equation Modelling (SEM). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara self-esteem dan life satisfaction yang dimediasi oleh communication with peers (koefisien = 0,019; 95% CI [0,008–0,029]). Hasil penelitian ini menegaskan peran penting communication with peers dalam memediasi hubungan antara self-esteem dan life satisfaction remaja. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan keterampilan komunikasi antar teman sebaya sebagai strategi untuk meningkatkan kepuasan hidup remaja.
The Role of Father Involvement in Adolescent Anxiety: A Gender Perspective Putri, Raras Shinta; Widyorini, Endang
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13, No 4 (2025): Volume 13, Issue 4, Desember 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v13i4.20701

Abstract

Adolescence is a transitional period that is highly vulnerable to anxiety due to significant physical, cognitive, and social changes. National data show that one in three adolescents in Indonesia experiences mental health problems, including anxiety. One factor that plays a role in reducing anxiety is father involvement, as fathers can provide emotional support, a sense of security, and serve as role models for adolescents. This study aims to examine the effect of father involvement on adolescent anxiety and the role of gender as a moderating variable. Participants consisted of 179 male and female adolescents aged 13–15 years, selected using total sampling. The instruments used were the Beck Anxiety Inventory (BAI) and the Father Involvement Scale (FIS). Data were analyzed using IBM SPSS Statistics version 26 and PROCESS v4.2. The results showed that father involvement had a significant negative effect on adolescent anxiety (b = -0.172, p = 0.009). Gender had no significant effect (p = 0.672) and did not moderate the relationship (p = 0.971). Father involvement significantly reduced anxiety in both male adolescents (b = -0.172, p = 0.002) and female adolescents (b = -0.175, p = 0.006), with a slightly stronger effect in males (β = -0.327) compared to females (β = -0.278). These findings indicate that father involvement is an important factor in reducing adolescent anxiety regardless of gender. The results highlight the importance of father involvement as a protective factor against adolescent anxiety, underscoring the need for family and school programs that encourage fathers’ active participation, as well as further research with broader psychosocial approaches.Masa remaja merupakan periode transisi yang rentan terhadap kecemasan akibat perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang signifikan. Data nasional menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk kecemasan. Salah satu faktor yang berperan dalam menurunkan kecemasan adalah keterlibatan ayah, karena figur ayah dapat memberikan dukungan emosional, rasa aman, serta menjadi role model bagi remaja. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh keterlibatan ayah terhadap kecemasan remaja serta peran jenis kelamin sebagai variabel moderator. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah keterlibatan ayah berpengaruh terhadap kecemasan remaja dan bagaimana jenis kelamin memoderatori hubungan antara keterlibatan ayah terhadap kecemasan pada remaja. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, yaitu terdapat hubungan antara keterlibatan ayah terhadap kecemasan pada remaja dengan jenis kelamin sebagai variabel moderator serta terdapat perbedaan hubungan keterlibatan ayah dengan kecemasan pada remaja laki-laki dan perempuan. Partisipan penelitian adalah remaja laki-laki dan perempuan berusia 13-15 tahun sebanyak 179 orang. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, di mana seluruh individu dalam populasi yang memenuhi syarat dijadikan responden. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala Beck Anxiety Inventory (BAI) dan Father Involvement Scale (FIS). Skala tersebut disusun dengan model skala likert. Penelitian ini menggunakan IBM Statistik SPSS versi 26 serta PROCESS v42. Hasil penelitian menunjukkan keterlibatan ayah berpengaruh negatif signifikan terhadap kecemasan remaja (b= -0,172, p = 0,009), sementara jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan (p= 0,672) dan tidak memoderasi hubungan tersebut (p=o,971). Keterlibatan ayah secara signifikan menurunkan kecemasan pada remaja laki-laki (b= -0,172, p= 0,002) maupun perempuan (b= -0,175, p= 0,006), dengan pengaruh sedikit lebih kuat pada laki-laki (β = -0.327) dibandingkan perempuan (β = -0,278). Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan ayah merupakan faktor penting dalam menurunkan kecemasan remaja, tanpa perbedaan jenis kelamin. Hasil ini menekankan pentingnya keterlibatan ayah sebagai faktor protektif kecemasan remaja, sehingga diperlukan program keluarga dan sekolah yang mendorong peran aktif ayah serta penelitian lanjutan dengan pendekatan lebih luas.