Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Monitoring Terapi Warfarin pada Pasien Pelayanan Jantung pada Rumah Sakit di Bandung Putri, Norisca A.; Lestari, Keri; Diantini, Ajeng; Rusdiana, Taofik
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.259 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui monitoring terapi warfarin untuk menjamin ketepatan dosis,keamanan terapi, dan mengetahui apakah dosis terapi warfarin yang digunakan telah memenuhi kriteria  penggunaan obat warfarin yang rasional. Derajat antikogulasi setiap pasien diukur dengan parameter waktu protrombin yang dinyatakan dengan International Normalized Ratio (INR). Metode Penelitian meliputi monitoring terapi warfarin terhadap 80 pasien di pelayanan jantung melalui PT-INR, pendataanklinis pasien meliputi, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, jenis penyakit, dosis yang digunakan dan obat lain yang dikonsumsi secara bersamaan. Hasil monitoring menunjukkan rata-rata INR pasien yaitu 1,38± 0,42 hasil ANAVA (α = 0,05) menunjukkan tidak ada pengaruh dosis terhadap INR(p=0,13) tetapi ada pengaruh pada umur (p =0,014), hasil uji beda (α = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan terhadap rata-rata INR berdasarkan jenis kelamin (p =0,051), umur (p =0,397), dan variasi dosis (p = 0,057). Hasil tersebut menunjukkan bahwa dosis warfarin belum mencapai target terapi INR (2–3).Kata kunci: Warfarin, penyakit trombotik, PT-INR Warfarin Therapy Monitoring of Cardiac Care Patients in Hospital in BandungAbstractThe aims of this study were to identify the rational warfarin monitoring therapy to guarantee the rightdose, therapy security, and whether the dose of warfarin therapy has completed the rational criteria ornot. Degree of antikoagulasi for each patient is measured with protombin time as International Normalized Ratio (INR). The methods consist of warfarin monitoring therapy towards 80 patients at the heart service through the PT-INR constant, medical data, such as age, gender, weight, height, type of the disease, dose usage and another medicine which is used together, and statistical test of the average of INR. The monitoring result shows that patient’s INR average is 1,38 ±0,42, the result of ANAVA (α=0,05)shows that there’s no impact of dose towards INR (p=0,13) but there’s an INR average impact basedon gender (p=0,051), age (p=0,397) and dose variation (p=0,057). The results shown that warfarin dose which used is not bleeding risk.Key words: Warfarin, trombotic disease, PT-INR
Stabilitas Sampel SOD-Eritrosit dan GPx-Blood dalam Masa Penyimpanan Tujuh Hari Fattah, Miswar; Anggraeni, Sra R.; Alfian, Sofa D.; Levita, Jutti; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 1, No 4 (2012)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.948 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas SOD eritrosit pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7 dengan sentrifugasipada suhu ruangan (22,5 0C) dan pada suhu penyimpanan -80 0C, aktivitas SOD pada hari ke-0 dengan sentrifugasi pada suhu 4 0C, dan aktivitas SOD dengan inkubasi sampel whole blood selama satu hari pada suhu 2–8 0C serta aktivitas GPx hari ke-0, 1, 3, 5, 7 pada suhu penyimpanan 2–8 0C. Penelitian ini menggunakan reagen dari Randox Laboratories yang diukur pada panjang gelombang 505 nm untuk SOD dan 340 nm untuk GPx menggunakan alat Hitachi 917 dari Boehringer Mannheim. Data yang dianalisis menggunakan metode t-test menunjukkan bahwa aktivitas SOD pada hari ke-0, 1, 3, 5, dan 7 dengan sentrifugasi pada suhu ruangan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan pada hari ke-0 dengan sentrifugasi pada suhu 4 0C dan inkubasi sampel whole blood selama 1 hari pada suhu 2–8 0C berbeda secara signifikan. Aktivitas GPx pada hari ke-3 tidak berbeda secara signifikan, sementara aktivitas pada hari ke-0, 1, 5 dan 7 terdapat perbedaan yang signifikan.Kata kunci: Stabilitas enzim, Superoxide Dismutase (SOD), Glutathione Peroxidase (GPx) Stability of Seven Days Sample Storage of Erythrocyte’s SOD and Blood’s GPxAbstractThe research was about SOD erythrocyte activities at day 0, 1, 3, 5, and 7 which centrifuged at room temperature (22.5 0C) and storage temperature (-80 0C), SOD activities at day-0 which centrifuged at 4 0C, SOD whole blood activities with one day incubated at 2-8 0C and GPx activities at day 0, 1, 3, 5, and 7 with 2–8 0C storage temperature. Laboratory analysis were performed by using reagent from Randox Laboratories, and Hitachi 917 analyzer from Boehringer Mannheim. SOD activities were measured at 505 nm absorbance meanwhile 340 nm absorbance is used to measure GPx. Data was analyzed by using t-test method and showed that SOD activities at day 0, 1, 3, 5, and 7 with room temperature centrifuged had no significant differences. Significant differences are found at day-0 with centrifuged at 4 0C and one day incubated whole blood at 2–8 0C. GPx activities at day- 3 had no significant differences. Significant differences are found at day-0,1, 5 and 7 after storage.Key words: Enzyme stability, Superoxide Dismutase (SOD), Glutathione Peroxidase (GPx)
Pengukuran Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Kota Bandung: Sebuah Studi Pendahuluan Sinuraya, Rano K.; Siagian, Bryan J.; Taufik, Adit; Destiani, Dika P.; Puspitasari, Irma M.; Lestari, Keri; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 4 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.091 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.4.290

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab umum dalam peningkatan angka mortalitas dan mobiditas di masyarakat. Selain merupakan silent killer, prevalensi penyakit ini semakin meningkat di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi di Indonesia 25,8% dan Jawa Barat berada di peringkat keempat dengan prevalensi 29,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan pasien hipertensi terkait penyakit yang dideritanya. Studi ini merupakan penelitian observasional menggunakan rancangan potong lintang dan dilakukan pada bulan Juni–Oktober 2017 di Apotek Pendidikan Universitas Padjadjaran, Kota Bandung. Sejumlah seratus lima puluh responden mengisi kuesioner yang telah divalidasi setelah menandatangani informed consent terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 56,7% dari responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 40% dari responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 3,3% dari responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Data kemudian diolah secara statistik sehingga diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara setiap kelompok responden terhadap sosiodemografi dan karakteristik klinis pasien. Hanya sekitar 50% responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, pasien yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang umumnya adalah pasien dengan tingkat pendidikan rendah dan menderita hipertensi kurang dari lima tahun.Kata kunci: Fasilitas kesehatan primer, hipertensi, tingkat pengetahuan Assessment of Knowledge on Hypertension among Hypertensive Patients in Bandung City: A Preliminary StudyHypertension is a common health problems that can increase the mortality and mobility rate in the community. As a silent killer, the prevalence of this disease is increasing worldwide. The prevalence of hypertension in Indonesia is 25.8% and West Java is ranked at top four with prevalence of 29.4%. This study aimed to measure the level of knowledge of hypertensive patients about their disease. This study was an observational study using cross-sectional design in June–October 2017 at Apotek Pendidikan Universitas Padjadjaran, Bandung City. A total of one hundred and fifty respondents completed a validated questionnaire after signing informed consent. The results showed that 56.7% of respondents have “good” level of knowledge, 40% of respondents have “moderate” level of knowledge, and 3.3% of respondents have “poor” level of knowledge. Data were analyzed statistically, the results showed that there was no significant difference (p>0.05) between each group of respondents to sociodemographic and clinical characteristics of the patients. Only fifty percent of respondents have “good” level of knowledge, patients who have “moderate” and “poor” level of knowledge generally are patients with low levels of education and suffer from hypertension less than five years.Keywords: Hypertension, level of knowledge, primary health care
Pengukuran Tingkat Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Bandung Sinuraya, Rano K.; Destiani, Dika P.; Puspitasari, Irma M.; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.188 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.2.124

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi di dunia. Prevalensi hipertensi semakin meningkat setiap tahunnya dan Jawa Barat berada di peringkat keempat dengan prevalensi 29,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepatuhan pasien hipertensi terhadap pengobatanya dengan menggunakan kuesioner Eight-Item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8). Studi ini merupakan penelitian observasional menggunakan rancangan potong lintang, dilakukan pada bulan Oktober 2017–Februari 2018 di fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kota Bandung. Sejumlah dua ratus dua puluh enam responden terlibat dalam penelitian ini. Responden mengisi mengisi kuesioner MMAS-8 versi Bahasa Indonesia yang telah divalidasi setelah menandatangani informed consent terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53,5% dari responden memiliki tingkat kepatuhan rendah, 32,3% dari responden memiliki tingkat kepatuhan sedang, dan 14,2% dari responden memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Data kemudian diolah secara statistik menggunakan analisis Chi-Square sehingga diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi yang bermakna (p>0,05) antara tingkat kepatuhan terhadap gender, tingkat pendidikan, status pekerjaan, riwayat penyakit keluarga, kejadian komplikasi, dan pengalaman mendapatkan informasi mengenai hipertensi dan pola diet. Terdapat korelasi bermakana antara status tekanan darah (terkontrol dan tidak terkontrol) terhadap kepatuhan responden (p=0,000). Lebih dari 50% pasien hipertensi di fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kota Bandung masih memiliki tingkat kepatuhan yang rendah terhadap pengobatanya dengan rate kepatuhan pasien hipertensi terhadap pengobatanya sebesar 26,3%.Kata kunci: Hipertensi, tingkat kepatuhan, fasilitas kesehatan tingkat pertamaMedication Adherence among Hypertensive Patients in Primary Healthcare in Bandung CityAbstractHypertension is a disease with high mortality and also mobility all over the world. The prevalence of hypertension is increasing every year and West Java is ranked fourth with a prevalence by 29.4%. This study aimed to measure the level of medication adherence of hypertensive patients by using Eight-Item Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) questionnaire. This study was an observational study using cross sectional design and conducted in October 2017–February 2018 at primary healthcare facilities in Bandung City. A total of two hundred and twenty-six respondents were involved in the study. Respondents are required to fill out the validated Indonesian version of MMAS-8 questionnaire after signing informed consent. The results showed that 53.5% of the respondents had low level of adherence, 32.3% of the respondents had moderate level of adherence, and 14.2% of the respondents had high level of adherence. Then, data were processed statistically by using Chi-Square analysis and the results showed that there was significant correlation (p>0.05) between the level of adherence to gender, education level, occupational status, family history of disease, incidence of complications, and experience with information about hypertension and diet. There was a significant correlation between the status of blood pressure (controlled and uncontrolled) to respondent’s adherence (p=0.000). In addition, more than 50% hypertensive patients in primary health care in Bandung City still has low level of medications adherence with rate of adherence is 26.3%.Keywords: Hypertension, level of adherence, primary health care
Isolat Senyawa dari Spons Laut: Sitotoksisitas terhadap Lini Sel Kanker dan Mekanisme Kematian Sel Amalia, Riezki; Hanifah, Syifa; Hadad, Nur Diana; Sahidin, Idin; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.60970

Abstract

Peningkatan angka kematian akibat kanker menyebabkan berkembangnya penelitian mengenai obat antikanker, terutama penelitian terhadap senyawa penuntun (lead compound) yang diisolasi dari bahan alam. Struktur yang unik disertai dengan kombinasi baru kelompok fungsional dan aktivitas biologis spesifik menyebabkan metabolit yang diisolasi dari spons laut menarik untuk diteliti potensinya sebagai antikanker. Dari berbagai senyawa yang telah diisolasi dari spons laut, diketahui dua diantaranya telah disetujui sebagai obat anti-kanker. Artikel ini membahas keterlibatan berbagai senyawa yang diisolasi dari spons laut terhadap mekanisme kematian sel dan potensinya untuk dikembangkan sebagai antikanker. Sebanyak 14 senyawa, yaitu gukulenin A, aaptamin, halikondramida, skalaradial, kakospongionolida, monanchocidin A, monanchocidin B, monanchoxymycalin C, N6-isopentenyladenosine, (Z)-5-(4-hydroxybenzylidene)-imidazolidine-2,4-dione, stellettin B, sipholenol A, sipholenol L, dan heteronemin, dibahas pada artikel ini serta potensinya sitotoksistasnya terhadap berbagai lini sel kanker dan mekanisme spesifiknya. Pencarian data ilmiah yang digunakan pada artikel review ini dilakukan dengan kata kunci “cancer cell line,” “cytotoxicity,” “marine sponges,” serta “anticancer mechanism,” dan berhasil didapatkan 13 artikel hasil penelusuran secara spesifik menunjukkan potensi sitotoksistas terhadap lini sel kanker senyawa yang diisolasi dari spons laut. Studi in vitro ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa yang dibahas pada review ini memiliki potensi untuk memicu kematian sel melalui berbagai mekanisme, yaitu induksi protein proapoptosis, penghambatan protein antiapoptosis, penghentian siklus sel, inhibisi NF-kB, penekanan metastasis, serta berbagai mekanisme lainnya. Artikel review ini diharapkan dapat menjadi rujukan penelitian lanjutan mengenai potensi sitotoksisitas senyawa yang diisolasi dari spons laut dan pengembangannya sebagai senyawa penuntun antikanker melalui eksplorasi mekanisme spesifik dan modifikasi struktur turunannya.
Monitoring Terapi Warfarin pada Pasien Pelayanan Jantung pada Rumah Sakit di Bandung Putri, Norisca A.; Lestari, Keri; Diantini, Ajeng; Rusdiana, Taofik
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.259 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui monitoring terapi warfarin untuk menjamin ketepatan dosis,keamanan terapi, dan mengetahui apakah dosis terapi warfarin yang digunakan telah memenuhi kriteria  penggunaan obat warfarin yang rasional. Derajat antikogulasi setiap pasien diukur dengan parameter waktu protrombin yang dinyatakan dengan International Normalized Ratio (INR). Metode Penelitian meliputi monitoring terapi warfarin terhadap 80 pasien di pelayanan jantung melalui PT-INR, pendataanklinis pasien meliputi, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, jenis penyakit, dosis yang digunakan dan obat lain yang dikonsumsi secara bersamaan. Hasil monitoring menunjukkan rata-rata INR pasien yaitu 1,38± 0,42 hasil ANAVA (α = 0,05) menunjukkan tidak ada pengaruh dosis terhadap INR(p=0,13) tetapi ada pengaruh pada umur (p =0,014), hasil uji beda (α = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan terhadap rata-rata INR berdasarkan jenis kelamin (p =0,051), umur (p =0,397), dan variasi dosis (p = 0,057). Hasil tersebut menunjukkan bahwa dosis warfarin belum mencapai target terapi INR (2–3).Kata kunci: Warfarin, penyakit trombotik, PT-INR Warfarin Therapy Monitoring of Cardiac Care Patients in Hospital in BandungAbstractThe aims of this study were to identify the rational warfarin monitoring therapy to guarantee the rightdose, therapy security, and whether the dose of warfarin therapy has completed the rational criteria ornot. Degree of antikoagulasi for each patient is measured with protombin time as International Normalized Ratio (INR). The methods consist of warfarin monitoring therapy towards 80 patients at the heart service through the PT-INR constant, medical data, such as age, gender, weight, height, type of the disease, dose usage and another medicine which is used together, and statistical test of the average of INR. The monitoring result shows that patient’s INR average is 1,38 ±0,42, the result of ANAVA (α=0,05)shows that there’s no impact of dose towards INR (p=0,13) but there’s an INR average impact basedon gender (p=0,051), age (p=0,397) and dose variation (p=0,057). The results shown that warfarin dose which used is not bleeding risk.Key words: Warfarin, trombotic disease, PT-INR
Sitotoksisitas Ekstrak Metanol dan n-Heksan dari Spons Laut Stylotella aurantium dan Callyspongia aerizusa terhadap Lini Sel HeLa Amalia, Riezki; Mirdayani, Eli; Hanifah, Syifa; Hadad, Nur Diana; Sahidin, Idin; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2025.v14i2.63894

Abstract

Spons laut merupakan salah satu sumber utama senyawa bioaktif karena kemampuannya menghasilkan metabolit dengan struktur unik, seperti manzamine A, avarol, dan callyaerin G, yang memiliki aktivitas biologis tinggi sebagai mekanisme pertahanan diri. Dua spesies spons laut yang dilaporkan memiliki potensi aktivitas biologis adalah Stylotella aurantium dan Callyspongia aerizusa, namun studi mengenai potensi sitotoksisitas dan antikanker keduanya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi sitotoksisitas ekstrak metanol dan n-heksan dari S. aurantium dan C. aerizusa terhadap lini sel kanker serviks HeLa dengan menggunakan metode water soluble tetrazolium-8 (WST-8). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol S. aurantium memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC₅₀ sebesar 873.65 µg/mL pada waktu perlakuan 24 jam. Berdasarkan kriteria ISO 10993-5, ekstrak metanol S. aurantium pada konsentrasi 1.000 µg/mL dengan waktu perlakuan 24 jam menghasilkan persentase sel viabel sebesar 39,88 ± 2,88%, yang dikategorikan sebagai aktivitas sitotoksisitas moderat hingga kuat. Sebaliknya, ekstrak n-heksan S. aurantium serta ekstrak metanol dan n-heksan C. aerizusa menunjukkan nilai IC₅₀ >1.000 µg/mL pada waktu perlakuan 24 jam dan tidak menunjukkan aktivitas sitotoksisitas signifikan terhadap sel HeLa pada konsentrasi 1.000 µg/mL. Temuan ini mengindikasikan bahwa ekstrak metanol S. aurantium memiliki potensi sitotoksik yang layak diteliti lebih lanjut sebagai kandidat antikanker.