Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)

PROSES BERPIKIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT Masfingatin, Titin
JIPM Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : JIPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses berpikir siswa kelas 8 SMP yang memiliki tinggi, sedang , dan tingkat AQ yang rendah dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan aturan Polya itu . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif . Subyek penelitian adalah siswa kelas 8 MTs Negeri Dolopo yang terdiri dari tiga mahasiswa saja. Kriteria pemilihan subjek didasarkan pada tingkat AQ siswa (yaitu tinggi, sedang , dan rendah AQ ) dan kelancaran komunikasi ( lisan dan tulisan ) . Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara berbasis tugas yaitu uji pemecahan masalah tentang pesawat bentuk . Analisis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari teknik wawancara berbasis tugas . Maka metode triangulasi dilakukan untuk mendapatkan data penelitian yang valid . Hasil penelitian yang menggambarkan proses berpikir siswa berdasarkan tingkat mereka Adversity Quotient ( AQ ) adalah sebagai berikut : The high- AQ mahasiswa menggunakan proses asimilasi berpikir dalam masalah pemahaman . The high- AQ mahasiswa menggunakan asimilasi dan proses berpikir akomodasi dalam membuat rencana pemecahan masalah . Dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa hasil dari pemecahan masalah , siswa high- AQ digunakan asimilasi proses berpikir . Media - AQ mahasiswa menggunakan asimilasi dan proses berpikir akomodasi di masalah pemahaman . Dalam membuat dan melaksanakan rencana pemecahan masalah , siswa menengah - AQ digunakan asimilasi proses berpikir . Dalam mengecek kembali hasil pemecahan masalah , siswa menengah - AQ digunakan asimilasi dan proses berpikir akomodasi . Sementara siswa rendah - AQ tidak lengkap dalam masalah pemahaman karena siswa memiliki ketidaksempurnaan proses asimilasi berpikir . Mahasiswa juga tidak lengkap dalam membuat rencana pemecahan masalah karena siswa memiliki ketidaksempurnaan asimilasi dan proses berpikir akomodasi . dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah dan mengecek kembali hasil pemecahan siswa rendah AQ tidak melakukan keduanya asimilasi dan akomodasi masalah .Kata kunci : Proses Berpikir , Adversity Quotient ( AQ ) , Matematika Soal , Problem
PROSES BERPIKIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Masfingatin, Titin
JIPM Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : JIPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar sisi datar berdasarkan Teori Van Hiele, yang meliputi proses berpikir dalam pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan. Sedangkan tahapan pemikiran Teori Van Hielemeliputi informasi, orientasi, penjelasan, orientasi bebas dan integrasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah enam siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kebonsari Kabupaten Madiun. Pengambilan subyek berdasarkan hasil rapor siswa pada mata pelajaran matematika yaitu dua siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan sedang dan dua siswa berkemampuan rendah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan wawancara. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi yaitu membandingkan data hasil tes dan wawancara. Data hasil penelitian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah siswa kategori tinggi memiliki kecenderungan mampu menggunakan unsur-unsur proses berpikir dengan indikator pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan secara tepat. Siswa dapat memecahkan masalah bangun ruang sisi datar dengan benar dan tepat sesuai dengan langkah-langkah penyelesaian masalah secara terurut. Siswa kategori sedang memiliki kecenderungan mampu menggunakan unsur-unsur proses berpikir dengan indikator pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan secara kurang tepat. Pada umumnya siswa berkemampuan sedang dapat memecahkan masalah bangun ruang sisi datar dengan benar tetapi kurang tepat. Siswa kategori rendah memiliki kecenderungan tidak mampu menggunakan unsur-unsur proses berpikir dengan indikator pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan secara tidak tepat. Pada umumnya siswa berkemampuan rendah tidak dapat memecahkan masalah bangun ruang sisi datar sesuai langkah-langkah pemecahan masalah.Kata Kunci :   Proses Berpikir, Pemecahan Masalah, Teori Van Hiele