Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan prevalensi tinggi pada anak balita dan penurunan yang relatif lambat. Faktor penyebab mencakup gizi buruk, infeksi berulang, rendahnya pendidikan, kondisi sosial ekonomi, serta keterbatasan akses layanan kesehatan. Di Kecamatan Gatak, Sukoharjo, masalah stunting juga dipengaruhi oleh perilaku makan anak, termasuk fenomena Gerakan Tutup Mulut (GTM) yang berdampak pada status gizi dan tumbuh kembang balita. Kader posyandu memiliki peran strategis dalam deteksi dini dan pendampingan keluarga melalui edukasi serta konseling. Program pengabdian masyarakat di Desa Trangsan dilakukan dengan pelatihan pengukuran antropometri, edukasi status gizi, serta strategi penanganan GTM, diikuti oleh 31 kader posyandu. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan kader: pada tema status gizi nilai rata-rata meningkat dari 80,00 menjadi 90,32 (p=0,007), dan pada tema GTM dari 60,00 menjadi 87,74 (p=0,000). Pelatihan ini terbukti efektif meningkatkan kapasitas kader posyandu sebagai garda terdepan pencegahan stunting di masyarakat.