Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Acta Pharmaceutica Indonesia

Produksi Senyawa Metabolit Sekunder Melalui Kultur Jaringan dan Transformasi Genetik Artemisia Annua L. Manalu, Meilina Marsinta; Wirasutisna, Komar Ruslan; Elfahmi, Elfahmi
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 37, No 1 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.403 KB)

Abstract

Produksi metabolit sekunder pada tanaman biasanya menghasilkan kadar yang rendah. Metode bioteknologi telah terbuktidapat meningkatkan produksi beberapa metabolit sekunder pada tanaman. Untuk meningkatkan perolehan metabolit sekunder telah digunakan teknik kultur jaringan dan transformasi genetik dengan induksi Agrobacterium rhizogenes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan metabolit sekunder dari kultur kalus dan akar rambut dari tanaman Artemisia annua hasil transformasi genetik menggunakan A. rhizogenes. Kultur kalus dan akar rambut hasil transformasi genetika mengandung senyawa artemisinin lebih tinggi dibanding dengan kultur kalus dan akar tanpa transformasi.Kata Kunci : Artemisia annua, kultur kalus, akar rambut Agrobacterium rhizogenes, artemisinin. The production of secondary metabolites of plant is usually low. Biotechnological methods have been proved to enhance the production of some of plant’s secondary metabolites. To enhance the production of secondary metabolites, cell cultures and genetically transformed plants which were induced by Agrobacterium rhizogenes have been used. This research aimed to enhance the secondary metabolite content from A. rhizogenes transformed callus and hairy roots cultures of Artemisia annua. Genetically transformed callus and hairy root cultures of A. annua contained higher artemisinin content compared to untransformed callus and root cultures.Keywords : Artemisia annua, callus cultures, hairy roots, Agrobacterium rhizogenes, artemisinin.
Elisitasi Kultur Sel Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk Produksi Senyawa Aktif Xantorizol Elfahmi, Elfahmi; Aziz, Syaikhul; Dana, Akbar
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 39, No 1 & 2 (2014)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.053 KB)

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang telah digunakan untuk tujuan pengobatan. Xantorizol, senyawa seskuiterpenoid dari temulawak, telah banyak diteliti aktivitasnya. Kandungan senyawa xantorizol dari tanaman ini sangat kecil dan waktu panen relatif lama. Untuk mengoptimalkan produksi xantorizol, teknik kultur jaringan tanaman dapat digunakan sebagai salah satu alternatif. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kadar xantorizol dari kultur suspensi sel temulawak menggunkan elisitor. Kultur kalus yang telah diinisiasi pada media padat diinduksi menjadi suspensi sel dengan media cair. Kultur suspensi sel yang berumur dua minggu dan dielisitasi dengan ekstrak ragi. Kultur dipanen pada minggu pertama dan kedua setelah perlakuan dan dikeringkan. Sampel kering diekstraksi dengan etil asetat dan dianalisis dengan KCKT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kultur yang dielisitasi dengan ekstrak ragi 100 ppm dapat menstimulasi pembentukan xantorizol sebesar 0,186%.Kata kunci: Curcuma xanthorrhiza Roxb., ekstrak ragi, kultur suspensi sel, temulawak.AbstractTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is the one of indigenous plants in Indonesia that has been used for medicinal purpose. Xanthorrhizol, a sesquiterpenoid compound from temulawak, was studied for various activities. Xantorrhizol content in this plant is very low and relatively have long time for harvest. For optimize the production of xanthorrhizol, tissue culture technique could be used as an alternative. The aim of this research was carried out by to enhance the production of xanthorrhizol from cell suspension cultures using elicitors. The initiated callus cultures from solid medium, was induced to suspension cell cultures in liquid medium. The suspension cell culture was grown for two weeks and elicited with yeast extract. The cultures were harvested on the first and second weeks after elicited. Dry sample was extracted by ethyl acetate as a solvent and analyzed by HPLC. The results showed for elicitated culture by yeast extract 100 ppm could stimulate production of xanthorrhizol by 0.186%.Keywords: Curcuma xanthorrhiza Roxb., yeast extract, cell suspension culture, temulawak.
Isolasi Senyawa Aktif Lignan dari Buah Lada Hitam (Piper nigrum L.) dan Daun Sirih (Piper betle L.) Elfahmi, Elfahmi; Wirasutisna, Komar Ruslan; Desyane, Heipy Ketrin
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 37, No 1 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.267 KB)

Abstract

Buah lada hitam (Piper nigrum L.) dan daun sirih (Piper betle L.) telah banyak digunakan secara tradisional untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Beberapa senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada kedua tanaman tersebut diduga bertanggungjawab terhadap efek farmakologi, salah satu golongan metabolit sekunder tersebut adalah lignan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa lignan dari buah lada dan daun sirih. Serbuk simplisia dari daun sirih dan buah lada hitam diekstraksi dengan ekstraksi sinambung menggunakan pelarut metanol. Ekstrak difraksinasi dengan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut air-diklorometan (1:1) dan kromatografi cair vakum. Pemurnian dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis preparatif. Isolat dikarakterisasi dengan menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM). Dari buah lada hitam telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dua senyawa lignan berupa hinokinin dan satu senyawa lignan lain yang memiliki ciri fragmen 135 dan 286 pada KG-SM. Sedangkan daun sirih memberikan data kromatografi untuk golongan lignan tetapi belum dapat dikonfirmasi dengan data KG-SM.Kata kunci : buah lada hitam, daun sirih, lignan, tanaman obat Indonesia Black pepper fruits and betel leaves are widely used traditionally to cure several illnesses. Secondary metabolites of both plants are believed to be responsible for their pharmacological effect; one of the secondary metabolites groups is lignan. The goal of this research is to isolate lignans from betel leaves and black pepper fruits. Crude drugs of betel leaves and pepper fruits were extracted with Soxhlet apparatus, using methanol. The extract was fractionated by liquid-liquid extraction using dichloromethane-water (1:1) and vacuum liquid chromatography. Purification was conducted by preparative thin layer chromatography. Isolated compounds were characterized by gas chromatography-mass spectra (GC-MS). Two lignans were isolated from black pepper fruits and identified with GCMS. First known as hinokinin, and another has MS fragment 135 and 268, which are specific for lignan compounds. Betel leaves showed chromatography data to lignan groups but cannot confirm yet by GC-MS.Keywords: black pepper fruits, betel leaves, lignan, Indonesian Medicinal Plant
Isolasi Senyawa Aktif Lignan dari Buah Lada Hitam (Piper nigrum L.) dan Daun Sirih (Piper betle L.) Elfahmi Elfahmi; Komar Ruslan Wirasutisna; Heipy Ketrin Desyane
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 37 No. 1 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah lada hitam (Piper nigrum L.) dan daun sirih (Piper betle L.) telah banyak digunakan secara tradisional untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Beberapa senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada kedua tanaman tersebut diduga bertanggungjawab terhadap efek farmakologi, salah satu golongan metabolit sekunder tersebut adalah lignan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa lignan dari buah lada dan daun sirih. Serbuk simplisia dari daun sirih dan buah lada hitam diekstraksi dengan ekstraksi sinambung menggunakan pelarut metanol. Ekstrak difraksinasi dengan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut air-diklorometan (1:1) dan kromatografi cair vakum. Pemurnian dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis preparatif. Isolat dikarakterisasi dengan menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM). Dari buah lada hitam telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dua senyawa lignan berupa hinokinin dan satu senyawa lignan lain yang memiliki ciri fragmen 135 dan 286 pada KG-SM. Sedangkan daun sirih memberikan data kromatografi untuk golongan lignan tetapi belum dapat dikonfirmasi dengan data KG-SM.Kata kunci : buah lada hitam, daun sirih, lignan, tanaman obat Indonesia Black pepper fruits and betel leaves are widely used traditionally to cure several illnesses. Secondary metabolites of both plants are believed to be responsible for their pharmacological effect; one of the secondary metabolites groups is lignan. The goal of this research is to isolate lignans from betel leaves and black pepper fruits. Crude drugs of betel leaves and pepper fruits were extracted with Soxhlet apparatus, using methanol. The extract was fractionated by liquid-liquid extraction using dichloromethane-water (1:1) and vacuum liquid chromatography. Purification was conducted by preparative thin layer chromatography. Isolated compounds were characterized by gas chromatography-mass spectra (GC-MS). Two lignans were isolated from black pepper fruits and identified with GCMS. First known as hinokinin, and another has MS fragment 135 and 268, which are specific for lignan compounds. Betel leaves showed chromatography data to lignan groups but cannot confirm yet by GC-MS.Keywords: black pepper fruits, betel leaves, lignan, Indonesian Medicinal Plant
Produksi Senyawa Metabolit Sekunder Melalui Kultur Jaringan dan Transformasi Genetik Artemisia Annua L. Meilina Marsinta Manalu; Komar Ruslan Wirasutisna; Elfahmi Elfahmi
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 37 No. 1 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi metabolit sekunder pada tanaman biasanya menghasilkan kadar yang rendah. Metode bioteknologi telah terbuktidapat meningkatkan produksi beberapa metabolit sekunder pada tanaman. Untuk meningkatkan perolehan metabolit sekunder telah digunakan teknik kultur jaringan dan transformasi genetik dengan induksi Agrobacterium rhizogenes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan metabolit sekunder dari kultur kalus dan akar rambut dari tanaman Artemisia annua hasil transformasi genetik menggunakan A. rhizogenes. Kultur kalus dan akar rambut hasil transformasi genetika mengandung senyawa artemisinin lebih tinggi dibanding dengan kultur kalus dan akar tanpa transformasi.Kata Kunci : Artemisia annua, kultur kalus, akar rambut Agrobacterium rhizogenes, artemisinin. The production of secondary metabolites of plant is usually low. Biotechnological methods have been proved to enhance the production of some of plant's secondary metabolites. To enhance the production of secondary metabolites, cell cultures and genetically transformed plants which were induced by Agrobacterium rhizogenes have been used. This research aimed to enhance the secondary metabolite content from A. rhizogenes transformed callus and hairy roots cultures of Artemisia annua. Genetically transformed callus and hairy root cultures of A. annua contained higher artemisinin content compared to untransformed callus and root cultures.Keywords : Artemisia annua, callus cultures, hairy roots, Agrobacterium rhizogenes, artemisinin.
ISOLASI SENYAWA MARKER DARI EKSTRAK AIR DAUN KELOR (MORINGAN OLEIFERA LAMK.) Elfahmi Elfahmi; Maria Immaculata Iwo; Sartika Yuniarti
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 43 No. 1 (2018)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelor (MoringaoleiferaLamk.) adalah tanaman termasuk dalam famili Moringaceae yang telah lama digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit secara tradisional. Penggunaan secara empiris tersebut telah dibuktikan secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa marker dari ekstrak air daun kelor. Penelitian ini dimulai dari pembuatan ekstrak, karakterisasi simplisia, dan penapisan fitokimia. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara daun diblender dengan penambahan aquades kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan, kemudian dikeringkan menggunakanalat freeze dryer sampai diperoleh ekstrak kering.Ekstrak air daun kelor difraksi nasi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut etil asetat. Fraksi etil asetat disubfraksinasi dengan menggunakan kromatografi kolom klasik. Pemurnian dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif dan uji kemurnian dilakukan dengan menggunakan KLT pengembangan tunggal dan KLT dua dimensi. Isolat dikarakterisasi menggunakan KLT dengan penampak bercak spesifik dan pereaksi geser. Dari hasil pemurnian didapatkan senyawa murni dengan bentuk amorf. Berdasarkan data spektroskopi UV diduga isolat yang diperoleh merupakan flavonol, dimana terdapat OH pada posisi C3, C7, dan C4', serta tidak adanya orto di-OH pada cincin B.
Elisitasi Kultur Sel Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk Produksi Senyawa Aktif Xantorizol Elfahmi Elfahmi; Syaikhul Aziz; Akbar Dana
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 39 No. 1 & 2 (2014)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang telah digunakan untuk tujuan pengobatan. Xantorizol, senyawa seskuiterpenoid dari temulawak, telah banyak diteliti aktivitasnya. Kandungan senyawa xantorizol dari tanaman ini sangat kecil dan waktu panen relatif lama. Untuk mengoptimalkan produksi xantorizol, teknik kultur jaringan tanaman dapat digunakan sebagai salah satu alternatif. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kadar xantorizol dari kultur suspensi sel temulawak menggunkan elisitor. Kultur kalus yang telah diinisiasi pada media padat diinduksi menjadi suspensi sel dengan media cair. Kultur suspensi sel yang berumur dua minggu dan dielisitasi dengan ekstrak ragi. Kultur dipanen pada minggu pertama dan kedua setelah perlakuan dan dikeringkan. Sampel kering diekstraksi dengan etil asetat dan dianalisis dengan KCKT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kultur yang dielisitasi dengan ekstrak ragi 100 ppm dapat menstimulasi pembentukan xantorizol sebesar 0,186%.Kata kunci: Curcuma xanthorrhiza Roxb., ekstrak ragi, kultur suspensi sel, temulawak.AbstractTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is the one of indigenous plants in Indonesia that has been used for medicinal purpose. Xanthorrhizol, a sesquiterpenoid compound from temulawak, was studied for various activities. Xantorrhizol content in this plant is very low and relatively have long time for harvest. For optimize the production of xanthorrhizol, tissue culture technique could be used as an alternative. The aim of this research was carried out by to enhance the production of xanthorrhizol from cell suspension cultures using elicitors. The initiated callus cultures from solid medium, was induced to suspension cell cultures in liquid medium. The suspension cell culture was grown for two weeks and elicited with yeast extract. The cultures were harvested on the first and second weeks after elicited. Dry sample was extracted by ethyl acetate as a solvent and analyzed by HPLC. The results showed for elicitated culture by yeast extract 100 ppm could stimulate production of xanthorrhizol by 0.186%.Keywords: Curcuma xanthorrhiza Roxb., yeast extract, cell suspension culture, temulawak.
NMR Study of Methyl β-orsellinate from Dirinaria sp. was Collected from Coastal Areas of Teluk Nipah, Pulau Pangkor, Perak Malaysia Andi Rifki Rosandy; Nurul Nadiah Binti Abdul Rahman; Rozida Khalid; Agus Chahyadi; Elfahmi Elfahmi
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 46 No. 1 (2021)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research was carried out to isolate and characterize the methyl β-orsellinate of lichen Dirinaria sp. collected from the coastal areas of Teluk Nipah, Pulau Pangkor, Perak Malaysia. The sample was extracted in methanol for three times at room temperature. Subsequently, the crude extracts and further analysed using thin-layer chromatography (TLC) and vacuum liquid chromatography (VLC). To derive the pure compounds, the isolation step was performed using radial chromatography (RC). The chemical structure of the isolated compound was determined by several spectroscopies i.e. infra-red (IR), nuclear magnetic resonances (NMR), and mass spectrometric (MS). The compound was identified as methyl β-orsellinate.  
Co-Authors Adella Shindy Pratiwi Adji Mustiaji Agus Chahyadi Agus Chahyadi Agus Chahyadi Agus Supriadi Aisyah, Siti Zanuba Akbar Dana Akhirul Kahfi Syam Ana Indrayati Andi Rifki Rosandy Andre Ditya Maulana Lubis Andreanus A Soemardji Anggardiredja, Kusnandar Anita K Ari Sr Windyaswari Ari Sri Widyaswari Ari Sri Windyaswari Ari Sri Windyaswari, Ari Sri Ariranur Haniffadli ARTRI Astrid Indalifiany Ayu, Inna Puspa Bashari, Muhammad Hasan Beginer Subhan Budipramana, Krisyanti Choirul Huda Dana, Akbar DEBBIE SOEFIE RETNONINGRUM Desyane, Heipy Ketrin Dondy Arafat FAHRAUK FARAMAYUDA Fahrauk Faramayuda Fahrauk Faramayuda, Fahrauk Fany Mutia Cahyani Fitri Yasa, Yanti Frangky Sangande Ghozaly, Muchammad Reza Heipy Ketrin Desyane Jaka Permana Khairunisa Harizqi Nurul Husna Khairunnisa Sy Komar Ruslan Komar Ruslan Wirasutisna Komar Ruslan Wirasutisna Komar Ruslan Wirasutisna Kusnandar Anggardiredja Laode M.R. Al Muqarrabun Laode M.R. Al Muqarrabun Lusi Putri Dwita Manalu, Meilina Marsinta Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo MARLIA SINGGIH WIBOWO Marlia Singgih Wibowo Marlin Megalestin Raunsai Meilina Marsinta Manalu Morawati, Soufni Muamar Abdillah Nabila K Nebuchadnezzar Akbar NEVIATY PUTRI ZAMANI Ni Kadek Dita Cahyani, Ni Kadek Dita Niken Tunjung Murti Pratiwi Novriyandi Hanif Nurinanda Prisky Qomaladewi Nurul Nadiah Binti Abdul Rahman Oktiyas Muzaky Luthfi Pratiwi Ramadhani Feriza Rachmat Mauludin Ramelan, Riska Sigit RENALDI OKTAVIANUS Retno Wahyuningrum Retno Wahyuningrum Ridzka Magfirah Rika Amran Rika Hartati Riska Sigit Ramelan Rissyelly Rissyelly Rozida Khalid Sahidin Sahidin Sani, Lalu M. Iqbal Santoso, Winny Sartika Yuniarti Shinta Maulida Rosandhy Sigid Pamungkas Wicaksono Silvy Julian Soemardji AA Sony Suhandono Sony Suhandono SONY SUHANDONO Soraya Riyanti Soraya Riyanti Sufyan Zainul Arifin Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sulistiarini, Riski Sultan Salahudin Jamal Sumirtapura, Yeyet Cahyati Syafrizayanti, Syafrizayanti Syaikhul Aziz Syefira Salsabila Tan MI Tati Kristanti TATI KRISTIANTI Tina Rostinawati Totik Sri Mariani Totik Sri Mariani Totik Sri Mariani Totik Sri Mariani Tri Septiana, Vina Tri Yuspita Sari , Jenny Tri Yuspita, Jenny Weni Widy Astuti Winny Santoso Wirasutisna, Komar Ruslan Wirasutisna, Komar Ruslan Wiwin Herdwiani Yasa, Yanti Fitri Yeni Karlina Yodha, Agung Wibawa Mahatva Yolazenia Yolazenia Yolisa Fitri, Vioni Yosie Andriani Yuspita Sari, Jenny Tri Zaini Alfahmi