Pertumbuhan kawasan permukiman di Kota Makassar menghadirkan tantangan dalam pengelolaan lanskap yang berkelanjutan, terutama dalam penerapan prinsip green concept sebagai bagian dari pembangunan berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan lanskap permukiman berbasis green concept dalam perspektif urban sustainability, serta menganalisis perbedaannya berdasarkan strata sosial masyarakat dan tipe pengelolaan kawasan. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan paradigma positivisme, melalui pembobotan dan skoring indikator-indikator manajemen lanskap, kegiatan fisik pemeliharaan, dan peremajaan tanaman. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan observasi pada empat kawasan permukiman dengan total 120 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pengelolaan lanskap berada pada kategori cukup (skor 2,98), dengan skor tertinggi pada aspek manajemen (3,16) dan terendah pada aspek peremajaan (2,93). Pengembangan lanskap lebih optimal ditemukan pada kawasan yang dikelola oleh developer dan dihuni masyarakat strata sosial menengah ke atas. Sebaliknya, kawasan yang dikelola oleh pemerintah/masyarakat serta dihuni oleh masyarakat menengah ke bawah menunjukkan kualitas lanskap yang lebih rendah. Temuan ini menunjukkan pentingnya peran tata kelola, dukungan kelembagaan, dan keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan lanskap permukiman yang berkelanjutan, serta memberikan rekomendasi untuk penguatan kebijakan pengelolaan lanskap berbasis green concept di tingkat lokal.