Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : The International Journal of Pegon Islam Nusantara Civilization

Internalising Religious Moderation Through Historical Memory Wahyudi, Johan; Madjid, M. Dien; Fahmi, Kaula
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 12 No 01 (2024): Dakwah Digital, Moderasi Beragama dan Kajian Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51925/inc.v12i01.109

Abstract

This study aims to describe a historical perspective on religious moderation in the South Sulawesi region, focusing on the harmonious relationship between the Toraja, Bugis and other tribes. Although the majority of Tana Toraja's population is Christian, good relations with people of other religions, including Islam, have been established and maintained for centuries. Through a historical approach, this research will seek the historical roots of tolerance and peaceful relations between religious groups in the region. The history of the South Sulawesi region shows a tradition of religious moderation that has been passed down from generation to generation. The religious and cultural diversity of the region has shaped a unique and complementary social identity, despite the dark historical memories that exist between them. The research method used in this study is oral source-based historical analysis with Toraja traditional leaders. The data collected will be analysed to reveal the pattern of relationship between the tribes in the context of religion. The results of this study will illustrate that religious tolerance in South Sulawesi has been rooted since the past and did not appear out of nowhere. The tradition and culture of religious moderation have played a role in creating a social environment that respects differences and facilitates interfaith dialogue. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perspektif sejarah moderasi beragama di wilayah Sulawesi Selatan, dengan fokus pada hubungan harmonis antara suku Toraja, Bugis, dan suku lainnya. Meski mayoritas penduduk Tana Toraja beragama Kristen, namun hubungan baik dengan pemeluk agama lain, termasuk Islam, telah terjalin dan terpelihara selama berabad-abad. Melalui pendekatan historis, penelitian ini akan mencari akar sejarah toleransi dan hubungan damai antar kelompok agama di wilayah tersebut. Sejarah daerah Sulawesi Selatan menunjukkan tradisi moderasi beragama yang diwariskan secara turun temurun. Keberagaman agama dan budaya di wilayah tersebut telah membentuk identitas sosial yang unik dan saling melengkapi, meskipun ada kenangan sejarah kelam yang ada di antara mereka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sejarah berbasis sumber lisan dengan tokoh adat Toraja. Data yang terkumpul akan dianalisis untuk mengungkap pola hubungan antar suku dalam konteks agama. Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran bahwa toleransi beragama di Sulawesi Selatan telah mengakar sejak dahulu kala dan tidak muncul begitu saja. Tradisi dan budaya moderasi beragama berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang menghargai perbedaan dan memfasilitasi dialog antaragama.
Menolak Tunduk Aprianita, Triana; Wahyudi, Johan
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 13 No 02 (2024): Teks Suci, Ortografi Pegon dan Sejarah Sosial dalam Kajian Islam Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51925/inc.v13i02.121

Abstract

This article examines the existence of Tawan Karang Rights as one of the traditional legal practices in the archipelago which was maintained by the coastal communities of the Dutch East Indies until the end of the 19th century. The focus of this research is to understand how Tawan Karang Rights as a form of customary law interact, conflict and negotiate with the international shipping legal framework introduced by the Dutch colonial era. This research uses legal research methods by looking at the legal products of Tawan Karang in the Kingdom of Bali and the Kingdom of Teunom, in Aceh and comparing them with conventional shipping law at that time. This article shows that the interaction between Tawan Karang Rights and international shipping law in the Dutch East Indies was a reflection of the broader conflict between customary law and colonial law. This practice not only reflects the socio-economic dynamics of coastal communities, but also highlights how customary law attempts to negotiate its existence in the face of modern legal pressures brought about by colonialism. Artikel ini mengkaji keberadaan Hak Tawan Karang sebagai salah satu praktik hukum tradisional di Nusantara yang dipertahankan oleh masyarakat pesisir Hindia Belanda hingga akhir abad ke-19. Fokus penelitian ini adalah memahami bagaimana Hak Tawan Karang sebagai bentuk hukum adat berinteraksi, berkonflik, dan bernegosiasi dengan kerangka hukum pelayaran internasional yang diperkenalkan oleh kolonial Belanda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum dengan melihat produk hukum Tawan karang di Kerajaan Bali dan Kerajaan Teunom, di Aceh dan mengkomparasikannya dengan hukum pelayaran konvensional kala itu. Artikel ini menunjukkan bahwa interaksi antara Hak Tawan Karang dan hukum pelayaran internasional di Hindia Belanda merupakan cerminan dari konflik yang lebih luas antara hukum adat dan hukum kolonial. Praktik ini tidak hanya mencerminkan dinamika sosial-ekonomi masyarakat pesisir, tetapi juga menyoroti bagaimana hukum adat berupaya menegosiasikan keberadaannya dalam menghadapi tekanan hukum modern yang dibawa oleh kolonialisme.