Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan sistem pembangkit listrik yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi, namun menghadapi tantangan seperti kendala infrastruktur, keterbatasan sumber daya manusia, dan resistensi terhadap teknologi baru. Salah satu inovasi yang diperkenalkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Performance Monitoring System (PMS). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja pegawai dan menganalisis penerimaan pengguna terhadap PMS di PLTU, guna menemukan solusi yang dapat meningkatkan efisiensi operasional dan pemanfaatan teknologi. Monitoring kinerja dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi operasional, transparansi, dan pengambilan keputusan berbasis data. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan mengadopsi dua model teoritis: Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) untuk mengevaluasi penerimaan teknologi, serta Task Technology Fit (TTF) untuk menilai kesesuaian tugas dengan teknologi. Data dikumpulkan melalui survei kuesioner kepada pegawai pengguna PMS. Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja dan ekspektasi usaha dalam model UTAUT secara signifikan memengaruhi penerimaan pengguna terhadap PMS. Analisis TTF mengungkap bahwa kesesuaian antara tugas dan teknologi meningkatkan efisiensi kerja serta kinerja pegawai. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami bagaimana penerimaan teknologi dan kesesuaian tugas-teknologi memengaruhi kinerja, sehingga mendukung keberhasilan operasional PLTU.